Review Film "Bloodshot"
Tahun: 2020
Sutradara: David SF Wilson
Pemain: Vin Diesel, Eiza Gonzalez, Toby Kebbell, Guy Pearce, Lamorne Morris
"Who we were doesn't have to define who we're gonna be. We can choose, we all can."
Ray Garrison (Vin Diesel) masuk dalam tim militer Amerika Serikat yang dikerahkan ke Mombasa, Kenya, untuk membebaskan warga Amerika yang ditawan di sana. Dari sanalah segala bermula.
Ray diburu sekelompok geng yang ingin membalas dendam atas penyerangan di Mombasa. Geng yang dipimpin Martin Axe (Toby Kebbell) itu menculik istri Ray, Gina Garrison (Talulah Riley). Ray dan Gina kemudian dibunuh.
Di suatu tempat yang penuh dengan peralatan teknologi tinggi, Ray terbangun dan namanya diubah jadi Bloodshot. Atas bantuan Dr Emil Harting (Guy Pearce), pemimpin ilmuwan di RST, Ray bisa dihidupkan kembali, namun segala ingatannya hilang.
RST (Rising Spirit Technology) adalah sebuah program Pentagon untuk menyelematkan atau mereparasi fisik para anggota militer yang terluka, cacat, kehilangan organ tubuh dalam perang. Dengan bantuan nanoteknologi, Ray hidup kembali.
Ray berusaha mencari tahu apa yang terjadi padanya dan kenapa dia bisa berada di tempat Dr Harting. Dia mencoba memungut sisa-sisa ingatannya dan meminta KT (Eiza Gonzales) menjelaskan apa yang terjadi padanya. Eiza adalah mantan anggota militer yang juga diselamatkan RST.
Harting mengantisipasi jangan sampai Blooshot mengingat kembali siapa dirinya. Tapi setelah mendapatkan kembali gambaran apa yang terjadi padanya di masa lalu, Ray kabur ke Budapest, Hungaria, memburu Martin Axe, membalaskan dendam atas kematian istrinya.
Bloodshot menjadi manusia tapi dengan bantuan teknologi dan uji coba ilmiah, dia tidak bisa mati sekalipun ditembak ratusan kali karena tubuhnya dikendalikan teknologi dari laboratorium RST.
Ternyata RST adalah program ambisius Harting dan mereka yang pernah ditolong tak bisa keluar. Dia ingin memanipulasi Bloodshot untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Berhasilkan Bloodshot keluar dari perangkap Harting? Dan juga KT yang telah lama mendambakan kebebasan?
Saya suka dengan aksi gebuk-gebukan Vin Diesel di sini tapi secara keseluruhan saya kurang suka filmnya. Saya kurang suka sama ceritanya. Mungkin karena saya kurang suka film-film science fiction.
Ratenya 3/5.
Comments
Post a Comment