Resensi Buku "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi"
Judul : Perempuan Patah Hati yang Kembali
Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Bentang Pustaka
Penyunting : Ika Yuliana Kurniasih
Pemeriksa Aksara : Intan dan Nurani
Ilustrasi Sampul : Ayu Hapsari dan @labusiam
Ilustrasi Isi : Ayu Hapsari
Halaman : 170
ISBN : 978-602-291-072-5
Tahun : 2015
Saya jatuh cinta dengan tulisan Eka Kurniawan sejak
membaca novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Setelah menyelesaikan
kisah Ajo Kawir itu, saya lantas berniat akan membaca buku-buku Eka yang lain.
Kemudian di toko buku, saya melihat karya terbarunya ini dan bertekad untuk
memasukknya dalam list bacaan saya.
Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang pernah dimuat
di berbagai media massa. Ada 15 cerpen dengan tema beragam yang disuguhkan Eka.
Ada beberapa cerpen yang temanya sangat sederhana tapi dibuat kompleks, ada
cerita yang bagi saya cukup rumit untuk diterjemahkan maksudnya, dan ada juga
cerpen yang diceritakan dengan sederhana dengan pesan yang jelas bisa kita
tangkap.
Buku ini dibuka dengan cerita berjudul Gerimis yang Sederhana. Tema ceritanya
sederhana, tapi alurnya dibuat kompleks.
Cerpen ini menceritakan cincin kawin seorang pria bernama Effendi yang tidak
sengaja diberikan kepada seorang pengemis. Effendi pertama kali akan bertemu
dengan Mei di sebuah kafe di tengah kota New York, karena itu ia melepas cincin
kawinnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Pada saat akan memberi seorang
pengemis receh yang diambil dari sakunya, cincin kawinnya juga nggak sengaja
ikut diberikan untuk pengemis tersebut.
Dalam cerpen Gincu
Ini Merah, Sayang, ialah Marni, mantan seorang pelacur yang gemar
memoleskan gincu merah di bibirnya. Gincu itulah yang kemudian menjadi petaka
dalam kehidupan rumah tangganya dengan Rohmat Nurjaman, suami yang dikenalnya
pada saat masih bekerja di bar Beranda. Perihal gincu berwarna merah inilah
yang menjadi penyebab konflik dalam cerita yang dituturkan dengan alur maju-mundur
ini.
“Pernikahan yang batal itu benar-benar
membuatku sinting.”
Itulah salah satu konflik yang terjadi dalam cerita Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan
Cinta Melalui Mimpi. Cerita yang menjadi judul buku ini menceritakan
tentang, Maya, perempuan patah hati yang berangkat ke Pangandaran mencari
laki-laki yang tiap malam hadir dalam mimpinya. Ia yakin, laki-laki yang saban
malam ia lihat dalam mimpi akan menjadi kekasih terakhirnya dan mereka akan
hidup bahagia. Ia yakin, laki-laki yang dalam mimpinya berlari di tepi pantai
Pangandaran dengan seekor anjing kampung akan menjadi pengobat sakit hatinya
setelah ditinggal kabur kekasihnya pada malam pernikahan. Bertemukah Maya
dengan laki-laki dalam mimpi itu? Bisakah patah hatinya terobati?
Ada empat cerpen dalam buku ini yang topik dan
judulnya tentang hewan dan saya sangat menyukai ketiganya yaitu Membuat Seekor
Gajah Senang, Pelajaran Memelihara Burung Beo, Setiap Anjing Boleh Berbahagia,
dan Kapten Bebek Hijau. Kapten Bebek
Hijau menurut saya seperti kebanyakan cerita anak-anak yang berisi berbagai
nilai dan pelajaran. Sangat mudah untuk ditangkap pesan moralnya. Kapten Bebek
Hijau bercerita tentang kisah seorang Bebek Hijau yang melakukan perjalanan
panjang ke puncak bukit untuk mencari kunir raja. Ia mencari tumbuhan tersebut
agar warnanya bisa kembali kuning seperi Emak dan saudara-saudaranya yang lain.
Bulu bebek tersebut berubah menjadi hijau setelah memakan buah mogita. Ia pun
sedih karena warnya hijau dan tidak percaya diri karenanya. Walaupun penuh
rintangan dan mengancam keselamatannya, ia akhirnya berjalan ke puncak bukit.
Berhasilkan bebek hijau menemukan kunir raja dan mengubah warna bulunya?
Cerita
Membuat Senang Seekor Gajah cukup
singkat, padat, dan mengena. Ini salah satu favorit saya. Tema sangat sederhana
tapi bernilai sekali. Dua orang anak kecil bersaudara, laki-laki dan perempuan
didatangi seekor gajah. Gajah ini meminta masuk ke lemari pendingin karena
penasaran bagaimana rasanya berada disana. Tentu saja tubuh gajah tidak bisa
masuk ke dalam lemari pendingin. Lantas bagaimana dua anak ini menyenangkan si
gajah?
Dalam Pelajaran
Memelihara Burung Beo, Mirah, seorang imigran Indonesia di Amerika
memelihara tiga ekor beo yang bisa berbahasa Indonesia dan bisa memanggilnya Mama.
