Akhirnya, BBW!




Waktu pertama kali Big Bad Wolf (BBW) diadakan di Indonesia, pengen banget datang dan belanja buku. Tapi sayang kurang modal karena jauh, soalnya waktu itu saya tinggal di Lombok. Tentu membutuhkan biaya transportasi dan akomodasi yang tak sedikit kalau harus ke Jakarta.

Kemudian BBW akhirnya diselenggarakan di Surabaya. Jarak yang lebih dekat dari Lombo membuat saya waktu itu berencana datang. Sayang, enggak terwujud karena enggak ada duit.

Alhamdulillah, keinginan saya akhirnya tercapai. Di 2018 ini, saya bisa datang ke BBW. Bahagia banget. Dan di event BBW tahun ini, saya datang dua kali. Hehehe

Saya pertama kali ke sana pas libur tanggal merah, Jumat (30/3/2018). Saya ke sana bareng temanku, Emi. Kami ke sana menggunakan KRL dan turun di Stasiun Rawa Buntu terus lanjut Gojek ke lokasi BBW di ICE, BSD, Kota Tangerang Selatan. Ini pula saya pertama kali ke BSD.

Memasuki kawasan BSD, saya takjub dengan tata kotanya yang futuristik. Saya seperti sedang berada bukan di Indonesia but somewhere over the another planet.

Finally, sampailah kami di lokasi BBW. I was screaming yet sooooo excited. Alhamdulillah mimpi jadi nyata. LOL.


Sebelum keliling ke berbagai section, kami makan dulu di food court. Berbagai jenis makanan dijual, sayang harganya selangit. Nasi bakar Rp 35 ribu, teh kemasan botol Rp 15 ribu (padahal di minimarket harganya paling Rp 6 ribuan), gelato Rp 25 ribu. Hmmmm. Tapi toh kami beli juga karena lapar. Belanja di food court ini tak pakai uang cash, tapi semacam kartu debit yang saldonya kita isi di counter khusus. Kalau kartunya masih ada sisa saldo, bisa di-refund.

Setelah makan-makan enak dan kenyang, kami siap mengeliling section demi section. Di BBW yang paling banyak adalah buku anak-anak. Section anak-anak cuma lihat sekilas.

Saya dan Emi pilih-pilih, masukin keranjang dan berpindah dari satu section ke section lain. Rasanya ingin beli semua.




Setelah pilih buku, kami mojok dan kami pilah lagi mana buku yg harus dibeli. Karena kebetulan lagi pengen koleksi buku pemenang Nobel, akhirnya saya beli empat buku karya para pemenang Nobel; Mario Vargas Ilosa (Sastra), Jose Saramago (Sastra), Kazuo Ishiguro (Sastra), dan Shirin Ebadi (Perdamaian). Sama satu lagi saya beli buku catatan perjalanan Seno Gumira Ajidarma ke Korea Utara yang harganya cuma Rp 15 ribu. Bahagiaaaaaaa banget. Kami pun keluar arena pameran lewat Maghrib.

Sebelum dipilah mana buku yang harus dibawa pulang

Oh iya, waktu pertama kali ke sini, antrean ke kasir itu puanjang banget. It was the longest queue ever happened in my entire life. Tapi gak ngerasa capek. No exhausted but overjoyed.

Di sini juga dijual berbagai poster film dan grub band serta gambar-gambar yang lain yang ditempel di sepanjang koridor menuju pintu keluar. Asyik buat background foto-foto.

Favorite movies all the time

Kunjungan kedua ke BBW pada Sabtu (7/4/2018). Awalnya niat berangkat pagi karena mau pakai Transjakarta. Tapi akhirnya berangkat siang juga. Berangkat sekitar pukul 11.30 dan sampai lokasi sekitar pukul 15.00. Perjalanan yang melelahkan. Kenapa lama? Jauh dan macet. Saya mesti transit di tiga halte Transjakarta (Masjid Al Azhar, Harmoni, Grogol). Kenapa lelah? Karena gak selalu dapat tempat duduk dan harus berdiri. Kenapa pilih TJ? Karena murah, Rp 3.500.

Kali ini saya pergi sendiri. Saya pun bawa bekal; gorengan dan jamur krispi. Jadi gak perlu beli makan di food court yang mahal itu.

Di kedatangan kedua ini sya cuma beli dua buku; Harper Lee (Go Set a Watchman edisi Indonesia) dan bukunya Seno Gumira Ajidarma. Selebihnya beli titipan teman.



Karena BBW akan segera berakhir, menurutku buku impornya mulai berkurang khususnya di section Literature, History, dan Biography. Waktu pertama kali ke sana, koleksinya masih banyak. Dan buku yang saya lihat saat pertama datang itu udah gak ada lagi. Yang bertambah justru buku Indonesia. Pelajaran; di BBW tahun depan enggak boleh datang di akhir waktu. 











Last but not least, di arena BBW juga tersedia jasa pengiriman. Jadi, buku yang dititip temanku bisa langsung dikirim. Sebelum pulang, aku ngaso dulu bersama orang-orang yang duduk lesehan di sepanjang koridor ICE. Ada yang sambil baca buku atau hanya duduk sembari melepas lelah.



Bungkus-bungkus buku dan siap dikirim

Dinonya lucu. Bisa mengeluarkan suara.

Malam minggu yang sempurna. Karena sudah malam, saya pulang nail KRL via Stasiun Serpong dan sampai kos pukul 23.30.

Sampai ketemu tahun depan, BBW!


Comments

Popular Posts