Resensi Buku "Where the Crawdads Sing"
Penulis: Delia Owens
Genre: Fiksi
Since the day one I turned the page, this book made me cry, till the last page. This is so heartbreaking yet sweet.
Agak heran sih kenapa ada yang kasih bintang satu buku ini di Goodreads. Tapi it's ok mungkin soal preferensi aja dan memang sudut pandang pembaca pasti berbeda.
Personally, aku sangat menikmati buku ini. Ceritanya, plotnya, gaya penceritaannya yang cukup romantic, poetic, dan terkadang ada bagian-bagian yang scientific, khususnya soal jenis-jenis makhluk hidup, bagaimana mereka kawin dan sebagainya. Ini tidak heran karena penulisnya memang seorang ilmuwan atau ahli Biologi dan peneliti.
Untuk diketahui, ini adalah buku novel pertama Delia Owens. Sebelumnya beliau menerbitkan buku non fiksi terkait penelitian beliau di Afrika.
Where the Crawdads Sing berputar pada kisah Catherine Danielle Clark atau Kya (dibaca Kaya) atau dikenal sebagai the marsh girl. Kya adalah anak sebatang kara yang ditinggalkan keluarganya satu per satu menghilang entah kemana sejak dia berumus sekitar 6-7 tahun. Dia hidup di keluarga abusive, ayahnya yang sering berlaku kasar ke mama dan kakak-kakaknya. Karena tidak tahan, mama dan kakak-kakaknya pergi dari rumah mereka di dekat sebuah rawa di North Carolina.
Dia tinggal bersama ayahnya namun beberapa tahun kemudian ayahnya yang suka mabuk-mabukan minggat juga dari rumah dan tidak pernah terlihat batang hidungnya.
Kya akhirnya bertahan hidup sendiri, tidak bersekolah, dan menyambung hidup dengan pergi memungut kerang dan kadang mencari ikan yang dijual kepada Jumpin', pria kulit hitam yang sangat baik padanya.
Orang-orang di desa itu tidak menyukai Kya. Dia dianggap makhluk aneh, bahkan ada desas-desus dia anak manusia dan kera. Akhirnya dia tidak punya teman dan hidup sendiri bersama binatang-binatang di sekitar rawa.
Kya tumbuh remaja. Dia berteman dengan anak laki-laki yang lebih tua empat tahun darinya, Tate. Tate menjadi cinta pertama Kya dan teman satu-satunya yang selalu membantunya, mengajarinya membaca dan menulis. Tapi kemudian Tate menghilang setelah dia kuliah di luar kota.
Kehilangan dan kekecewaan adalah bagian dari hidupnya, yang menjadi temannya yang paling setia. Membuat Kya semakin merasa terisolasi dan tidak diinginkan oleh dunia selain lingkungan rawanya.
Beberapa tahun kemudian, Kya ditangkap polisi karena dituduh membunuh Chase Andrews, mantan pacarnya. Kya dekat dengan Chase setelah Tate meninggalkannya.
Drama ruang sidang kemudian menjadi bagian dari cerita dengan plot maju-mundur ini. Bagian ini yang paling menegangkan, menunggu siapa sebenarnya yang membunuh Chase dan apa motifnya. Pada bagian courtroom ini saya tegang banget, apalagi pas menunggu putusan pengadilan. Sampai rela nahan lapar untuk selesain bagian ini.
Ini tuh page-turning, yang membuat kita lupa waktu dan tidak sabar ingin terus melanjutkan baca secepatnya, karena cukup membuat penasaran. Plot twist-nya juga lumayan mengejutkan.
Pas bagian-bagian yang mengisahkan Tate dan Kya, saya tuh gak kuat nahan air mata, pasti nangis. Sedih banget.
Ini dibilang pure thriller sih enggak juga karena pas adegan pembunuhan Chase enggak terlalu dieksplore, sedangkan romance-nya cukup intense.
Tokoh yang paling aku suka di sini bukan Kya, tapi Tate. I have a crush on him. Tate ini super sweet, terus pintar. Saya juga suka tokoh Jumpin' dan istrinya, Mabel, dua orang baik hati.
Ini adalah salah satu buku favoritku di tahun ini. Tinggal nonton filmnya nih besok-besok. Saya masih belum bisa move on dari Tate. I love him so much huhu.
Comments
Post a Comment