Review Film "Ave Maryam"

 


Sutradara: Ertanto Robby Soediskam
Tahun: 2018
Pemain: Maudy Koesnaedy, Chicco Jerikho,  Tutie Kirana, Joko Anwar, Olga Lidya


Kisah cinta yang tidak biasa. Begitulah kisah biarawati atau suster Maryam (Maudy Koesnaedy) dan Pastor Yosef (Chicco Jerikho). Film ini berlatar belakang 1998 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Maryam mengabdikan dirinya di sebuah gereja untuk merawat para suster yang sudah sepuh, salah satunya suster Monic (Tutie Kirana). Maryam ini sosok yang irit bicara dan begitu telaten melaksanakan tugas-tugasnya.

Suatu ketika, datanglah seorang pastor muda berusia 35 tahun, Yosef ke gereja tersebut. Yosef disebut-sebut akan menjadi pastor baru yang bertugas di gereja itu, menggantikan Pastor Martin (Joko Anwar).

Yosef jago main musik. Maryam jatuh cinta. Pertemuan diam-diam mereka pun semakin intens, bahkan Maryam sering pulang malam dan tugasnya merawat para suster sepuh itu menjadi terbengkalai.

Maryam merasa telah mengkhianati dirinya dan Tuhan, karena seorang suster telah berikrar untuk hidup selibat seumur hidupnya. Dia dilema. Tapi di satu sisi, dia mengenal betapa indahnya cinta antara dua manusia yang saling mengasihi. Akankah Maryam melanggar ikrarnya selamanya?

Suster Monic juga sempat mengingatkan Yosef, yang merupakan anak angkatnya, tapi cinta telah membuatnya lupa. Ada percakapan menarik antara Maryam dan suster Monic. Suster Monic tidak ingin menuding Maryam seorang pendosa dan dia mengatakan: "Kalau surga saja belum pasti untukku, kenapa aku harus mengurus nerakamu?"

Film ini menurutku agak minim dialog. Tidak ada dialog panjang berbusa-busa tokohnya. Maryam juga digambarkan sebagai sosok pendiam, tidak banyak bicara kecuali memang perlu. Begitu juga dengan tokoh lainnya. Walaupun mereka berinteraksi setiap hari di gereja, mereka bicara seperlunya. Bahkan yang lucu, ada adegan Maryam dan Yosef makan di restoran, pas ngobrol kok malah dubbing, mereka tidak terlihat ngobrol tapi ada suara dari dalam hati mereka. Saya agak tidak paham dengan adegan itu.

Versi Netflix ini ada yang dipotong. Kabarnya ada adegan panasnya saat Maryam dan Yosef ke pantai, tapi itu tidak ada di Netflix. Mungkin itu ada di versi festivalnya.

Salut sama Maudy, yang walaupun seorang Muslim tapi menjiwai betul perannya sebagai suster Katolik. She seems not ageing at all. Masih muda terus. Kudos to all casts.


Rate: 3,5/5

Comments

Popular Posts