Bertemu Seno Gumira Ajidarma, Pidato Kebudayaan 2019
Akhirnya.... yang dinantikan sudah terlewat. Bersyukur banget bisa kembali menonton langsung Pidato Kebudayaan tahun 2019. Saya excited banget sejak awal setelah tahu kalau penyaji pidato tahun ini Seno Gumira Ajidarma. Siapa sih yang enggak kenal beliau, iya kan?
Setelah pengumuman di IG Dewan Kesenian Jakarta, tanpa pikir panjang langsung daftar online biar dapat tiket secepatnya. Dan setelah dapat tiket, enggak sabar menunggu 10 November 2019 malam.
Malam itu berangkat sendiri ke Taman Ismail Marzuki (TIM). Berangkat dari kos sekitar pukul 17.00 WIB dan sampai sana Magrib. Kelar Isya, baru deh menuju ke venue di Teater Besar. Akhirnya dapat tempat duduk di lantai dua.
Sebelum ke acara inti, Pidato Kebudayaan 2019 diisi dengan performance art dari mas-mas di atas. Semacam street dance tapi ada aksi teatrikalnya, enggak ngerti deh maknanya apa yang penting dinikmati aja, heheh.
Sebelum Pak Seno Gumira Ajidarma menyampaikan pidatonya, acara dibuka dengan obrolan Plt Ketua DKJ, Danton Sihombing dan Hikmat Darmawan sebagai Direktur Film DKJ. Konsepnya bagus, semacam obrolan di warung kopi dan memang ada warung kopinya di pojok. Seru! Obrolan keduanya membahas soal Seno Gumira dan karya-karyanya.
Masuklah kita pada acara pokok, acara yang ditunggu-tunggu selama setahun. Pak SGA menyajikan pidato berjudul Kebudayaan dalam Bungkus Tusuk Gigi. Beliau sangat bersahaja sebagaimana beliau sering terlihat tampil dengan penampilan sederhana.
Salah satu inti pidato yang disampaikan Pak Seno adalah menyindir para pejabat yang kerap menyebut soal 4.0, segala hal yang dinilai cepat sebagaimana kecepatan perkembangan teknologi adalah hal yang paling maju. Tapi menurutnya tak selalu yang tercepat adalah yang terbaik.
"Kecepatan tak perlu jadi berhala." Kutipan yang paling saya ingat dari pidato Pak SGA.
Durasi pidato tak terlalu lama dibandingkan SembaHyang Buvana tahun 2018 yang disampaikan Mbak Saras Dewi. Acara selesai kurang dari jam 10 malam.
Usai acara, kami menunggu Pak SGA di lobby Teater Besar. Alhamdulillah dapat foto bareng dan tanda tangan beliau. Enggak nyangka bisa bertemu penulis idolaku. heheh. Bahagiaanyaaaa.
Comments
Post a Comment