Review Film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas"

 

Source: dok Palari Films



Sutradara: Edwin

Pemain: Marthino Lio, Ladya Cheryl, Reza Rahardian, Ratu Felisha

Tahun: 2021



Tak pernah menyangka salah satu buku karya Eka Kurniawan yang paling bagus menurut saya ini bakal diadopsi ke layar lebar. Saya membaca buku ini saat baru terbit dengan cover pertama dan salah satu buku bagus karya penulis Indonesia yang pernah saya baca.

Setelah membaca banyak pujian di linimasa atas film peraih Golden Leopard, penghargaan tertinggi di Festival Film Locarno Italia ini, saya akhirnya memutuskan juga untuk menonton pada Jumat, 10 Desember 2021 di XXI PIM 1.

Menonton film ini merupakan salah satu pengalaman nonton film terbaik saya. Saya begitu menikmati setiap adegan yang jalan ceritanya memang sudah saya hafal karena pernah membaca bukunya. Cek reviewnya di sini.

Adegan dibuka dengan balapan liar memperebutkan uang di dalam botol yang diikuti Ajo Kawir (Marthino Lio). Ajo Kawir adalah pemuda yang suka berantem dan gelut. Dia dijuluki si jagoan dari Bojongsoang haha.

Ajo bertemu Iteung (Ladya Cheryl) saat mencari Pak Lebe. Iteung adalah anak buah Pak Lebe. Mereka saling hajar dan akhirnya saling jatuh cinta.

Tapi Ajo khawatir Iteung akan menjauhinya setelah tahu dia impoten. Tapi ternyata Iteung tak mempermasalahkan dan mereka menikah. Namun skandal terjadi, Iteung dihamili Budi Baik (Reza Rahardian). Ajo menghilang dan masuk penjara.

Cinta Iteung tak pernah pudar. Dia selalu berharap Ajo pulang dan mereka hidup bersama lagi. Selama Ajo dipenjara, dia berusaha mencari membalaskan dendam Ajo pada dua orang polisi yang memperkosa Rona Merah (Djenar Maesa Ayu). Dipaksa menyaksikan pemerkosaan itu saat masih kecil, itulah awal mulai Ajo Kawir impoten. Dengan membalas dendam itu, Iteung berharap burung Ajo Kawir bisa berdiri lagi.

Setelah keluar dari penjara, Ajo menjadi sopir truk lintas provinsi. Dia mulai menjauhi perkelahian walaupun banyak yang mencari gara-gara dan menantangnya. Saat jadi sopir itulah dia bertemu Jelita (Ratu Felisha), perempuan misterius.


Akting para pemainnya semua patut diacungi jempol. Salah satu yang saya suka aktinya di sini adalah Christine Hakim yang berperan sebagai Mak Jerot, dukun yang mengobati pria lemah syahwat.

Sepanjang film, mata saya dimanjakan dengan pemandangan sinematik yang luar biasa indah. Vibenya membawa kembali ke masa 90an waktu saya masih anak-anak. Scene yang paling saya suka saat Iteung naik mobil bersama Budi Baik melewati jalan indah dipenuhi pepohonon di sisi kiri dan kanan jalan dan ditambahi lagu Laron-Laron dari Makara, yang makin mengesankan kesan jadul.

Ada juga sindiran-sindiran atas kekerasan rezim di zaman orde baru. Adegan yang juga menarik saat Paman Gembul mancing di laut dan mengatakan ada seorang pejabat yang kalau mancing di laut, anak buahnya sudah siap melepas ikan di bawah perahu. Saya seperti pernah dengar kisah ini hahaha


Membaca bukunya dan menonton filmnya sama-sama memberi saya pengalaman luar biasa dan menyenangkan, juga kepuasan. Dan setelah nonton filmnya, saya baru tahu makna Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Hahaha

Burung Ajo Kawir yang gak bisa berdiri menurut saya adalah metafor ketidakmampuan warga untuk bersuara di era rezim Orde Baru yang penuh kekerasan. Ada pembungkaman atau pelemahan sistemik agar warga tidak melawan rezim. Kalau melawan, ada konsekuensinya; diculik dan hilang. Itu interpretasi bebas saya aja sebagai penikmat film dan pembaca bukunya. hehe


Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah film Indonesia terbaik yang wajib ditonton tahun ini. Sebelum turun layar, plisss nonton. Bagus banget


Comments

Popular Posts