Cerpen Pilihan Kompas 2014 "Di Tubuh Tarra Dalam Rahim Pohon"








Judul                             : Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon (Cerpen Pilihan Kompas 2014)
Penulis                          : Faisal Oddang, Agus Noor, Seno Gumira Ajidarma, dll
Penerbit                         : Penerbit Buku Kompas
Perancang Sampul       : A.N. Rahmawanta
Ilustrasi Sampul           : Yuswantoro Adi
Tahun                            : 2015
ISBN                              : 978-979-709-949-7

Saya buat rangkuman tentang inti cerita dalam cerpen-cerpen yang dimuat dalam cerpen ini. Catatan, hanya cerpen Angela karya Budi Darma yang saya tidak buat rangkuman ceritanya karena saya tidak begitu memahaminya. Saya baca ini pada 2015, tapi baru saya buat rangkumannya sekarang.

Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon karya Faisal Oddang
Mengangkat tradisi masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan yang menguburkan bayi di dalam Tarra. Tarra adalah pohon besar dan dipercaya bahwa bayi yang dimakamkam di dalam pohon bisa menyusu dengan getah pohon.

Adalah Runduma, bayi laki-laki yang mengisahkan perihal kematiannya kepada Lola Toding, bayi perempuan penghuni Tarra. Runduma adalah keturunan tokapua, golongan kasta tertinggi dalam masyarakat Toraja, sementara Lola Toding berasal dari kasta menengah atau tomakaka. Dengan liris dan sedih, Runduma menceritakan kenapa ia sampai mati di tangan orang tuanya akibat pertengkaran indo (ibu) dan ambe (ayah) yang terlilit masalah hutang karena biaya pernikahan yang tak kunjung lunas. Karena pertengkaran itu, Runduma terjatuh dari gendongan indonya dan meninggal.

Beras Genggam karya Gus TF Sakai
Berkisah bagaimana tradisi beras genggam hidup dalam sebuah tatanan masyarakat Sumatera Barat. Di sebuah desa yang masih teguh memegang adat budaya di Sumatera Barat, hiduplah Wak Janewo yang keturunan orang kaya di kampungnya. Ia memiliki tanah dan sawah yang banyak, warisan dari ayahnya, Nyik Jamain. Di kampung itu tinggal seorang pendatang, Jumali atau dipanggil Kramat Ako yang merupakan orang berpendidikan dan kerap memberikan arahan kepada warga bagaimana mengelola tanah yang ada di wilayah mereka dengan ilmu yang dimiliki. Tapi Wak Janewo tidak mempercayai Kramat Ako sebagaimana juga dulu ayahnya. Akhirnya ia gagal panen dan tak memiliki apapun. Beras genggam adalah tradisi warga menyumbang beras untuk orang yang ditimpa kemalangan seperti Wak Janewo. Sayangnya berkarung-karung beras yang didapatkan dijual ke kota. Tidak disimpan sebagaimana adat kebiasaan warga.

"Harta benda hilang, itu bukan bernama hilang. Sanak saudara hilang, itu tak pernah disebut hilang. Akal-budi hilang, itulah sebenar-benar hilang."

Mitos dalam sebuah masyarakat lokal juga diangkat dalam kisah Bulu Bariyaban karya Zaidinoor. Berkisah tentang Datu (kakek buyut) yang tak mati-mati. Konon ia tetap hidup karena semasa beberapa tahun sebelumnya pernah menemukan bulu hantu Bariyaban di pegunungan Meratus. Manusia yang memakai bulu hantu Bariyaban dipercaya apabila sedang marah akan terlihat seperti makhluk besar dengan taring dan bulu hitam menyeramkan. Datu mencari bulu Bariyaban waktu itu untuk menakuti tentara Nippon Jepang yang ingin mengambil anaknya untuk dijadikan serdadu. Di saat tuanya, Datu sakit-sakitan dan anaknya tak sanggup lagi merawatnya. Akhirnya karena ingin mati, ia pun memindahkan bulu Bariyaban kepada cucunya.

