Lantunan Merdu Frau dan Penulis Palestina di Pembukaan JILF Pertama 2019



Saya bahagia sekali, puji syukur alhamdulillah bisa hadir di pembukaan Jakarta International Literary Festival (JILF) yang berlangsung di teater besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019) malam. Ini salah satu acara keren di Jakarta yang patut didatangi dan diramaikan. JILF baru pertama kali dilaksanakan setelah menunggu tiga tahun.



Plt Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Danton Sihombing mengatakan JILF digagas Komite Sastra DKJ. JILF tahun ini dengan temanya yaitu Menafsir (Kembali) Batas atau (Re) Defining Borders ingin membuka pagar-pagar yang membatasi sastra antar negara selatan dengan dunia internasional. 

Dalton mengatakan, pihaknya ingin JILF memiliki nilai pembeda dari festival sastra internasional lainnya sehingga bisa menjadi pembanding. Salah satu upayanya dengan mengadakan pasar hak cipta dan terjadi beberapa transaksi.




Sastrawan Yusi Avianto Pareanom selaku Direktur Festival JILF mengatakan JILF digagas sejak 2016 dan tiga tahun kemudian baru bisa terlaksana. "Tiga tahun merayu, meyakinkan, kadang-kadang agak mengancam juga akhirnya tahun ini alhamdulillah berhasil," jelasnya.

Yusi mengatakan dengan festival ini, pihaknya ingin memperkenlkan para penulis yang berasal dari kawasan selatan karena banyak penulis dari Malaysia, Thailand, dan lainnya tak terlalu dikenal padahal karyanya layak dibaca. Begitu juga dengan penulis Indonesia dan karyanya yang ingin diperkenalkan ke tingkat yang lebih luas.






Pembukaan JILF 2019 dimeriahkan oleh musisi indie Frau atau Leliyani Hermiasih. Musisi keren yang sejak dulu ingin saya saksikan live performancenya dan surprisingly, she was soo magical. 

Frau membawakan tiga lagu salah satunya lagu yang ditulis Koesalah Soesilo Toer untuk mengenang korban genosida 1965. Dia juga membawakan lagu Sari Menari dan lagu pertama yang dia bawakan saya lupa judulnya hehehe. Saya terkesima. She left me in awe. Keren banget Frauuuuuu. 

Frau biasanya menyanyi diiringi Oscar, her piano. Tapi kali ini Oscar tak turut serta dan Frau ditemani piano yang diberi nama John.







Inti acara pembukaan ini adalah speech dari penulis Palestina, Adania Shibli. Pidato kunci yang dibawakan Shibli berjudul I am Not to Speak My Language. Saya tidak mengikuti pidato sampai akhir karena harus mengejar bus. Hehe. Tapi syukurnya dapat file isi pidatonya. 



Selain berbagai diskusi keren, di sekitar venue JILF juga ada bazaar buku. Jangan lewatkan acara keren ini. Kapan lagi kan? Bagi yang di sekitar Jakarta, kuy cuss!!





Comments

Popular Posts