PILOT

Suatu siang, saya keluar dari musala di Terminal 3 Kedatangan Bandara Soekarno Hatta. Saya hari itu baru mendarat dari Lombok, setelah sebulan di kampung saat mudik lebaran.

Perut saya keroncongan karena belum makan dari pagi. Saya tidak begitu biasa makan saat akan perjalanan jauh karena perasaan saya sebagian besar diliputi ketegangan bercampur kesedihan bakal LDR lagi dengan ibu saya. Karena itu saya kerap kali tidak berselera makan.

Untuk memenuhi harapan perut yang dari tadi menendang-nendang minta makan, saya akhirnya menuju ke Indomaret Point, tak jauh dari musala. 

Saat sedang pilih minuman di lemari pendingin, ada sosok anak kecil lucu yang lewat dan bilang "permisi". Saya lantas kasih jalan. Ternyata anak kecil lucu tadi disusul ayahnya, rupanya baru kelar terbang juga, masih memakai pakaian pilotnya.

Pilot dan si anak lucu itu tak hanya berdua, tapi ada istri bapak pilot juga sekaligus ibu si anak cowok itu. Aku lantas berasumsi ngasal, pasti Pak Pilot yang masih muda itu baru kelar terbang, lalu dijemput istri dan anaknya yang tak sabar bertemu. Terus anaknya merengek minta jajan dan kemudian mereka ajak di Indomaret Point haha.

Setelah membayar di kasir, aku duduk di bangku dan meja yang tersedia di minimarket. Sambil menikmati sosis bakar isi keju mozarella, aku mengingat pilot dan keluarganya tadi dan tersenyum. Aku mengatakan pada diri sendiri, seperti itulah gambaran masa depanku nanti. Entah tahun kapan, yang penting aku melihat diriku menjemput suamiku yang baru pulang terbang di bandara, datang bersama anakku yang tidak sabar bertemu papanya. Manifesting. 

Hahaha

Minum susu oat di Indomaret Point Terminal 3 Soetta


Back then 2021. I fall for someone yang kebetulan dia berprofesi sebagai pilot. At that time, I did hope he would be the last lover, he would be a father for my future children.

Saya menyukainya bukan semata karena dia pilot. Mungkin ada pengaruhnya, tapi hanya sedikit saja. Tapi yang membuat saya menyukainya adalah kesamaan sifatnya dengan saya. Dia juga introvert dan tidak banyak omong.

He came into my life at my lowest state. When I trapped in my bad past memories with my ex. He made me realize that someone whom I wasnt able to forget is the one who deserved to be thrown away and he did not deserve me.

The pilot is my cure, my angel, my saviour that God sent down to me in the very right moment. I respected him a lot then I fell for him harder.

But sadly, things did not fall into places as I expected. Hehehe

I pray hard and harder Allah would make him mine. I call his name in every prayers, in every sujood. But maybe I do not deserve an angel like him and he deserves someone who is way much better than me.

I dont regret our path crossed. The moment, the songs, the late night chatting we shared together, everything will be sweet memories..

I am manifesting seeing my future as a wife of a pilot, but of course not him. Maybe someone else. Way much better, richer, smarter, wiser than that Maldivian pilot.

Aamiin.


Selfie di toilet bandara haha



Comments

Popular Posts