Menunda-nunda Mati karya Gde Aryantha Soethama berlatar Bali yang terkenal kental dengan budayanya. Rupini, isteri dari Kutiran berupaya menyelamatkan suaminya dari perjanjian kematian yang dilakukan Kutiran dan Grudug. Setelah berhasil mengalahkan Kutiran saat bertarung di tegal Gelagah Puun, sebagai perayaan kemenangan, jiwa Kutiran harus dihabisi agar Grudug bisa menguasai aji Tuwah Aukud, ilmu yang hanya dikuasai satu orang. Kutiran yang telah siap mati setelah menikahkan anaknya beberapa tahun setelah perjanjian itu, tanpa sepengatahuannya, di saat menjelang kematian Kutiran, dengan aji Lanus Iying mendatangi Grudug dan menghabisinya.

Harimau Belang karya Guntur Alam
Harimau belang atau disebut puyang dalam masyarakat setempat mulai mengancam perkampungan. Puyang mulai mencari makanan dengan memangsa hewan ternak warga dan bahkan seorang anak. Warga pun memburu Puyang. Diduga Puyang mulai masuk ke perkampungan karena ekosistem di hutan mulai rusak akibat dibangunnya pabrik kertas di perkampungan itu. Menot, isteri Nalis yang sedang hamil lima bulan anak ketiganya begitu mengkhawatirkan Nalis suaminya yang akan berburu Puyang bersama warga lainnya. Berhasilkan warga menangkap Puyang?

Matinya Seorang Demonstran karya Agus Noor
Cerita ini dipersembahkan Agus Noor untuk Eka Kurniawan. Nama tokoh ini juga dinamakan Eka dan Ratih (Ratih Kumala, nama isteri Eka Kurniawan). Latar waktu cerita ini pada saat sebelum reformasi, saat gencarnya para mahasiswa melakukan gerakan perlawanan kepada pemerintahan orde baru. Eka, mahasiswa filsafat di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta bersaing dengan Munarman atau Arman untuk mendapatkan Ratih. Eka adalah seorang aktivis yang lebih banyak berpikir daripada berorasi. Ia berasal dari keluarga sederhana, sementaran Arman berasal dari keluarga seorang jenderal purnawirawan. Eka tiba-tiba menghilang dan diduga diculik aparat karena ia terlibat dalam sebuah organisasi mahasiswa yang kerap melakukan kritik. Sementara Arman mati karena peluru nyasar aparat di Jogjakarta.

Lima Cerpen Sapardi Djoko Damono karya Sapardi Djoko Damono
Sesuai judulnya, ada lima cerita di dalam buku ini. Walaupun menurut saya tidak ada keterkaitan cerita antaran satu cerita dengan lainnya, tapi tokoh dalam cerita ini memiliki profesi yang sama, wartawan. Kecuali pada cerita kelima, yang dipersembahkan penulis untuk Nano Riantiarno yang berjudul "Meditasi Sunan Kalijaga".

Bukit Cahaya karya Yanusa Nugroho
Bercerita tentang sebuah pencarian seorang karyawan tentang bukit cahaya yang berada di Galihkangkung. Bukit cahaya ini hanya bercahaya sekali setahun, pada malam ketujuh di bulan tujuh. Semua orang meledek si karyawan ini akan obsesinya menyaksikan sendiri bukit bercahaya tersebut.

Darah Pembasuh Luka karya Made Adnyana Ole
Tantri memiliki borok di lutut kiri yang tumbuh tiba-tiba. Borok ini hanya akan sembuh jika diobati dengan darah manusia yang mati tidak wajar. Luka ini pernah muncul ketika Tantri masih sekolah dasar dan borok itu sembuh oleh darah ayahnya, Ganggas yang terbunuh diamuk massa karena diduga masuk parpol tertentu. Sekarang setelah puluhan tahun borok itu kembali muncul di lutut kirinya. Ia pun teringat suaminya, Bontoan yang merupakan anggota sebuah gank atau ormas di Bali. Kini ormas tersebut disewa oleh sebuah partai politik pada saat menjelang Pemilu. Borok, parpol, dan darah mengingatkan Tantri akan peristiwa puluhan tahun lalu.

