Menginap di Pondokan TKI di Malaysia (Trip Kuala Lumpur-Singapore Part 6)
Di kamar paling kiri itu aku dan Indri tidur |
Salah satu pondokan TKI di Muar, Johor |
Malaysia terkenal dengan negara penerima TKI dengan jumlah yang cukup banyak. TKI dari Lombok atau umumnya NTB yang bekerja di Malaysia juga tak sedikit jumlahnya. Tetangga dan keluargaku juga banyak yang menjadi TKI di Malaysia. Pesawat Air Asia yang kami tumpangi dari Bandara Internasional Lombok (BIL) pun didominasi oleh para TKI yang akan berangkat ke Malaysia. Pada tahun 2015 masih ada beberapa anggota keluargaku yang bekerja di Malaysia, tepatnya di wilayah Muar, Johor.
Aku pun menyempatkan diri untuk mengunjungi mereka saat ke Malaysia pertengahan 2015. Saat itu ada dua orang pamanku yang bekerja di perkebunan kelapa di sana. Kebetulan kami akan ke Singapura melalui Johor Baru dan Muar adalah wilayah yang harus kami lewati belum sampai di Johor Baru. Akhirnya aku ajak Indri mampir dan menginap semalam.
Hari Sabtu, 30 Mei 2015, aku dan Indri berangkat dari Kuala Lumpur menggunakan bus. Kami naik bus dari Terminal Bandar Tasik Selatan. Terminalnya sungguh luar bisa megah dan bersih. Kami membeli tiket tujuan Melaka dan kami turun di Melaka sentral. Di sana, pamanku sudah menunggu kami.
Sambutan pamanku begitu hangat. Kami benar-benar dianggap tamu dan dijamu dengan baik. Dari Terminal Melaka Sentral kami melanjutkan naik bus menuju Muar, Johor dimana pamanku tinggal dan bekerja.
Aku dan Indri di dekat Terminal Melaka Sentral |
Masjid di dekat pondokan TKI. Masjid ini ada di pinggir jalan raya. |
Mereka tinggal di rumah kayu yang sederhana. Di situ juga tinggal satu orang pamanku dan beberapa orang yang juga merupakan TKI dari Lombok Timur. Di dekat tempat tinggal mereka terdapat perkebunan sawit.
Malam harinya kami diajak jalan-jalan ke sekitar pantai yang dekat dari tempat tinggal mereka. Kami menikmati makan malam hidangan laut di tepi pantai. Pengalaman yang sangat seru sambil mendengar cerita pamanku tentang kehidupan para TKI dan kerinduan mereka kepada keluarga di kampung halaman. Juga tentang pengalaman mereka yang pernah menjadi TKI ilegal.
Saat menuju restoran tempat kami makan malam, sepeda motor yang kami tumpangi harus melewati jalan setapak di tengah kebun sawit. Gelap. Dan hanya lampu sepeda motor yang menerangi. Jalan raya yang kami lewati juga cukup sepi dari lalu lalang kendaraan.
Saat itu aku sempat bertanya kepada pamanku kenapa banyak TKI sering mendapat perlakuan diskriminatif dan sewenang-wenang. Aku juga menanyakan kasus TKI dari Lombok Timur yang ditembak polisi diraja Malaysia dan diduga diambil sebagian organ tubuhnya. Menurut pamanku tidak semua TKI mendapat perlakuan demikian. Itu sangat tergantung pribadi masing-masing. Intinya jika kita baik di negara orang mereka juga akan menyambut kita dengan baik.
Setelah makan malam dan ngobrol seru sekitar tiga jam, kami pun kembali ke pondok. Aku dan Indri harus istirahat karena besoknya kami harus berangkat menuju Johor Baru untuk melanjutkan perjalanan kami ke Singapura.
Pada Pagi harinya Minggu, 1 Juni 2015 kami diantar sampai ke Terminal Bentayan di Muar. Dari Bentayan, kami naik bus menuju ke Johor Baru dan selanjutnya ke Singapura. Dua orang pamanku dan seorang keponakannya ikut mengantarkan kami dan kami ditunggu sampai bis kami berangkat ke Johor Baru.
Nunggu bus lewat |
Siap berangkat ke Terminal Bentayan |
Muar adalah kota pelabuhan. Banyak bangunan-bangunan tua yang ada di dekat terminal yang mengingatkan aku pada kota tua Ampenan dan Cakranegara. Ruang tunggu penumpang di terminal didominasi warna merah, mirip dengan arsitektur China.
Ruang tunggu penumpang di Terminal Bentayan |
Kota Muar. Mirip Ampenan. |
Indri, keponakan paman, dan Paman Hamdan. |
Keponakan paman yang ikut anterin aku dan Indri ke terminal. Pose dulu lah. |
Setelah mejeng berfoto di sekitar terminal, selang beberapa lama bus yang kami tumpangi segera berangkat. Kami pun berpamitan dengan dua orang pamanku dan berterima kasih atas kebaikan mereka menampung kami yang traveling tanpa modal ini. Hahaha
Menginap semalam di pondok para TKI itu adalah pengalaman paling seru selama perjalananku ke Kuala Lumpur, Malaysia. Sungguh sambutan yang sangat luar biasa dan aku sangat berterima kasih kepada paman-pamanku. Semoga segala kebaikan selalu dilimpahkan Allah kepada mereka.
See you on next post
Comments
Post a Comment