Prambanan Jazz Festival, Event Musik yang Menyesal Kudatangi




Dua bulan lalu saya baru pulang dari Jogja. Kemudian melihat info di Twitter soal Prambanan Jazz Festival. Saya tertarik setelah lihat line upnya.

Awalnya antara beli tiket atau enggak karena saya baru juga dari Jogja pertengahan Mei. Masa Juli balik lagi liburan ke sana? Agak males juga. Hehe.

Tapi karena kapan lagi bisa nonton Rhoma Irama, Faouzia, dan Lukas Graham secara live, akhirnya saya beli tiket untuk Day 4 dan 5. PJF 2023 digelar selama enam hari di akhir pekan pertama Juli untuk Day 1-3 dan pekan kedua Juli untuk Day 4-6.

Saya beli tiket yang kelas festival paling belakang, Experience Festival, harganya Rp250.000 untuk satu hari. Untuk 2 hari, saya bayar sekitar Rp596 ribu setelah ditambah pajaknya.



Setelah tiket konser aman, saya searching untuk cari hostel atau penginapan murah. Sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, saya baru pesan tiket kereta dan hostel.

Sejak jauh-jauh hari saya memikirkan outfit untuk nonton konser nanti haha. Biar maksimal. Tentunya saya pilih pakaian dengan bahan yang ringan, biar enggak terlalu berat masuk di backpack aku. Selain itu juga pilih bahan yang nyaman karena Prambanan panas.

Few days later......

Akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Saya sudah berada di Jogja dan siap ngonser haha

Untuk transportasi selama ke PJF, awalnya saya berencana estafet aja naik kereta atau TransJogja, disambung ojol atau jalan kaki. Tapi kemudian saya dapat info di Twitter, ada shuttle antar jemput dengan ongkos Rp100.000 per hari. Kita dijemput di penginapan dan diantar ke Prambanan. Nanti setelah selesai konser, kita dijemput lagi. Ya sudah biar gak ribet, saya putuskan pakai shuttle saja untuk konser Day 4 dan Day 5. Dan ternyata pelayanan jasa shuttle ini top banget. Nama drivernya mas Aji. Orangnya baik, ramah, helpfull. Alhamdulillah dipertemukan dengan orang baik, rezeki anak solehah hehehe

Untuk hari pertama konser, saya dijemput di hostel sekitar jam 1 siang. Sebelumnya saya kerja dulu di kafe dekat hostel. Setelah submit tulisan dan kerjaan kelar, saya balik ke hostel, solat, lalu siap-siap nunggu jemputan.

Setelah jemputan datang, kami juga harus menjemput tiga orang lainnya yang naik di mobil itu ke kawasan Malioboro. Ada dua ibu-ibu dan satu bapak-bapak dari Bandung. Mereka sohib dan ke Jogja untuk nonton konser bareng. Seru banget.

Setelah sampai Prambanan, saya pamit ke grup bapak ibu tadi kalau saya mau makan dulu di warung luar kompleks Prambanan. Jadi biar mereka masuk duluan.

Saya memilih makan di warung biar murah hahaha. Saya makan nasi rames dengan lauk telur. Yang bikin kaget itu waktu bayar, ternyata cuma Rp13.000 (nasi plus kerupuk) Nasinya enak dan banyak, juga enak dan hanya Rp11.000. Membagongkan hahaha. 


Menuju Prambanan

Nasi rames murah dan enak 

Kelar makan baru saya masuk ke Prambanan, tukar tiket dan menuju venue konser. Sebelum ke venue konser, saya masuk dulu ke kompleks candi yang hanya dibangun semalam itu hehehe. Lalu saya takjub dengan keindahan, kemegahan, dan kemagisannya. Saya pun nyesal kenapa baru sekarang saya ke tempat ini walaupun dulu pernah empat tahun tinggal di Jogja. Bisa juga baca artikel ini, tinggal klik hehe

Sorenya saya masuk ke venue konser. Pemeriksaannya lumayan ketat ya. Enggak boleh bawa makanan, minuman, tongsis. Kalau bawa makanan atau minuman diminta untuk dihabiskan dulu atau terpaksa dibuang. Aku terpaksa buang kue basah yang kubeli sehari sebelumnya di dekat Stasiun Senen waktu berangkat ke Jogja. Hiks. Maafin aku ya jajan basah. Maaaf banget aku harus membuangmu.

Waktu masuk tas juga harus masuk ke pemindaian X-ray. Tas dibuka. Lalu ada lagi petugas yang memeriksa kita dengan tongkat infrared atau apa sih namanya, seperti yang sering dipegang satpam. Itulah ya.




Banyak lapak makanan

Sore itu saya menyaksikan Andien tampil. Andien cantik banget. Sepertinya ini orang vampir, enggak tua-tua, wajahnya dari dulu ya gitu-gitu aja. Lagu Andien paling berkesan sore itu menurutku Kisah Insani yang dibawakan dengan duet. Sampai sekarang saya jadi suka lagu itu. Musiknya yang indah mendayu pas banget dengan suasana sore itu yang sejuk dengan latar belakang candi Prambanan. What a perfect afternoon. Andien juga mengajak dua anaknya; Kawa dan Tabi naik panggung. So cute :)

Abis Andien tampil, saya sakit perut dan cari toilet basah ke luar. Di dalam ada banyak toilet, tapi toilet kering yang cuma untuk buang air kecil. Jadi ya saya mesti keluar venue dulu. Setelah perut aman, lanjut ngonser lagi hahaha

Outfit hari pertama







Setelah magrib, tampil Vertical Horizon. Saya melipir salat dulu baru ke depan panggung. Waktu itu gak begitu tertarik sama Vertical Horizon karena saya enggak tahu lagu-lagunya. Dan setelah dengar ternyata kok enak ya. Akhirnya saya nonton sampai selesai haha.

