Resensi Buku "Silence"
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Yulita Dewi Pusparanny
Penerbit: Haru
Aku ingin kembali ke masa saat aku masih percaya bahwa masa depan akan bergelimang kebahagiaan.
Buku-buku Akiyoshi Rikako sering saya lihat direkomendasikan oleh para booktwt di X. Itu salah satu alasan saya memilih buku ini waktu ke Perpusnas. Dan baru kali ini deh kayaknya saya baca karya penulis Jepang kontemporer, eh tapi Haruki Murakami juga kan kontemporer ya, karena saya pernah baca satu bukunya Murakami yang Dengarlah Nyanyian Angin heuhe.
Silence mengisahkan tentang seorang perempuan perantau, Miyuki, yang enggan balik dan menetap kembali di kampung halamannya di pulau kecil bernama Yuki-no-Shima di Prefektur Niigata. Miyuki lebih nyaman tinggal di Tokyo dan menjalani kariernya sebagai manajer artis debut ternama, Miyahara Kaori. Di kota dia lebih merasa nyaman dan segala ada.
Namun sejauh apapun dia berusaha tidak terikat dengan kampung halamannya, selalu ada 'panggilan' yang menyuruhnya untuk kembali. Jadi setelah bertahun-tahun pacaran dan tinggal bareng pacarnya, Toshiaki, Miyuki menuntut agar segera dilamar dan dinikahi. Jadi dia mengajak Toshiaki untuk datang ke kampung halamannya untuk melamarnya di depan orang tuanya sekaligus merayakan tahun baru di kampung. Jadi berangkat lah mereka ke Yuki-no-Shima, menempuh perjalanan berjam-jam, termasuk naik kapal, hal yang membuat Toshiaki ini enggan dan malas untuk ikut.
Konon, Yuki-no-Shima ini punya dewa pelindung yang disebut warga lokal sebagai Shimatama-san. Jadi warga lokal juga meyakini Shimatama-san melindungi warga Yuki-no-Shima dari berbagai niat jahat orang lain. Banyak kejadian aneh menimpa Miyuki setibanya di kampung, sosok Toshiaki yang sebenarnya sangat red-flag pun tiba-tiba terungkap. Sorry spoiler alert. Hehe
Kendati demikian, Miyuki tetap bersikukuh ingin menikah dengan Toshiaki. Emang cewek bucin goblok. Wkwkwk
Shimatama-san juga diyakini ingin Miyuki tetap tinggal di kampungnya dan mencegahnya balik ke Tokyo. Shimatama-san ingin menyadarkan Miyuki bahwa masa depan tetap ada di kampungnya.
Intinya sih begitu. Banyak orang menyebut ini genrenya misteri, tapi saya gak merasa ini ada unsur misterinya soalnya enggak menyeramkan. Tapi mungkin karena ada sosok Shimatama-san dan kejadian-kejadian aneh yang menimpa Miyuki.
Buku ini kaya akan unsur kultural masyarakat Jepang. Banyak catatan kaki yang menjelaskan berbagai hal terkait budaya tersebut, termasuk nama-nama makanan yang bikin ngiler. Selain itu juga dimasukkan problem sosial yang dialami masyarakat Jepang, salah satunya krisis demografi. Penduduk Yuki-no-Shima sangat sedikit dan tiap tahun terus berkurang karena banyak yang memilih merantau dan tinggal di kota.
Buku ini pace-nya agak lambat dan di awal saya agak sedikit bosan. Ada juga plot yang bikin bingung yang gak ada penjelasan apapun, yang membiarkan pembaca menebak-nebak sendiri, salah satunya soal penemuan handphone di bawah tumpukan salju wkwk. By the way, Tatsuya adalah tokoh favorit saya. Cowok green forest banget. Tatsuya adalah teman masa kecil Miyuki dan Miyuki adalah cinta pertama Tatsuya.
Comments
Post a Comment