Ia memelihara beo untuk menggantikan tiga anaknya yang diambil suaminya, pemuda
dari San Antonio. Dulu ia menikah dengan pria itu agar bisa mendapatkan green card dan pemuda itu menikahinya
demi bisa mendapatkan tempat tinggal dan makan sehari-ihari sebelum ia terkenal
menjadi penyanyi punk-rock. Tapi pada akhirnya pria itu menceraikannya setelah
terkenal dan beo yang dipeliharanya pun diambil lembaga perlindungan satwa.
“Jangan pernah jatuh cinta hanya karena
lama tinggal di bawah satu atap. Juga jangan jatuh cinta hanya karena lama
pernah berbaring di atas ranjang yang sama. Yang paling tolol dari semuanya
adalah, menurut Mirah, jangan punya anak hanya karena jatuh cinta.”
Setiap
Anjing Boleh Berbahagia menceritakan
Ronin, seekor anjing selokan yang dipungut Raya. Sayangnya suami Raya, Nuno tak
suka dengan anjing. Akhirnya Raya harus menitipkan anjing tersebut di rumah
Hanna, temannya. Dan ia tetap berusaha untuk membahagiakan Ronin. Ronin merasa
bahagia karena mimpinya waktu masih hidup di selokan mewujud menjadi nyata.
Walaupun pada akhirnya ia mengalami nasib tragis.
Jangan
Kencing di Sini adalah cerpen dimana
saya merasa kembali menemukan Eka Kurniawan, sama seperti buku Seperti Dendam,
Rindi Harus Dibayar Tuntas yang apa adanya dan jauh dari kesan jaim. Sasha
merasa kesal karena setiap kali akan memasuki butiknya, di parkiran selalu
tercium bau pesing. Ia menduga banyak laki-laki yang pipis di tembok
parkirannya, walapun telah gamblang ditulis larangan “Jangan Kencing di Sini”.
Karena tulisan itu tak mempan, maka ia menggantinya dengan membubuhkan kata
‘iman’ “Kebersihan Sebagian Daripada Iman”. Berhasilkah Sasha menghentikan
kebiasaan orang kencing di depan tokonya?
Penafsir
Kebahagiaan mengisahkan Siti
yang dimanfaatkan Jimmi dengan
membawanya ke Amerika untuk dijual kepada teman-temannya, mahasiswa Indonesia
disana. Siti yang juga seorang pelacur di Jakarta disetubuhi secara bergilir
enam hari dalam seminggu oleh enam pria berbeda, termasuk Jimmi. Konflik muncul
ketika Siti hamil dan ia tak tahu itu anaknya siapa. Ini salah satu cerpen
favorit saya.
Saya juga sangat menyukai Cerita Batu. Bagaimana si Batu berupaya membalas dendam pada
seorang pria selama bertahun-tahun. Batu digunakan pria tersebut untuk mengikat
mayat isteri yang telah dibunuhnya sebelum ditenggelamkan ke sebuah sungai.
Batu tak terima, ia merasa terhina dijadikan alat untuk membunuh seseorang.
Akhirnya ia berjanji untuk membalas dendam kepada pria tersebut dan rela
menanti bertahun-tahu demi kembali bertemu dengan pria tersebut dan membalaskan
dendamnya.
“Seperti semua batu di dunia, ia
pendendam yang tabah.”
La Cage aux
Folles adalah nama sebuah restoran
atau bar yang dijadikan judul cerpen. Bar ini berada di kawasan Los Angeles
yang khusus menampilkan aksi para waria yang telah merubah wajahnya menjadi
berbagai penyanyi terkenal. Salah satu yang bekerja disana adalah Martha, yang
bernama asli Marto dari Madiun. Marto sebelum pindah ke Los Angeles sempat
bekerja di Jakarta dan mengubah namanya menjadi Marni.
Buku ini ditutup dengan Pengantar Tidur Panjang. Seorang anak laki-laki menceritakan kisah
tentang bapaknya yang sekarat di rumah sakit. Sepanjang waktu menunggu
bapaknya, ia mengisahkan tentang kenangannya saat kecil bersama bapaknya yang
disebutnya murah tersenyum dan tertawa. Sampai pada akhirnya bapaknya
meninggal. Saya sangat suka dengan cerita ini. Cerita tentang seorang bapak
selalu membuat saya terharu. Sepertinya ini kisah Eka Kurniawan dan bapaknya.
Selain cerpen-cerpen tersebut ada juga beberapa cerita
lainnya seperti Tiga Kematian Marsilam,
Teka-Teki Silang, dan Membakar Api. Hampir semua cerpen di
buku ini saya sukai. Hanya saja ada beberapa cerpen yang nggak saya pahami
ceritanya seperti Tiga Kematian Marsilam. Mungkin harus dibaca beberapa kali
untuk memahaminya. Overall, sepanjang
saya membaca buku ini, tidak ada typo
dan kesalahan/kekurangan tanda baca yang saya temukan. Salut untuk editor dan
pemeriksa aksaranya yang sangat cermat. Cover buku ini juga kece banget. 4,5
bintang dari 5 untuk buku ini. Enjoy!
Comments
Post a Comment