Wanita dan Semut-semut di Kepalanya karya Anggun Prameswari
Seorang perempuan rumit, yang gila karena ditinggalkan suami yang sangat dicintainya. Karena berpikiran rumit, suaminya berkata bahwa otaknya lama-lama habis dikerubungi semut. Perempuan itu pun berupaya mati-matian bagaimana membunuh semut dalam pikirannya. Sampai ia dianggap gila oleh orang sekitarnya.

Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna
Cerita di dalam cerita. Penulis menciptakan sebuah tokoh dalam cerpennya bernama Ni Komang, yang bekerja di sebuah lembaga penyelaman di Nusa Penida, ia kerap menemani tamu-tamu menyelam.

Dongeng New York Miring untuk Aimee Roux karya Triyanto Triwikromo
Nicole, perempuan keturunan Jawa-Tionghoa-Prancis bersegera datang ke New York untuk menemui kekasihnya, Aimee Roux yang merasa sedang diancam akan dibunuh oleh seseorang.



Jalan Sunyi Kota Mati karya Radhar Panca Dahana
Kota mati adalah kota yang nuraninya telah mati. Dimana orang-orang yang hidup di dalamnya hanya mementingkan diri sendiri, tanpa peduli orang sekitarnya. Bahkan orang yang mau menolong seorang kakek tua yang hampir mati dalam sebuah kecelakaan beruntun digebuk sekelompok orang. Sentral cerita adalah sebuah kecelakaan yang menewaskan pengendara motor. Kecelakaan ini menjadi buah bibir orang di dekat tempat kejadian, di warung kopi dan di sebuah restoran yang ada di sebuah gedung mewah.

Garong karya Indra Tranggono
Cerita satir tentang seorang anggota parlemen bernama Ageni. Ageni yang bisa menciptakan bola-bola api. Bola-bola api yang dibungkus kertas kado yang tak bisa terbakar. Menyiratkan tentang perilaku para anggota parlemen yang kerap bermain anggaran, korupsi uang rakyat demi kepentingan perutnya sendiri.

Ageni memiliki selingkuhan bernama Gendari. Gendari diberikan bola-bola api yang bisa mengubahnya menjadi cantik jelita dan memenuhi segala keinginannya. Karena penasaran apa pekerjaan Ageni, Gendari membuntuti Ageni dan diketahuilah bahwa pria itu seorang anggota parlemen. Ageni menyaksikan bagaimana Ageni dan koleganya mempermainkan anggaran untuk rakyat.


Joyeux Anniversaire karya Tenni Purwanti
Zephirin Drouhin adalah perempuan gila yang dirawat di sebuah rumah sakit gila. Zephirin adalah blasteran Prancis dan Bandung yang sangat cantik tapi gila karena ditinggal kekasihnya, Adi. Di sebuah rumah sakit jiwa di Bandung, ia bertemu Elang yang kemudian merawatnya dengan sepenuh hati, mengajaknya berdansa. Selama ini Zephirine setiap jam 12 malam mulai berdansa sendirian. Untuk itulah Elang ingin menemaninya berdansa.

"Meski mungkin aku hanya pengganti seorang lelaki di kepalanya, yang membuatnya tergila-gila sampai betulan gila. Tapi dengan begini saja sudah membuatku bahagia."

Kaing-kaing Anjing Terlilit Jaring karya Parakitri T. Simbolon
Seorang bapak ingin menyelamatkan seekor anjing yang terlilit jaring gawang di lapangan sepak bola. Anjing itu kerap mengaing karena tidak bisa lepas dari jeratan. Ketika si bapak ingin menyelamatkan anjing itu dengan membawakannya makanan, malah anjing itu ingin menyerangnya. Karena takut digigit, si bapak pun meminta bantuan tetangganya, Siahaan. Setelah didekati Siahaan, anjing itu tiba-tiba menjadi jinak.