Si vokalisnya ini merasa takjub bisa tampil di acara konser yang berlokasi di sebuah tempat sangat indah. Kata dia, itu adalah tempat manggung paling indah dalam hidupnya. Yeaaa, jangankan dia, gue yang orang Indonesia aja takjub benerrr.

Ada musalanya. Luv banget.

Vertical Horizon



Suatu hari saya pernah bilang pengin lihat Tulus tampil live. Dan alhamdulillah malam itu terkabul. Tulus salah satu penyanyi yang tampil di Day 4. Besoknya siang, Day 5, Tulus juga tampil dan saya dua kali bisa menyaksikan aksi panggung Tulus. Tulus membawakan lagu-lagu dari album terbarunya "Manusia" seperti Kelana, Diri, dan Hati-Hati di Jalan. Saya berharap malam itu dia membawakan lagu Satu Kali, tapi ternyata enggak. Lagu Satu Kali dibawakan keesokan harinya. Itu salah satu lagu favoritku karena liriknya encouraging. 

Menurutku Tulus itu penyanyi yang sangat humble dan down to earth. Siapa sih yang enggak kenal dia, khususnya anak-anak muda zaman sekarang? Tapi dengan rendah hati, di atas panggung, dia tetap memperkenalkan diri, "Halo. Namaku Tulus. Aku seorang penyanyi dan pencipta lagu." Your attitude, man! Incredible! Bow down!

Malam itu orang-orang bergembira. Banyak fans Tulus yang aku lihat ada di sana. Ikut nyanyi, screaming, dan bahagia idola mereka ada di depan mata. I am not big fan. Tapi saya suka karya-karyanya. 






Setelah Tulus, muncul penyanyi yang menjadi salah satu alasanku datang ke PJF. Here he is.... Lukas Graham!

Tahun 2017 dan awal-awal saya merantau di Jakarta, lagu-lagu Lukas Graham selalu menemani saya saat berangkat maupun pulang kerja. Saya ingin memorize masa-masa itu dengan mendengarkan penyanyinya langsung. 












Malam itu Lukas Graham tampil membawakan lagu-lagu dari album barunya juga yang saya kurang akrab dan jarang saya dengerin. Saya lebih akrab dengan album pertamanya. Tapi saya tetap menikmati dan bahagia banget malam itu. Doi sempat ganti kostum. Pertama pakai kaos merah dan kemudian ganti pakai jaket batik. So cool! Suaranya juga sama seperti rekaman. Vokalnya powerful sampai lagu terakhir. 7 Years menjadi lagu penutup malam itu, lagu yang dia didedikasikan untuk ayahnya. Dia juga beberapa kali menyebut ayahnya di atas panggung. Lukas juga mengatakan bahagia bisa tampil di tempat yang indah itu, as well as I do, to be there watching him at that magically beautiful temple.





Musisi penutup malam itu adalah the most legend, one and only, king of the king, Rhoma Irama bersama grupnya Soneta dan juga ada Trio Lestari. Penutup yang gokil. Saya gak nyangka Tompi orangnya sengocol dan sekocak itu. Malam itu semua orang berdendang, bergoyang, bergembira, dancing like no one watching. What a night!





Dan mengapa saya menyesal menonton PJF? Karena mengapa baru sekarang? Kenapa enggak dari dulu-dulu? Huhu.  

Salah satu momen paling membahagiakan dalam hidupku di 2023. Semoga rezekiku berlimpah ruah, sehat, umur panjang, tahun depan bisa nonton lagi. Aamiin.

Konser selesai lewat jam 11 malam. Jemputan sudah menunggu di dekat pintu masuk. Malam itu kami balik dengan hati gembira. Saya sampai hostel hampir jam 1 malam karena mesti mengantar rombongan bapak dan ibu-ibu itu dulu ke sekitar Malioboro. 

Nama bapak-bapak itu Pak Rais. Yang membagongkan, bapaknya udah 60 tahun tapi sama sekali tidak terlihat seperti 60 tahun. Saya mengira bapaknya umur 40 tahunan. 

Menurut saya bapak itu awet muda karena selalu bergembira dalam menjalani hidup dan punya hobi yang membuat dia tetap semangat. Pak Rais cerita di mobil dia suka nonton konser dan traveling. Dia sudah traveling ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. 

Dia juga sudah beberapa kali nonton PJF. Bahkan dia juga sudah punya tiket konser Coldplay di Singapura tahun depan. Bapaknya ngefans sama Andien dan itu salah satu alasan dia ke PJF. 

Salut. Semoga saya juga bisa awet muda seperti Pak Rais.

Bakal ada tulisan part berikutnya soal PJF. Stay tune. Hehe



Comments

Popular Posts