Resensi Buku "The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared"

 


Penulis: Jonas Jonasson

Penerjemah: Marcalais Fransisca

Penerbit: Bentang

Tahun: 2014 (Cetakan Pertama)


Allan Karlsson, kakek berusia 100 tahun tinggal di Rumah Lansia yang dipimpin Direktur Alice. Dia kabur di hari ulang tahunnya ke-100, di mana sebuah pesta telah disiapkan dan dihadiri wali kota.

Dia kabur ke Byringe, dan sebelumnya mencuri koper seorang pria di stasiun. Ternyata pria bernama Bolt itu adalah anggota kelompok kriminal bernama Never Again.

Dia lalu bertemu dan menumpang di tempat tinggal Julius Jonsson, kakek berusia 70 tahun, seorang pencuri amatir yang tinggal sendiri di bangunan bekas stasiun kereta Byringe. Kedua lalu membuka koper yang dicuri Allan dan isinya uang sebesar 50 juta krona.

Bolt mengejar Allan untuk mengambil kembali kopernya. Bosnya, Per Gerdin sedang menunggunya untuk segera menyerahkan koper tersebut. Bolt akhirnya tahu di halte mana Allan turun dan berhasil menemukannya. Namun malang, yang dilawan ternyata bukan kakek sembarang kakek. Bolt tewas.

Petualangan dua kakek-kakek membawa koper berisi duit itu pun dimulai, disertai upaya mereka menutup jejak pembunuhan.

Dari situ, pembaca kemudian dibawa mengikuti alur penceritaan maju-mundur. Flashback ke masa kecil Allan dan berbagai petualangannya.

Allan ditinggal mati ayahnya saat merantau ke Rusia. Ibunya juga meninggal karena sakit meninggalkan utang 9 krona kepada Tuan Pedagang Grosiran Gustavsson.

Allan muda datang ditagih oleh Gustavsson tapi tidak mau membayar dan mengatakan kepada Gustavsson: "Kau harus bicara sendiri dengannya (ibunya), Tuan Pedagang Grosiran. Kau mau pinjam sekop?" Hahahahahah

Gustavsson disuruh gali kuburan ibunya hahaha

"Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi" (ibu Allan) huhu

Buku ini pokoknya ngocol banget. Banyak jokes yang bikin ketawa sampai sakit perut. Menurutku cukup menghibur. Apalagi setelah Allan dan Julius bergabung dengan Benny dan Gunilla Bjőrklund si Jelita, lalu mereka dikejar polisi atas tuduhan pembunuhan. Petualangan mereka makin seru dan kocak.

"Yang terjadi, terjadilah. Tak perlu menebak nebak."

Part-part yang paling seru ketika Allan mengenang masa mudanya, ketika dia bertemu dengan para pemimpin dunia dan bertualang ke berbagai negara. Dia berteman dengan Presiden AS Harry S Truman, bertemu Stalin di Uni Soviet, bertemu Kim Il Sung dan Kim Jong Il di Korea Utara, lalu tak sengaja bertemu Mao Tse Dong. Dia pernah dipenjara di Iran dan dihukum kerja paksa di kamp Gulag, Vladivostok, Rusia. Mengapa dia bisa berteman dan bertemu pemimpin dunia? Itu karena bom atom..hahahah

Baca buku ini menghibur banget, seru, kocak, konyol, banyak plot twistnya yang bikin menganga hahahahah

Oh iya, setting buku ini juga ada di Bali, Indonesia. Allan ke Bali untuk berlibur bersama temannya, Herbert Einstein. Herbert adalah adik tiri Albert Einstein, tapi berbanding 360 derajat dengan kakaknya, Herbert ini orangnya bodoh. Hahahahahah

Lalu di Bali, Allan dan Herbert bertemu dengan Ni Wayan Laksmi, yang kemudian berubah nama jadi Amanada Einstein, setelah menikah dengan Herbert.

".... di Indonesia, semua bisa dijual sehingga siapa saja yang punya uang bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan.."

Hahahaha

Pokoknya sepanjang baca buku ini aku ngakak terus. Tulis resensi ini juga ngakak karena inget kengocolan Allan.

Highly recommended!

Jangan lupa baca buku! Xoxo

Comments

Popular Posts