Meramban di Puncak

 





Setelah hampir delapan tahun tinggal dan bekerja di Jakarta, baru saya berkesempatan pergi ke Puncak Bogor untuk pertama kalinya. Ternyata vibes Puncak itu mirip dengan Sembalun di Lombok Timur.

Puncak adalah tujuan outing kantor tahun ini. Awal tahun dibuka dengan liburan dan seru-seruan bersama sekaligus rapat kerja. Seru banget.

Sejak awal tahu tujuan outing kami adalah Puncak, saya sudah berniat untuk meramban atau foraging, mencari tanaman-tanaman liar edible di sekitar tempat vila kami. Saya suka nontonin video orang yang makan lalapan berbagai jenis sayur liar yang enggak ada di pasar, karena itulah saya pengin meramban kali aja ketemu tanaman-tanaman liar edible itu. Karena saya juga orang yang sukaaa banget makan sayur dan lalap sayur mentah. So here we go!




Waktu kami berangkat ke Puncak, khususnya di kawasan Megamendung, hujan deras turun. Mana mobil kami mesti melewati jalan kecil dan menanjak ke atas bukit dengan jarak pandang yang lumayan berkabut. Alhamdulillah kami selamat sampai di tujuan di tengah hujan deras.

Lokasi vila kami juga dekat dengan kebun-kebun dan persawahan. Di sekelilingnya tentu banyak tanaman liar. Di kejauhan dari atas vila, kami bisa melihat Gunung Salak dan Gunung Gede. Ketika pagi, pemandangannya sungguh indah.












Saya selalu suka setiap mengikuti outing kantor karena teman-teman saya kocak abis dan ngocol. Acara outing kami selalu dibarengi acara-acara seru penuh tawa. Saya sampai capek deh ketawa kalau sudah sama mereka. Wkwkwkwkwk.

Sore sampai malam hari kami full agenda. Rapat, games, karaoke, lomba pingpong, dan malamnya dilanjut Merdeka Got Talent wkwkwkwk. Sebelumnya agenda tahunan ini bernama Merdeka Idol tapi tahun ini diganti jadi Merdeka Got Talent hahaha. Setelah kelar acara yang bikin ketawa sampai sakit perut itu, kami ngegrill dan tukar kado.















Besoknya sebelum balik ke Jakarta saya meramban sembari hiking tipis-tipis dengan beberapa teman. Kami berkeliling menyusuri kebun dan persawahan, naik ke bukit. Sembari jalan itulah saya meramban. Saya ketemu pakis, daun sintrong, pegagan, sirih cina. Saya kerap tertinggal rombongan karena harus berhenti memetik tanaman-tanaman liar ini hahaha

Saya memang sudah sengaja siapkan kantong plastik dari rumah untuk meramban. Jadi sambil jalan, petik, cemplungin ke dalam kantong. Lumayan waktu itu dapat sekantong. 

Saya juga dipetikin daun walangit sama bapak penjaga vila. Daun itu wanginya sangat tajam dan menusuk mirip walang sangit. Enak cuma wanginya mengganggu. Waktu itu saya ajak bapaknya ngobrol-ngobrol sebentar dan beliau ngasih tahu jenis-jenis tanaman yang bisa jadi obat dan dilalap. 

Alhamdulillah keinginan meramban terwujud dan saya pulang bawa tentengan banyak wkwkwkwk. Sampai kos saya langsung bersihin hasil merambannya dan saya pisahin berdasarkan jenisnya, lalu disimpan di kulkas. Lumayan buat stok sayur seminggu wkwkw







MasyaAllah ya Allah telah menciptakan begitu banyak tanaman dengan segala manfaatnya. Allahuakbar.

Well, itulah cerita saya pertama kali ke Puncak dan meramban, yang dalam bahasa kerennya disebut foraging. Foraging juga belakangan mulai jadi tren di luar negeri, di mana gaya hidup untuk menggalakkan konsumsi real food mulai disuarakan. 


Next meramban kemana lagi ya? Hehe

Comments

Popular Posts