Review Film "Gangubai Katiawadhi"
Sutradara: Sanjay Leela Bhansali
Tahun: 2022
Pemain: Alia Bhatt, Ajay Devgan, Vijaay Raaz, Shantanu Maheshwari
"Hiduplah dengan bermartabat, jangan takut pada siapapun."
Gangubai Jagjeevendhas Kathiawadi (Alia Bhatt) ditipu pacarnya sendiri, si Ramnik. Ramnik menjanjikan akan mengorbitkan Gangu sebagai artis film dan mengajaknya ke Bombay. Alih-alih mendapat peran sebagai bintang film, Gangu malah dijual kepada germo, Sheela Masi (Bibi) di red district Kamathipura. Lalu si Ramnik brengsek itu menghilang setelah mendapat duit 1000 rupee.
"Tubuh, mimpi, kepercayaanku dijual seharga 1000 rupee oleh orang yang kucintai."
Gangu terjebak dalam dunia prostitusi. Tak ada pilihan. Dia tak mungkin pulang ke kampungnya di Kathiawad. Dia akhirnya tinggal di rumah bordir Sheela, menjual tubuhnya, bersama puluhan perempuan lainnya yang kebanyakan dari mereka terpaksa terjun ke dunia hitam tersebut demi menyambung hidup.
Dari rumah bordir itulah Gangu lalu muncul sebagai figur yang ternama. Dia saat itu berjanji membeli rumah bordir Sheela Masi, memberdayakan rekan-rekannya. Dia menjadi sosok yang disegani di Kamathipura. Lalu Gangu juga berkenalan dengan mafia Bombay, Karim Lala (Ajay Devgan), seorang Muslim yang ditakuti dan bahkan disegani polisi, mereka melakukan bisnis miras bersama-sama.
Film ini membuatku nangis berkali-kali. Menangis saat Gangu menelpon ibunya setelah bertahun-tahun tapi dia ditolak keluarganya, lantas mendapat kabar ayahnya meninggal dan ayahnya tidak mengakuinya sebagai anak setelah tahu apa yang dia kerjakan di Bombay.
Aku juga menangis saat Kamli, perempuan yang juga tinggal di rumah bordir Sheela Masi yang juga sahabat Gangu, hamil. Dia mempertahankan janin di rahimnya karena itulah satu-satunya harta yang tersisa untuknya.
"Setidaknya ada yang akan aku sebut sebagai milikku," kata Kamli.
Kamli meninggal dan anaknya dirawat Gangu. Saat jenazah Kamli akan dipulangkan ke kampungnya, Gangu meminta agar dikawal karena kata dia, "Pria tak bisa dipercaya walaupun dengan jenazah."
Hal yang juga membuat aku sedih itu kasih tak sampai antara Gangu dan Afshan Badr Razq (Shantanu Maheshwari), pemuda Muslim tukang jahit langganan Gangu. Yang bikin terharu, Afshan benar-benar jatuh cinta dan sayang sama Gangu dan ingin menikahinya, dia menerima Gangu apa adanya, walaupun Gangu seorang prostitute. Tapi Gangu tahu diri, walaupun dia juga jatuh cinta sama Afshan. Sedih banget.
Akting Alia di film ini sangat menakjubkan. Aku seperti tidak melihat Alia Bhatt di sini. Alia yang wajahnya baby face, bisa tampil sangat tegas, bold di film ini.
Yang juga menakjubkan adalah penampilan Vijaay Raaz yang berperan sebagai Raziabai, seorang waria yang menjadi saingan Gangu menjadi penguasa Kamathipura. Saya mengenal Vijaay Raaz dari film Kya Dilli Kya Lahore.
Awalnya tertarik nonton film ini karena karyanya Sanjay Leela Bhansali. Menonton film SLB memang harus di bioskop sih menurutku. Mata benar-benar dimanjakan dengan sinematografi yang ciamik. Gila aku takjub dan pengen nangis saking bahagianya. Apalagi waktu adegan nyanyi-nyanyi, seandainya layar bioskop itu bisa dipause. Hehe
Yang mengejutkan, ada spesial performance Huma Qureshi, sebagai penyanyi. Dia membawakan lagu Shikayat. Suka sama Huma setelah nonton series Maharani dan semoga suatu hari dia dapat peran utama dalam film Sanjay Leela Bhansali.
Aku juga bersyukur banget film ini diputar di bioskop Indonesia. Setelah tahu ada di daftar film XXI, aku langsung luncur ke Plaza Senayan. Gak masalah mahal (Rp 75.000) karena nontonnya pas weekend karena memang sebagus itu. Menantikan film-film Sanjay Leela Bhansali selanjutnya.
"Masukkan ini ke mulutmu mungkin akan membersihkan apa yang ada di dalamnya."
Comments
Post a Comment