Resensi Buku "Drupadi " Karya Putu Fajar Arcana
Judul: Drupadi; Kumpulan Cerpen
Penulis: Putu Fajar Arcana
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Tahun: 2015
Tertarik membaca buku ini karena judulnya, mengingat Drupadi adalah tokoh favoritku dalam cerita Mahabharata. Tapi sebenarnya buku ini tidak semuanya mengisahkan tentang Drupadi, melainkan hanya ada satu cerpen di mana nama tokohnya bernama Drupadi.
Buku ini juga bukan tentang tokoh-tokoh dalam pewayangan Mahabharata. Setting buku ini adalah dunia modern dan berlatar persoalan politik pascakemerdekaan dan juga peristiwa-peristiwa penting yang memiliki dampak traumatis.
Buku ini berisi 16 cerpen. Dan buku ini terdiri dari dua bagian; Tragedi dan Reinkarnasi. Setiap bagian terdiri dari delapan cerpen.
Dalam bab Tragedi, cerpen-cerpen yang disuguhkan penulis kelahiran Bali ini berlatar belakang peristiwa 1965, ketika pemerintah melakukan penumpasan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai PKI. Banyak warga saat itu hilang dan dibunuh. Tak hanya itu, keluarga mereka juga mendapat stigma buruk, diabaikan negara, bahkan tidak berhak mengetahui di mana jasad orang tercinta mereka.
"Begitu gampang orang-orang dilenyapkan hanya dengan sebuah tuduhan."
(Cerpen Menjelang Tidur Kupadamkan Lampu)
Cerpen-cerpen berlatar belakang peristiwa Gerakan 30 September itu terinspirasi dari kisah nyata yang merupakan hasil liputan atau wawancara penulis terkait para keluarga korban Gerakan 30 September di Bali. Putu Fajar Arcana adalah jurnalis koran Kompas.
Kata PKI pada hari-hari belakangan ini begitu menyeramkan. Ia seperti mantra hitam, yang bisa dengan mudah menjerumuskan orang pada lembah kedukaan. (Dalam cerpen Daftar Hitam)
Dua cerpen dalam Bab Tragedi ini juga mengangkat soal trauma dan dampak serangan bom yang di Bali pada 2002; Saraswati dan Bunga Jepun. Serangan bom ini memiliki dampak sangat luas, menghancurkan perekonomian masyarakat bahkan tidak hanya di Bali, tapi juga daerah tetangga seperti Pulau Lombok di NTB. Dalam Saraswati dan Bunga Jepun, dikisahkan soal para seniman yang kehilangan mata pencaharian. Mereka yang biasa tampil di hotel-hotel kehilangan job karena hotel-hotel sepi dan terpaksa harus memangkas biaya operasional.
"Ketika bom itu benar-benar meledak, ia seperti diledakkan untuk kesenian. Aku merasa selama ini hanya ditempatkan untuk aksesoris, hiasan mempercantik penampilan. Tarian tak pernah benar-benar dipahami dan dihayati sebagai peneduh, sebagai penghalus jiwa-jiwa sangar, sebagai peluluh hati yang membatu." (Cerpen "Saraswati")
Satu cerpen dalam bab ini, Para Penari, memiliki jalan cerita yang menarik, tapi sayang endingnya sangat menggantung dan enggak jelas.
Dalam Bab Reinkarnasi, sebagian besar mengisahkan tentang orang-orang yang mengalami reinkarnasi atau hidup kembali setelah mati tapi dalam bentuk lain.
Di bab inilah ada cerita tentang Drupadi dalam cerpen berjudul sama. Raytina adalah seorang perempuan yang terus menerus lahir kembali selama 100 kali setelah dia mati. Dia adalah reinkarnasi dari Drupadi, istri Pandawa Lima dalam kisah Mahabharata. Dalam setiap kelahirannya, dia selalu kerap menjadi manusia dengan segenap penderitaan hidup.
"Aku tidak ingin lahir kembali, karena kelahiran selalu berujung pada kematian."
".... sejarah memang berangkat dari kekejaman demi kekejaman. Tak satu pun catatan menunjukkan sejarah terbebas dari kekerasan. Apakah sejarah itu identik dengan kekerasan?"
Salah satu cerpen yang saya suka dalam bab ini berjudul "Aku, Ikan yang Berenang". Mengisahkan tentang reinkarnasi manusia menjadi seekor ikan yang sangat merindukan kekasihnya di masa lalu. Sangat puitis.
Cerpen dengan plot twist yang juga saya suka adalah Kereta Senja. Mengisahkan teror mengerikan di sebuah kereta penumpang dan kesabaran suami menunggu kepulangan istri dan anak-anaknya di stasiun.
Mengutip pernyataan bapak Budi Darma di buku ini, beliau mengatakan pada hakikatnya tokoh-tokoh dalam buku ini adalah korban kekejian. Kekejian selalu membawa kesengsaraan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan itulah yang dialami sebagian besar tokoh dalam buku ini.
Bagi penyuka sastra, buku ini saya rekomendasikan. Buku ini saya pinjam di aplikasi iPusnas.
Comments
Post a Comment