Resensi Buku “Sampai Maut Memisahkan Kita” Karya Mira W




Judul       : Sampai Maut Memisahkan Kita

Penulis   : Mira W

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun     : Januari, 2002 (Cetakan Keenam)

ISBN        : 979-511-562-6



Baru pertama kali ini saya membaca karya Mira W. Nama yang kerap saya baca saat di pembuka tayangan sinetron dimana sinetron tersebut diangkat dari bukunya. Kesan pertama membaca buku ini seperti menikmati sebuah tayangan sinetron. Cerita yang dapat ditebak kemana mengalirnya, bagaimana alur ceritanya. Tipikal sinetron banget.

Sampai Maut Memisahkan Kita menceritakan kehidupan cinta Febrian Budiman. Kegagalan rumah tangganya dengan Inge, teman sekampusnya saat masih kuliah di Fakultas Kedokteran membuatnya trauma dan meninggalkan dampak psikis yang cukup parah bahkan sampai ia mengalami impotensi.

Saat Inge melahirkan, anaknya mati lahir serta cacat tak berbentuk. Dari sana ia mengalami trauma mendalam sampai akhirnya mereka berpisah, kendati belum resmi bercerai. Febrian kemudian pindah ke Los Angeles, melanjutkan kuliah. Di LA, ia bertemu The Blue Angel atau Mary Teresa Wilson, seorang pegulat (wristler) erotis.

Angel atau Tessa berhasil membuat Febrian sembuh dari penyakitnya. Mereka saling mencintai dan tinggal bersama di sebuah flat. Hubungan mereka semakin dekat dan akhirnya Febrian membawa Angel ke Jakarta, mengenalkannya dengan orang tuanya. Febrian kembali ke Jakarta juga dalam rangka menyelesaikan perceraiannya dengan Inge. Tapi setelah bertemu Inge, yang kini telah sukses menjadi wanita karier membuat perasaan lama Febrian tumbuh kembali.

Hubungan antara Inge, Febrian, dan Angel semakin pelik. Walaupun akhirnya Febrian dan Inge kembali bersama, namun perasaannya kepada Angel tak pernah berubah. Tanpa sepengetahuannya, Angel juga mengandung anaknya. Namun terpaksa kembali ke LA setelah Febrian melukai hatinya.

Kisah semakin panjang. Seperti sinetron. Ada juga tokoh lain yang masuk di dalam kisah ini, Agus yang dicurigai Febrian sebagai ayah kandung dari anaknya bersama Inge yang dinamai Angel.

Banyak istilah kedokteran dalam buku ini, karena setahu saya Mira W adalah seorang dokter sehingga penjelasannya cukup detail. Buku ini saya habis baca hanya dalam beberapa jam. Walaupun bukan genre favorit saya, tapi saya cukup penasaran dengan ceritanya sehingga saya cepat merampungkannya. Buku ke-12 yang saya baca di 2017.





Comments

Popular Posts