Liputan Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610




Sudah empat hari terakhir saya ditugaskan meliput di Basarnas sejak jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Sejak empat malam terakhir pula saya tak bisa tidur nyenyak walaupun kerja sampai malam dan sampai kos selalu hampir jam 12 malam. Saya membayangkan bagaimana seandainya saya berada dalam leawat nahas itu. Saya membayangkan bagaimana perasaan para keluarga korban. Saya membayangkan kengerian pada saat detik-detik pesawat yang membawa 189 penumpang dan kru itu terjun bebas dan tenggelam. 

Meliput peristiwa semacam ini memang cukup emosional. Apalagi pada hari H kecelakaan, dua orang anggota keluarga salah satu penumpang mendatangi Gedung Basarnas. Mereka mencari tahu kebenaran kabar kecelakaan itu dan ingin menanyakan kondisi keluarganya. Saya memahami kondisi psikologis mereka, bagaimana kebingungan mereka harus mencari tahu ke mana. Di tengah kondisi begini, tak elok juga saya sebagai wartawan mengajukan berbagai pertanyaan. 







Beberapa jam setelah kabar pesawat Lion Air hilang kontak dan Basarnas memastikan pesawat tersebut jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga bergegas mendatangi Gedung Basarnas yang ada di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sri Mulyani datang juga untuk memastikan informasi kecelakaan tersebut. Pasalnya ada puluhan anak buahnya berada dalam pesawat tersebut.





Pada hari pertama, Basarnas terus memperbaharui informasi setiap beberapa jam sampai malam hari. Konferensi pers terkahir dilakukan pukul 20.00 WIB. Wartawan juga masih tetap ramai di lobby Basarnas dan terus mengupdate inflinfor terkait operasi pencarian penumpang dan badan pesawat.

Jumpa pers hari pertama:














Di hari kedua operasi pencarian, Selasa, 30 Oktober 2018, Basarnas memutuskan untuk melakukan konfdkonfe pers hanya dua kali dalam sehari yaitu pada pukul 13.00 dan 19.00 WIB. Pertanyaan pun masih seputar kendala dalam operasi pencarian badan pesawat dan penumpang yang diduga masih banyak terjebak di badan pesawat. Dalam operasi pencarian hari kedua, tim SAR menggunakan empat kapal yang dilengkapi peralatan canggih untuk pencarian di bawah permukaan air. Untuk pencarian di atas permukaan air digunakan puluhan kapal. Empat helikopter juga dikerahkan.


Jumpa pers hari kedua: 






Pada hari ketiga operasi pencarian, badan pesawat belum juga ditemukan. Sebuah objek sempat terdeteksi yang diduga merupakan bangkai pesawat. Hanya saja setelah dicari, objek itu bukan pesawat melainkan bangkai kapal. Di hari ketiga ini enggak banyak berita yang bisa ditulis karena sebelumnya Kepala Basarnas dan pihak terkait telah menggelar konferensi pers di JICT Tanjung Priok yang menjadi salah satu posko utama tim SAR dalam operasi pencarian ini. Yasudah. 

Jumpa pers hari ketiga:





Hari ketiga masih mending. Hari keempat zonk. Enggak ada konferensi pers di Basarnas. Padahal tetap banyak wartawan yang datang walaupun tak sebanyak hari pertama dan kedua. Jadwal konferensi pers pertama pada pukul 13.00 lokasinya dialihkan ke JICT. Di hari keempat operasi pencarian, kotak hitam berhasil ditemukan. Alhamdulillah. 

Saya tetap menunggu sampai malam. Berharap tetap ada konferensi pers, tapi akhirnya batal dan tak ada konferensi pers di Basarnas. Akhirnya satu satu wartawan melipir melipir balik kanan.

Jumpa pers hari keempat yang batal dan kosong:



Teriring doa untuk para korban kecelakaan pesawat, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menempatkan mereka di Syurga. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan hati yang lapang dalam menghadapi musibah ini. Aamiin.


Comments

Popular Posts