"Alangkah sombong, alangkah bodoh saya berpikir lebih dulu menyodorkan makanan dan minuman, padahal satu-satunya yang diperlukan oleh anjing itu adalah kebebasan."
Pacar Pertama karya Vika Wisnu
Adrian memendam perasaan yang dalam kepada Sita, ibu dari sahabatnya, Diko. Perpautan usia yang sangat jauh itu tak menjadi penghalang bagi Adrian untuk jatuh cinta kepada Sita. Meski demikian, Sita yang ditinggal mati suaminya, Mas Amal tetap menganggap Adrian anaknya. Adrian tidak bisa mencintai siapapun, walau ada Ailin yang datang dalam hidupnya yang siap menggenapi kekurangannya, menerima segala kegilaannya.

Jalan Asu karya Joko Pinurbo
Cerita paling lucu yang mampu membuat saya tertawa di tengah kegalauan saya yang stadium akhir ini. Tokoh aku mengenang ayahnya sepanjang perjalanan berziarah ke makam ayahnya yang berada di atas bukit. Ayah si aku adalah seorang penyair dan si aku sangat bangga akan ayahnya. Jalan Asu adalah nama jalan menuju makam ayah si aku yang diberikan sendiri oleh si aku karena di perjalanan itu ia menemukan anjing yang marah dipanggil anjing, tapi diam setelah dipanggil asu. Hahaha

Ms. Watson karya Des Alwi
Cerita bertema misteri yang digarap dengan cukup ringan dan mengalir. Berlatar tempat di London, sebuah keluarga Indonesia tinggal di sebuah rumah sewa dan bertetangga dengan Ms. Watson yang menderita dementia. Pada suatu hari, Nisa, anak tokoh yang menceritakan kisah ini menghilang. Dan ternyata ia berada di rumah Ms. Watson setelah ibunya mendengar sebuah teriakan yang terdengar begitu dekat.

Travelogue karya Seno Gumira Ajidarma
Ini salah satu cerita favorit saya. Banyak kalimat yang quotable. Saya suka gaya bercerita Seno yang seolah lepas, dengan tempo yang cepat. Travelogue, kisah seorang pejalan, duduk di cafe, minum kopi, merenungkan hidup.

Protes karya Putu Wijaya
Pak Amat diutus mewakili warga di lingkungannya melayangkan protes kepada Baron, pengusaha yang akan membangun apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, dan tempat hiburan di wilayahnya. Pak Amat pun mendatangi Baron di rumahnya. Tapi dalam pertemuan itu hanya Baron yang berbicara panjang lebar dan Pak Amat hanya diam tak tahu meski berkata apa. Pak Amat pun kemudian diprotes isterinya dan menuntutnya agar menyampaikan keinginan warga.

"Itu bedanya dengan kita, orang kecil. Kita kalau diam berarti bego. Menyerah. Atau, manut-manut saja. Mau ke kanan, boleh. Ke kiri, juga monggo. Diam itu, ya kosong melompong. Tidak ada yang tahu apa isi hati kita. Jangankan diam, kita ngomong sampai mulut robek dan perut gembung juga orang tidak mendengar apa mau kita sampaikan."


Tenggat Waktu karya Djenar Maesa Ayu
Berkisah tentang Nayla, yang diberikan tenggat waktu oleh kantornya untuk mengerjakan artikel tentang perilaku pengunjung mal masa kini yang harus diserahkan seminggu sebelum tahun baru. Ada dua Nayla dalam cerita ini, ada Nayla yang ayahnya bekerja untuk menyamar menjadi seorang Santa untuk menghibur para pengunjung mal. Nayla kecil bersurat kepada Santa bahwa ia ingin hadiah Natal seorang ibu.








Comments

Popular Posts