Berkesan! Pengalaman Liputan Agenda Bersejarah Dunia G20 di Bali
Salah satu wishlist saya di 2022 ini adalah liputan agenda G20 di Bali dan alhamdulillah keinginan itu terwujud. Saat Indonesia diumumkan menjadi presidensi G20 tahun lalu, langsung tebersit dalam pikiran kayaknya seru deh kalau ditugasi liputan agenda besar ini. Tapi memang saya tidak terlalu berharap banyak bakal ditugasi meliput langsung di Bali.
Sekitar awal Oktober, editor desk ekonomi menelpon saya. Dia bilang saya akan ditugaskan liputan G20 ke Bali bersama salah satu teman saya dan diminta untuk mendaftar dulu di situs resmi G20. Saya sampai tanya "ini beneran?" karena masih enggak percaya sekaligus senang hehe. Terus editor saya bilang, "Beneran. Nanti semua biaya ditanggung kantor". Horaaaay!
Long story short, sampailah waktunya keberangkatan ke Bali. Kantor menugaskan saya ke Bali selama sembilan hari, dari 11-19 November. Yaaay. Walaupun senang tapi dari awal sudah kebayang bakal secapek apa karena agendanya sangat padat. Sebelum kami berangkat ke Bali, kami sudah dibriefing dulu langsung oleh pemimpin redaksi dan wakil pemimpin redaksi apa saja yang harus menjadi fokus liputan kami nanti.
Jumat pagi, 11 November, saya berangkat ke Bali menggunakan pesawat Citilink dari Bandara Halim Perdanakusuma. Petualangan seru dimulai hehe.
Setelah sampai di Bali, kami memang enggak langsung kerja atau liputan. Hari itu kami langsung ngurus ID resmi yang ternyata tidak bisa langsung diambil kecuali harus reservasi dulu. Ribet emang. ID ini harus diambil di Hotel Courtyard di kawasan ITDC. Di sana sudah banyak jurnalis dari berbagai negara yang datang mengambil ID khusus ini. Akhirnya kami datang lagi besoknya untuk mengambil ID dan itu pun prosesnya lama. ID baru keluar sore hari dan waktu itu saya tinggal karena harus liputan konferensi pers Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, soal persiapan G20. Teman saya yang akhirnya mengantre untuk mengambil ID.
Setelah liputan sore hari, saya ke Media Center untuk menyelesaikan beberapa berita. Media Center di hari itu masih proses pemasangan jaringan. Saya cukup lama berada di Media Center dan baru balik sekitar jam 9 malam. Media Center ini berlokasi di Bali International Convention Center (BICC) di kawasan ITDC dan berdekatan dengan Hotel Westin.
Hal yang bikin gak nyaman di Media Center adalah enggak ada toilet yang ada bidetnya. Haha. Masalahnya saya enggak terbiasa habis buang air enggak dibilas pakai air. Jadi saya harus jalan agak jauh ke Westin untuk menemukan toilet yang ada bidetnya. Begitu setiap hari, sepanjang beberapa hari liputan di sini. LOL.
Setiap memasuki Media Center, kita harus swab terlebih dulu. Jadi tiap hari hidung saya dicolok. Jika belum swab, maka otomatis kartu yang kita tempelkan di pintu masuk akan menginformasikan kita belum swab dan tidak punya akses masuk ke Media Center. Di setiap pintu masuk, dari depan atau dari Westin, ada petugas pengamanan dari TNI dan polisi yang berjaga. Ketat banget deh pokoknya.
Tenang, untuk swab kita gak perlu mengeluarkan biaya karena sudah tersedia langsung tempat swab gratis.
Di Media Center, ada sekitar 1.500 jurnalis, berasal dari berbagai negara. Jadi saya terbiasa mendengar para reporter ini melaporkan langsung menggunakan berbagai bahasa, salah satunya bahasa Hindi karena banyak wartawan India yang datang. Mungkin karena Perdana Menteri India, Narendra Modi juga hadir dan juga karena India akan menggantikan Indonesia menjadi presidensi G20 tahun depan. Ada juga wartawan dari Arab Saudi.
Kepadatan agenda liputan dimulai hari Senin, 15 November. Hari itu ada agenda B20 (Business 20), salah satu yang jadi pembicara yaitu bos Twitter, Elon Musk. Hari ini saya juga sudah mulai tugas live report di Instagram pada sore harinya. Deg-degan karena baru pertama kali banget haha.
Hari Senin, para kepala negara juga sudah mulai berdatangan ke Bali. Senin malam, untuk pertama kali dalam hidup, saya bertemu langsung Sekjen PBB, Antonio Guterres. Yaa Allah, selama ini cuma nulis berita beliau dari lansiran media asing, sekarang bisa langsung ketemu dan liput beliau. Seneng bangetttt.
