Sunyi dan Senja di Pantai Kura-Kura
Ini adalah kali kedua aku ke Pantai Kura-Kura yang ada di Ekas, Lombok Timur bagian selatan. Pas pertama kali ke sini, aku mengklaim ini adalah pantai terindah di Lombok Timur. Tapi sayang sekarang kok banyak sampah berserakan di mana-mana dan anjing liar. Toiletnya juga kotor dan bau. Sayang sekali.
Terlepas dari itu semua, hari itu aku sangat menikmati my quality time with my mom.
Kami ke sana sore hari. Saat senja, kami masih berada di sana, menikmati makanan yang kami bawa dari rumah. Kami makan di gazebo sambil menikmati langit senja, ombak yang tenang, dan angin yang sejuk di hadapan kami. Sungguh nikmat sekali. MasyaAllah.
Sore itu hanya tinggal kami di pantai. Bahkan pedagang yang di sana pun sudah kembali ke rumah masing-masing. Tadi sebelumnya ada rombongan anak-anak muda, tapi mereka juga sudah bergegas pergi.
Ada dua anak muda yang sedang mancing di pinggir pantai, tapi begitu langit sudah mulai gelap, mereka pun bergegas naik ke pinggir dan pulang mengendarai motor mereka.
Tinggal kami di situ. Indah sekali. Sepi, sunyi, hanya ada suara deburan ombak. Di ujung cakrawala tampak semburat jingga, menandakan malam segera tiba. Aku enggan bergegas. Aku ingin lebih lama menikmati golden moment itu. Inilah suasana "surga" bagiku. Aku ingin berlama-lama di sana. Aku ingin duduk sambil merenung, meresapi makna hidup, dan mengagungkan indahnya ciptaan Tuhan di hadapanku.
Tapi ibuku terus menerus mendesak agar kami segera pulang. Ibuku merasa takut. Tapi aku bebas dari ketakutan di sore itu.
Akhirnya kami pun beranjak pulang. Aku membuka jendela mobil. Aku mencoba menghirup udara senja terakhir sebelum kami meninggalkan tempat yang indah ini. Di ujung barat, gelap semakin genap. Kami tinggalkan Pantai Kura-Kura. Saat itu hanya ada anjing dan kucing liar yang berlari kesana kemari mengais sisa-sisa makanan. Semoga makhluk-makhluk kecil itu selalu dilimpahkan rezeki dan rasa kenyang.
Mobil kami melewati area persawahan yang luas. Jendela kubuka. Kusesap udara malam sembari menatap sawah-sawah dan pohon kelapa. Kesejukannya mengaliri dadaku.
Terima kasih, Tuhanku atas keindahan ini. Alhamdulillah 100 triliun kali.
Semoga aku bisa kembali lagi nanti ke sini, menikmati lagi golden moment ini. Aamiin
Comments
Post a Comment