Setelah Membaca Buku "Dalih Pembunuhan Massal"
Saya baru selesai membaca buku Dalih Pembunuhan Massal; Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto 1965 karya John Roosa. Saya mulai membaca buku ini kalau gak salah sejak Juli, sekitar empat bulanan. Bacanya saya cicil sedikit demi sedikit biar lebih paham karena ini buku sejarah. Saya juga membaca buku-buku lain makanya selesainya agak lama.
Saya senang membaca buku sejarah. Apalagi soal peristiwa G30S yang masih ditutupi kabut gelap. Selama ini kita, khususnya saya sendiri hanya mengetahui peristiwa itu dari pelajaran sejarah di sekolah, yang kita tahu buku pelajaran sejarah yang jadi rujukan materi di kelas diambil dari satu sumber saja yaitu pemerintah.
Akhirnya saya menemukan buku bapak John Roosa, saya mendapatkan insight baru soal sejarah kelam itu. Setelah membaca buku itu saya menarik kesimpulan, apa yang terjadi pada 1965 itu adalah Dewan Jenderal vs Dewan Revolusi.
Dewan Jenderal yang terdiri para petinggi di Angkatan Darat merencanakan kup untuk melengserkan Presiden Soekarno. Tapi menurut mereka Soekarno tak bisa begitu saja dilengserkan karena mendapatkan dukungan besar dari rakyat. Akhirnya disusunlah rencana bagaimana agar Soekarno lengser tapi penyebab dia lengser adalah PKI. Saat itu PKI adalah salah satu partai yang memiliki massa besar di daerah.
Rencana kup masuk ke telinga Ketua CC PKI, DN Aidit. Melalui Sjam, Ketua Biro Chusus Pusat, yang memiliki intelijen atau informan di dalam Angkatan Darat, dicari tahulah seputar rencana itu. Aidit ingin bertindak mencegah kup itu dan melindungi Bung Karno. Dibentuklah Dewan Revolusi untuk menghalangi rencana itu. Awalnya diusulkan dewan ini bernama Dewan Militer tapi ditolak Aidit dan diganti menjadi Dewan Revolusi.
Dewan Revolusi yang salah satu anggotanya adalah adalah Letkol Untung, Komandan Batalyon 1 Pasukan Cakrabirawa (paspampres). Dewan Revolusi ini lah yang memerintahkan penculikan tujuh jenderal.
Berdasarkan sumber-sumber yang dikemukakan dalam buku ini, perintah Dewan Revolusi hanya menculik jenderal dan membawanya ke presiden untuk dikonfrontasi terkait rencana kup tersebut. Tapi entah kenapa kemudian ada pembunuhan.
Aidit Cs terinspirasi penculikan Soekarno-Hatta oleh sekelompok pemuda untuk menekan Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.
Gerakan tersebut gagal dengan segala keterbatasan salah satunya kelemahan dalam sistem komando Dewan Revolusi. Apalagi setelah para jenderal terbunuh. PKI diminta bertanggung jawab. Soeharto muncul memanfaatkan situasi.
Seharusnya yang bertanggung jawab ialah pengurus pusat PKI yang terlibat dalam merancang perlawanan terhadap Dewan Jenderal, tapi sangat disayangkan seluruh anggota PKI sampai ke daerah-daerah turut dibantai tanpa menjalani proses peradilan.
Itu sih inti yang saya dapatkan dari buku ini.
Semoga sejarah kelam ini tak akan pernah terulang kembali.
Dulu buku seperti ini tidak akan pernah terbit dan beredar di masyarakat luas. Syukurlah kini buku2 yang berseberangan pun bisa dibaca dan biarkan masyarakat pembaca yang memutuskan sejarah mana yang layak dipercaya. Tidak ada sudut tunggal dalam melihat sejarah
ReplyDeleteIyes. Bener banget. Thank you udah mampir, mas. :)
Delete