Resensi Buku "The Fall of Gondolin"
Judul: The Fall of Gondolin (Keruntuhan Gondolin)
Penulis: JRR Tolkien
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Ilustrasi: Alan Lee
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Melalui kegelapan seseorang bisa menemukan terang
... jangan takut! Tidak akan berlama-lama engkau melangkah dalam kegelapan.
Anar kaluva tielyanna! (Mentari akan menyinari jalanmu).
Sembari membaca buku ini aku membayangkan dan berandai-andai buku ini segera diangkat ke layar lebar oleh Peter Jackson. Berharap banget bisa lihat live figure Tuor yang gagah dan keindahan kota Gondolin yang sangat menakjubkan itu.
Penggambaran Gondolin seindah itu di buku ini. Baca buku ini benar-benar membuatku bahagia karena bagus, poetic, indah. Buku-buku bapak JRR Tolkien never failed me.
Buku ini mengisahkan perjalanan Tuor, dari bangsa Manusia, menuju kota tersembunyi Gondolin. Tuor adalah putra Peleg putra Indor dari klan Angsa, bangsa Manusia dari Utara.
Diia digambarkan sebagai sosok gagah dan pemberani, punya kemampuan bermain harpa.
Dia melakukan perjalanan itu atas perintah Ulmo(Ylmir), Valar atau Penguasa Laut. Dia Valar terkuat setelah Manwë, penguasa segala perairan tapi lebih sering menetap di Valinor (Laut Luar).
Tuor diperintahkan bertemu Raja Gondolin, Tugor, untuk menyampaikan pesan Ulmo agar segera bersiap menghadapi serangan Morgoth atau Melko, raja kaum Orc.
Dalam perjalanannya mencari Gondolin, Tuor ditemani Voronwë dari kaum Gnomes.
... mari kita melangkah sejauh yang mampu kita lakukan sebelum harapan kita pupus.
Gondolin adalah kota Elf yang tersembunyi. Kota ini tak kasat mata. Telah dimantrai dari segala penjuru agak tak tertembus oleh Melko.
Melko yang berbasis di pegunungan utara sejak lama mengincar Gondolin dan ingin menghancurkananya. Kota ini digambarkan dengan sangat indah, mengingatkanku akan Rivendell.
Saya suka dengan penggambaran Gondolin:
"... Tuor menatap tembok-tembok batunya dan menara-menaranya yang megah, melihat puncak-puncak kota yang berkilauan, dan dia memandang undak-undakan batu serta marmernya, dibatasi birai-birai ramping dan disejukkan oleh air-air terjun bagaikan tali-temali yang melompat-lompat menuju padang rumput dari air mancur Amon Gwareth, dan dia mengangggap kota itu bagaikan mimpi para Dewa, sebab menurutnya pemandangan ini takkan pernah terungkap dalam visi manusia di mimpi mereka, begitu besar kekagumannya akan kemegahan Gondolin."
Tuor dan Voronwë memasuki gerbang.
".... gerbang-gerbang tersebut terbuat dari besi, tinggi dan kuat. Jalan-jalan di Gondolin yang lebar dilapisi batu, dengan tepi terbuat dari marmer, dan rumah-rumah serta pekarangan-pekarangan cantik di antara taman-taman berbunga cerah berada di sekitar jalan, serta banyak menara ramping dan indah dibangun dari marmer putih penuh pahatan elok menjulang ke angkasa. Lapangan-lapangan di sana dihiasi air mancur dan rumah bagi burung-burung yang bernyanyi di antara pohon-pohon tua, tetapi yang paling besar di antara segalanya adalah tempat berdirinya istana raja, dan menara di sana adalah yang paling megah di kota, dan air-air mancur yang menari-nari di depan pintunya memancar 27 fathom ke udara dan jatuh kembali dalam bentuk hujan kristal berdentingan: di sana matahari berkilauan cerah pada siang hari, dan bulan berpendar magis pada malam hari. Burung-burung yang tinggal di sana berwarna seputih salju dan suara mereka lebih merdu daripada musik pengantar tidur."
Di kedua sisi pintu istana ada dua pohon; Glingol dan Bansil, satunya berbuah emas dan pohon lainnya berbuah perak. Keduanya tak pernah layu.
... di depan terletak negeri yang kita tuju dan harapan untuk kehidupan, tetapi kematian melangkah di sela-selanya..
Bayangkan bagaimana indahnya jika difilmkan. Ngarep banget. Kabarnya menurut laporan Vanity Fair, produsen film besar sedang membahas kemungkinan mengangkat karya Tolkien lainnya ke layar lebar setelah Lord of the Rings dan The Hobbit dengan Peter Jackson. Semoga beneran terwujud.
Saat memasuki Gondolin, Tuor dan Voronwë harus melewati Tujuh Gerbang mulai dari Gerbang Kayu, Gerbang Batu, Gerbang Perunggu, Gerbang Besi Tempa, Gerbang Perak, Gerbang Emas, Gerbang Baja. Baru kemudian mereka memasuki Gerbang Agung menuju istana Raja Turgon. Dalam melintasi Tujuh Gerbang, mereka diawasi dan diantar penjaga Elemmakil.
Lalu mereka bertemu Etchelion sebagai Garda Gerbang Agung, yang akan mengantarkan dua pengelana itu ke hadapan raja.
Turgon digambarkan berjubah putih bersabuk emas, lingkaran mahkotanya dari batu garnet.
Bicaralah dan jangan takut! Setelah itu bertindaklah sesuai kata hati dan keberanianmu
(Ulmo)
Ada beberapa versi Keruntuhan Gondolin di dalam buku ini, ada yang versi singkat dan panjang yang semua ditulis mentahan sebagai perbandingan dengan versi lainnya. Karena sebelumnya naskah ini ditemukan oleh anak JRR Tolkien, Christopher Tolkien, dan kemudian dilanjutkan dengan mencari sumber-sumber tulisan lain ayahnya terkait cerita ini.
Judul orisinal kisah ini adalah Tuor and the Exiles of Gondolin (Tuor dan Kaum Terasing di Gondolin). Masa ini adalah jauh sebelum era The Hobbit dan Lord of the Rings.
Legolas Greenleaf dari Klan Pohon sempat disebut tapi cuma selewat. Turgon ini adalah kakek buyutnya Elrond. Elrond adalah anak dari Earendel dan Elwing. Earendel adalah putra Tuor dan Idril, anak perempuan Raja Turgon.
Jadi kisah keruntuhan Gondolin ini jauh sebelum era The Hobbit dan LoTR. Membaca buku ini membuat kita lebih mengenal silsilah tokoh-tokoh di The Hobbit dan LoTR.
Buku ini juga disertai ilustrasi berwarna beberapa adegan dan latar tempat dalam buku ini, keren!
Kalau kalian suka fantasi, penggemar The Hobbit dan LoTR, wajib baca buku ini.
Jangan lupa baca buku!
xoxo
"Hanya tersisa satu harapan terakhir, harapan yang tidak pernah mereka cari dan mereka tidak pernah bersiap-siap untuknya. Dan harapan tersebut terletak dalam dirimu.."
Comments
Post a Comment