Pameran Roh Projects - Mencuci Mata, Mengolah Rasa



Waktu awal-awal jadi wartawan dulu, saya ditugaskan liputan bidang budaya, pariwisata, dan hiburan. Saya sering liputan ke Taman Budaya jika ada agenda seni di sana seperti pentas teater dan lainnya. Saya juga sering banget liputan ke Museum NTB dan kenal dengan beberapa petugas di sana.

Walaupun saya enggak begitu paham dan bukan ahli di bidang seni, tapi saya sangat menikmati melihat lukisan, patung, pementasan teater, barang-barang kuno dan bersejarah.

Beberapa bulan terakhir saya gemar mengunjungi museum dan galeri seni, juga pameran seni. Menurut saya, dengan media sosial sekarang, seni tidak lagi menjadi hal segmented, dinikmati sebagian orang yang ahli di bidang itu atau orang yang mendalami, tapi anak muda secara umum pun sekarang banyak yang datang ke pameran seni. Realita itu yang saya lihat saat saya mendatangi galeri maupun pameran seni. 

Walaupun mungkin mereka datang karena tujuan ingin foto-foto dan tidak ingin ketinggalan hal viral di media sosial, menurutku ya tidak masalah. Itu mungkin cara mereka mengapresiasi karya seni, berfoto, bikin video, dan mengunggahnya di media sosial. Efeknya, makin banyak orang tahu dan tertarik untuk datang.

Pameran seni terbaru yang saya kunjungi itu Roh Projects, yang memamerkan patung-patung maupun artwork lainnya karya Eko Nugroho. Saya datang di hari terakhir dan itu ramai buanget sampai saya harus antre lebih dari 30 menit. Antreannya mengular bahkan sampai setelah saya keluar dari ruang pameran. Kebanyakan yang datang ya anak-anak muda. Saya pun datang ke pameran bertema "Cut the Mountain and Let It Fly" ini karena lihat video Reels Instagram hehe.

Artwork yang dipamerkan memang menarik, colourful, walaupun ada kesuraman di balik ragam warna neon menyilaukan mata itu.







In my humble opinion, karya-karya yang dipamerkan adalah bentuk kritik sosial terhadap kapitalisme. Di mana kapitalisme telah menguasai hidup dan diri kita, mulai bangun tidur sampai kita tidur lagi.

Artwork yang ditampilkan dalam bentuk patung kontemporer juga poster-poster dengan gambar surealis.







Di lokasi pameran juga ada mas Eko Nugroho yang menyambut pengunjung dan sangat welcome kalau ditanya-tanya. Orangnya juga super nice dan ramah sekali. Pengunjung yang minta foto selalu disambut baik. Saya mau minta foto bareng tapi malu hehe.

Mas Eko Nugroho (kanan) 

Mendatangi pameran seni seperti selain untuk cuci mata juga bisa membatu kita mengolah rasa, mengasah kepekaaan. Terkadang ada hal-hal yang tidak mampu kita ungkapkan, tapi melalui karya seni kadang kita merasa relate dan terwakili.

Walaupun saya tidak selalu paham dengan apa yang saya lihat, tapi saya selalu berusaha mencermati karya seni di depan saya. Membaca deskripsinya kalau ada dan tersedia, kemudian mengamati detail-detailnya.

Oh iya masuk ke pameran ini gratis, gak perlu daftar juga.


Ini video pameran Roh Projects:



Sebelum ke pameran Roh Projects, sehari sebelumnya saya ke pameran Piknik 70-an di Galeri Nasional, memamerkan lukisan karya seniman Indonesia yang dibuat dalam kurun waktu tahun 1970-an.


Videonya bisa ditonton di bawah ini:



Besok ke pameran gratis apalagi ya?






Comments

Popular Posts