First Library Date in 2025
Alhamdulillah we're already in 2025! Alhamdulillah I made it, we made it. Keep holding on, hang on there! The road seems so long but sure insyaAllah we will get through it, okay!
My 2024 was not that perfect and did not went well. Tapi alhamdulillah bersyukur seribu triliun kali sama Allah aku bisa melewatinya. Akhir 2024 aku penuh tangisan dan kegalauan, terombang ambing, rasanya capeeeek banget sama hidup tapi selalu ada kekuatan yang bisa bikin bangkit lagi dan yakin there's always a light at the end of the tunnel.
So yeah, di tahun 2025 ini harapannya yang penting sehat, hidup, tenang, damai, jadi hamba yang lebih dekat sama Allah, jadi manusia yang lebih baik, salat tepat waktu. Aku cuma ingin jadi manusia baik. Baik dalam pandangan Allah dan makhluk-makhluk langit. Aamiin yaa Rabb.
And I think one of the best and decent way to start this new year is library visit or library date! Yeaaah. Since I always find back my strength back in books, jadi aku memutuskan untuk ke Foreword Library di Jeruk Purut, Cilandak pada Sabtu (4/1/2025). Ini kali kedua aku ke Foreword, pertama kali Maret tahun lalu.
Library is my sacred place, tempat yang menenangkan. Setelah lepas sepatu dan diletakkan di rak, aku titip tas di loker, lalu langsung masuk ke ruang baca. Di sini librariannya ramah-ramah banget dan mereka semua anak-anak muda semua. Salutttt!
Aku memilih di ruang baca yang ada section Read Palestine. Dan aku memilih buku Mahmoud Darwish. Karena di hari Sabtu jam tutup Foreword lebih awal yaitu pukul 13.00 WITA, dan aku datang sekitar pukul 11.00, jadi aku pilih buku yang enggak terlalu tebal. Kumpulan puisi Mahmoud Darwish "Almond Blossoms and Beyond" adalah pilihan tepat.
Ini sejalan dengan wishlist aku di tahun ini untuk membaca lebih banyak buku puisi dan buku-buku karya penulis Palestina. Why tho? Aku ingin lebih mengenal Palestina lewat buku-buku dan bisa mengamplifikasi suara-suara mereka dalam melawan kolonialisme, kekejaman, dan kebrutalan Israel yang masih berlangsung hingga saat ini.
I do agree when someone says that reading is political. Reading is resistance. I can resonate with that. Jadi dengan membaca buku-buku karya penulis Palestina, aku ingin membangun kesadaran dalam diriku bahwa membaca juga bagian dari perlawanan dalam membela mereka yang tertindas. Mendukung penulis Palestina dengan membaca karya mereka juga sama dengan membantu mereka menggemakan pengalaman-pengalaman mereka ke khalayak yang lebih luas.
I just want to be on the right side of history dan aku tidak mau tinggal diam melihat ketidakadilan, walaupun dengan cara sekecil yang aku bisa.
Kayaknya nanti bakal aku bikin review sendiri soal buku puisi Mahmoud Darwish yang aku baca. Hehe
Next aku bakal lagi insyaAllah ke Foreword untuk baca karya penulis Palestina lainnya karena cukup banyak koleksinya di sini. Aku juga tertarik sama koleksi buku puisi mereka.
Aku gak pinjam buku karena aku belum daftar jadi anggota. Karena pekan lalu aku juga ke Perpusnas dan pinjam lima buku. Rencananya aku mau selesaikan itu dulu sih baru nanti daftar jadi anggota Foreword. Senangnya lagi aku bisa naik JakLingko gratis ke Foreword karena JakLingkonya lewat dari daerah sekitar kosku. InsyaAllah bakal sering ke sana.
Mari kita perbanyak library date di 2025. Semoga tahun ini kita banyak rezeki, sehat lahir batin jiwa raga mental, sehat dan subur finansial. Aamiin yaa Rabb.
I hope my 2025 will be πΈπ΅π°πππππππ·πΉπΎπΈ☘π±ππ✈π€©ππ π€£π
Comments
Post a Comment