Puncak G20 itu dimulai di hari Selasa, 15 November. Hari ini pasti hectic banget. Kami berangkat dari hotel pagi-pagi sekali, jam 6.30 menuju BICC. Waktu itu akses menuju ITDC sangat ketat tapi alhamdulillah mobil Grab yang kami tumpangi bisa masuk karena punya stiker G20. Jadi enggak perlu jalan kaki dari gerbang ITDC. Oh iya, di sini juga disiapkan e-scooter atau motor listrik dari satu venue ke venue lain. Ada driver yang siap mengantar dan gratis. Seru banget naik motor ini. Saya pun pernah coba mengendarai motor ini dan enak bangettt, pengen punya tapi sayang mahal haha. Harganya kisaran Rp60 jutaan.
Oh iya, jurnalis yang diizinkan masuk ke venue utama G20 di Hotel Apurva Kempinski itu hanya jurnalis kepresidenan. Jadi ribuan jurnalis lainnya hanya bisa memantau dari Media Center dan di sana sudah disediakan layar gede banget dengan sound yang jernih. Jarak Media Center ke venue utama pertemuan para kepala negara itu sekitar 4 km.
Walaupun enggak bisa ketemu langsung semua kepala negara, tapi besoknya, Rabu, 16 November, sejumlah kepala negara dijadwalkan menggelar konferensi pers di Auditorium BICC. Di jadwal ada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Spanyol. Tapi yang dua terakhir batal.
Untuk pertama kali dalam hidupku, akhirnya bisa liputan dan lihat langsung presiden negara luar, yang biasanya cuma bisa dilihat dari layar dan sering ngelansir artikelnya dari media asing.
Saat meliput konferensi pers Erdogan dan Macron, pengamanan masuk ke Auditorium sangat ketat. Ada metal detector dan setiap jurnalis diperiksa langsung anggota paspampres. Pembatasan di dalam Auditorium lebih ketat saat Erdogan datang daripada Macron. Saat konferensi pers Erdogan, dua deret kursi paling depan dikosongkan, padahal saya sudah bersiap masuk lebih awal biar bisa duduk paling depan, tapi enggak bisa haha. Tapi pas Macron, saya duduk di deret kursi kedua dari depan.
Meliput dua kepala negara ini adalah salah satu hal paling seru dan memorable buat saya. Kapan lagi kan ketemu Erdogan dan Macron hehehe
Jurnalis antre menuju lokasi konferensi pers Erdogan |
Menunggu bapak Erdogan |
Pidato pakai bahasa Turki |
Gak pernah bermimpi ketemu langsung. Alhamdulillah. |
Ganteng banget aslinya huhu |
Bonjour, Mr President. He spoke French |
Jujur aja sedih banget waktu liputan hari terakhir. Media Center itu ngangenin. Hari-hari yang seru dan menyenangkan. Di sana semua serba gratis. Makanan dan minuman banyak, bisa ambil sepuasnya. Di sini ada beberapa stand minuman berbagai merek mulai pressed cool juice, air kelapa, kopi, susu. Dan baru di sini saya akhirnya bisa minum Rejuve dan bisa ambil berapa botol pun hahaha. Rejuve kan mahal dan salah satu pressed juice terkenal. Alhamdulillah.
Untuk tempat makan ada di lantai 2 BICC. Ada dua tempat makan di sini dengan menu yang sama. Makanannya beragam mulai dari Indonesian food, Western, Indian, Arabian. Banyak deh pokoknya dan enak-enak. Dining room ini dibuka untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Menunya beda-beda. Saya yang suka coba-coba makanan baru ini, cobain banyak makanan waktu di sana. Haha. Makanan yang gak pernah saya makan yang kebanyakan saya pilih. Di setiap makanan juga ada keterangannya dibuat dari apa, mengandung pork atau enggak, cocok buat vegetarian atau enggak.
Sepanjang 11 tahun jadi jurnalis, ini salah satu pengalaman liputan yang paling memorable, berkesan, menyenangkan. Saya sulit sekali move on dari pengalaman menyenangkan ini. Bisa menjadi saksi langsung momen dunia yang bersejarah, menjadi kebanggaan dan kehormatan tersendiri buat saya.
Seperti yang disampaikan Pak Luhut saat konferensi pers: "Presidensi G20 menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia yang baru digelar nanti di sini 20 tahun dari sekarang. Jadi semua Anda yang hadir di sini, Anda akan menyaksikan ini lagi 20 tahun dari sekarang jika Anda masih hidup seperti sekarang ini."
Di kesempatan ini pula saya bisa melawan ketakutan saya untuk ngomong depan kamera, berani menjalani tugas live report, walaupun ngomongnya masih belepotan tapi yang buat saya bangga sama diri sendiri adalah saya berhasil melawan ketakutan saya dan berhasil melewatinya. Hehehe
Terima kasih Yaa Allah. Terima kasih kantorku yang sudah mempercayakan tugas liputan ini padaku dan terima kasih untuk ibuku yang selalu mendoakanku.
Semoga nanti dapat tugas lagi liputan momen-momen bersejarah lainnya. Hehe. Aamiin.
Comments
Post a Comment