Review Film Polandia "Erotica 2022"

 


Sutradara: Kasia Adamik, Olga Chajdas, Anna Jadowska, Anna Kazejak, Jagoda Szelc

Tahun: 2020

Pemain: Agata Buzek, Malgorzata Bela, Agnieszka Zulewska, Lena Gora, Andrzej Konopka, Mirosław Zbrojewicz, Sebastian Stankiewicz, Julian Swiezewski, Kinga Jasik, Monika Pikula

Bahasa: Polandia


Tahun 2020, ada demo besar di Polandia, menentang larangan total aborsi yang diputuskan mahkamah agung. Demo ini sebagian besar diikuti perempuan, yang merasa menjadi pihak yang sangat dirugikan dengan aturan baru ini.

Momen rilisnya film Erotica 2022 ini juga berbarengan dengan demo besar yang sempat berujung ricuh itu. Esensi dari film ini adalah protes terhadap objektifikasi perempuan. Tokoh sentral dalam film ini juga perempuan.

Erotica 2022, awalnya saya pikir film yang hanya menampilkan adegan ranjang erotis dengan cerita dangkal. Tapi sama sekali saya keliru.

Film ini terdiri dari lima cerita berbeda, yang juga digarap lima sutradara perempuan dan ditulis oleh lima novelis perempuan. Salah satu penulis yang terlibat adalah pemenang Nobel Sastra, Olga Tokarczuk.

Menurut saya beberapa cerita dalam film ini cukup surealis dan ada sentuhan dystopia. Sesuai judulnya, ya memang ada adegan-adegan vulgar atau seks.


Cerita pertama yaitu Disappearance of Mrs B, disutradarai Anna Kazejak dan ditulis Olga Tokarczuk. Mrs B (Agata Buzek) adalah seorang perempuan pekerja sekaligus ibu rumah tangga. B seorang istri yang patuh pada suaminya, menyiapkan makan malam, melayani di ranjang. Suaminya menuntutnya untuk segera punya anak dan setiap obrolan mereka selalu diselingi dengan pertanyaan soal pemeriksaan kehamilan.

B ini orang yang sangat irit bicara. Tidak pernah mengutarakan keinginannya pada suaminya. Saat melayani suaminya di ranjang, dia hanya pasrah. Sampai suatu hari dia memutuskan untuk pergi, meninggalkan suaminya setelah suatu peristiwa yang membuatnya sadar bahwa dia tidak menginginkan hidup seperti yang dijalani dengan suaminya.


Salah satu cerita yang cukup mengagetkan dan agak seram adalah Night Shift (disutradarai Olga Chajdas dan ditulis bersama Gaja Grzegorzewska). Seorang perempuan gagah nan misterius turun ke jalan mengendarai limosin memburu para pria predator, yang memanfaatkan perempuan hanya sebagai objek seksual. Perempuan di sini digambarkan literally sebagai sosok boneka seks, namun kemudian boneka ini tiba-tiba hidup dan membalas dendam pada laki-laki yang memanfaatkan mereka.


Tiga cerita lainnya, cukup surealis dan saya tidak begitu paham maksudnya. Tiga  cerita tersebut yaitu The Bear (sutradara Anna Jadowska), ditulis bersama Grazyna Plebanek);  If you sit still long enough other animals would come (sutradara Jagoda Szelc dan ditulis Ilona Witkowska); dan Hard (sutradara Kasia Adamik, ditulis bersama Joanna Bator).

Awalnya saya tidak paham maksud film ini, tapi setelah sampai ke cerita Night Shift, saya bisa memahami apa yang ingin disampaikan film ini bahwa perempuan itu bukan objek semata tapi manusia utuh yang memiliki hak atas hidup dan tubuhnya.

Comments

Popular Posts