Resensi Buku Karya "Manusia Rudal" Asal India APJ Abdul Kalam

 

Judul: My Journey; Transforming Dreams Into Actions

Penulis: A.P.J Abdul Kalam

Bahasa: Inggris

Tahun: 2013



"Dreams are not those that we see in our sleep; they should be the ones that never let us sleep."


Saya baru tahu India pernah punya presiden Muslim setelah membaca buku ini. Dr Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam adalah seorang teknokrat dan Presiden India ke-11. Dia ahli roket dan penerbangan dan dikenal sebagai "Missile Man" atau Manusia Rudal.

Sesuai judulnya, buku ini mengisahkan perjalanan hidup Abdul Kalam, yang dimulai dari masa kecilnya di sebuah desa dekat pantai di Rameswaram, Tamil Nadu, India selatan, masa-masa sekolahnya, dan perjalanan kariernya.

Abdul Kalam lahir dari orang tua yang sangat religius. Ayahnya, Jainulabdeen, pemilik kebun kelapa dan pengusaha kapal. Jainulabdeen juga seorang tokoh agama, imam masjid, dan orang yang disegani di kampungnya. Ibunya, Ashiamma, berasal dari keluarga yang bergelar 'Bahadur' yang diberikan oleh Inggris di masa lalu.

Bisa dibilang Abdul Kalam memiliki privilege untuk bisa sekolah tinggi karena dia berasal dari keluarga menengah dan cukup berada. Walaupun pernah mengalami kesulitan ekonomi saat terjadi Perang Dunia II, di mana saat itu India ikut mengirim pasukannya, tapi pria kelahiran 15 Oktober 1931 itu tetap bisa sekolah.

Walaupun dari keluarga yang berkecukupan, Abdul Kalam pernah menjadi loper koran saat berumur delapan tahun saat perekonomian sedang lesu karena Perang Dunia II dan waktu itu  badai menerjang wilayahnya dan menghancurkan kapal ayahnya.

"I can hear my father tell me, 'I know you have to go away to grow. Does the seagull not fly across the sun, alone, and without a nest? You must forego your longing for the land of your memories to move into the dwelling place of your greater desires; our love will not bind you, nor will our needs hold you.'"

Saya membaca buku ini dengan tersenyum karena cerita masa kecil Kalam yang bahagia dan menyenangkan. Hidup di lingkungan penuh kedamaian walaupun dia dari kalangan minoritas. Lalu saya sedih membayangkan kondisi India saat ini, di mana polarisasi masyarakat beragama itu semakin parah.

Ada kisah Kalam yang membuat saya haru. Dia bersahabat dengan Ramanadhan yang seorang Hindu dan anak pendeta. Di sekolah, mereka duduk sebangku. Tapi saat ada guru baru, seorang Brahmin, guru meminta Abdul Kalam pindah duduk ke belakang karena dia Muslim. Hal itu membuat dia dan Ramanadhan sedih dan melaporkan kejadian orang tua mereka. Padahal di daerah itu terkenal karena keharmonisan masyarakat yang hidup beragam.

"Political rhetoric alone does not build a nation unless it is backed by the power of sacrifice, toil, and virtue. That is true nation building."

Kalam juga menceritakan tentang orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya, siapa saja yang menjadi inspirasi dan mendukungnya sampai dia berhasil menduduki kursi presiden, selain orang tuanya.

Zohra salah satunya. Dia adalah  kakak perempuan Abdul Kalam yang sangat mendukung pendidikan adiknya. Selain itu ada Ahmed Jallaluddin, sepupunya, yang sekaligus suami Zohra.

Sedih banget waktu Abdul Kalam menceritakan bagaimana Jallaluddin dan Samsuddin, salah satu sepupunya yang lain mendukungnya, apalagi waktu Jallaluddin meninggal mendadak. Mentor Abdul Kalam lainnya adalah Dr Vikram Sarabhai, yang juga atasannya saat bekerja di Komite Nasional India untuk Penelitian Antariksa atau INCOSPAR. Dr Sarabhai yang memelopori program pengembangan antariksa India.

"My life can be summed up in these phrases and words: love poured to the child... struggle... more struggle... bitter tears... then sweet tears... and finally life as beautiful and fulfilling as seeing the birth of the full moon."

Jalan karier Abdul Kalam memang tampak mulus dan mudah. Dia sangat cerdas dan tidak gampang menyerah serta tidak pernah berhenti belajar. Namun bukan berarti kegagalan tidak pernah menghampirinya. Dia sangat ingin menjadi pilot angkatan udara, tapi gagal saat seleksi. Dia akhirnya bekerja di asisten ilmiah senior di Kementerian Pertahanan India, sebelum di INCOSPAR.

Saat bekerja di INCOSPAR, Abdul Kalam dikirim pelatihan selama enam bulan ke NASA di Amerika Serikat. Dia terlibat dalam pengembangan rudal pertama India, Agni dan kendaraan peluncur satelit SLV-3, itulah awal mula dia mendapat julukan "Manusia Rudal".

"The mind is unbelievably elastic. It can expand as much as you let it, and once it opens up, there are no barriers - the belief in yourself that comes as a result is something no one can take away from you."


"Hard work and piety, study and learning, compassion and forgiveness - these have been the cornerstone of my life. U have now shared with the world the roots of these features. In fact, any life that has been lived to the full, when talked about with others, is a treasure house of thoughts and feelings that add lustre to the wonder that is life. In the process, if they also give me readers wings and help them to fire their dreams, I believe I would have played my small part in the scheme of life that destiny placed in me."


Buku ini sangat inspiratif. Semangat Abdul Kalam yang suka belajar dan penuh semangat serasa menular ke dalam diri saya. Cocok dibaca bagi orang-orang yang butuh motivasi agar tetap semangat menjalani hidup dan menggapai impian.

Seperti kata beliau dalam buku ini: "Sungguh tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi seseorang jika ada tekad di dalam hati."

"Orang harus tetap bermimpi dalam beragam fase kehidupan, lalu bekerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Jika kita melakukan itu, maka keberhasilan semakin dekat."


Comments

Popular Posts