Makan, Jajan, Makan, Jajan




Makan dan jajan adalah hobiku. Nyobain makanan baru adalah kesenanganku. Aku punya daftar panjang wishlist makanan dan tempat makan yang kudu aku cobain, ini khusus di wilayah Jakarta. Biasanya aku teracuni oleh para influencer, food vlogger lalu aku tulis daftarnya dan kalo ada rezeki aku cobain satu persatu.

Belakangan ini aku beberapa kali bolak-balik ke Lotte Fatmawati karena urusan perbaikan laptop. Dan setiap pulang dari tempat servis laptop, aku melipir ke Warung Bu Kris yang ada di ruko belakang Lotte, gak jauh dari tempat servis.

Aku awalnya tahu Warung Bu Kris dari vlogger Tasyi Athasyia. Waktu itu dia review makanan dari Warung Bu Kris dan aku beberapa kali pesan lewat GoFood dan aku suka makanannya, sesuai sama lidahku.

Dan karena ada kesempatan mampir ke warungnya, aku mampir deh. Sebenarnya konsepnya gak seperti warung, sesuai namanya, ini lebih ke restoran gitu. Tapi harganya standar, gak yang mahal banget. Masih bisa lah terjangkau sama kantongku.

Tempatnya gak terlalu besar, di lantai bawah cuma ada beberapa meja. Di lantai atas lumayan lebih besar dari di bawah dan selalu hampir penuh tiap aku datang.




Pas datang pertama kali, aku pesan ayam bakar Bu Kris, sayur asam, dan minumnya es cao. Ayam bakarnya enak, bumbunya melimpah tapi lebih ke manis gurih, gak terlalu pedas. Ada condiment urap sayur dan sambal terasi. Sambal terasinya ini yang juara dan enak banget, walaupun gak pedas di lidahku yang anti kebas karena terlalu sering makan cabai ini wkwkw

Sayur asamnya sih menurutku gak begitu spesial. Biasa aja. Aku lebih suka sayur asam buatanku hehe.

Terus es caonya enak banget. Parah. Aku pesan ini karena mengingatkanku pada es cao zaman kecil dulu, yang dijual warung Inaq Ati dekat rumahku. Es caonya Inaq Ati itu dari air aja atau air kelapa, pewarna merah (sayangnya ini pakai pewarna Sumba untuk tekstil dan kami menyebutnya celup wkwkw), pemanis, gula, dan serutan kelapa muda. Enak walaupun gak sehat.

Es cao Bu Kris ini segar banget. Dari sirup merah dan potonga cincau hitam. Makanya dinamakan es cao, mungkin sari cincaunya. Hehe. Ini murah, cuma Rp10.000.





Untuk kedua kali, aku mampir lagi di Warung Bu Kris abis dari tempat servis. Kali ini karena lagi bokek, aku pesan makanan paling murah yaitu lonsay alias lontong sayur wkwkw. Harganya cuma Rp19.000. Awalnya aku mau pesan es cao lagi, tapi tergoda pengen coba yang lain, akhirnya pesan es gulas alias gula asam. Ini juga gak kalah segar dari es cao.

Lontong sayurnya enak. Aku suka tekstur lontongnya yang 'lembi' kalau kata ibu aku. Lembi itu tekstur yang agak chewy. Lontongnya juga dipotong tebal jadi mengenyangkan. Sayurnya pakai labu siam dan ditambah telur bumbu petis. Enak juga ini. Makanya aku bilang makanan Bu Kris itu gak ada yg failed di lidah aku sejauh ini.

Sehabis dari Lotte Mart hari kedua aku ke tempat servis, aku naik TJ ke Blok M, mau ke Papaya beli mochi daifuku. Tempat ini selalu ramai, apalagi aku ke sana hari Sabtu. Salah satu tujuan orang ke sini nyari mochi. Dan sekarang rak mochinya khusus dan stoknya banyak, jadi gak perlu rebutan. Sekarang varian rasanya juga lebih banyak. Aku beli yang isi strawberry dan kacang merah. Harganya Rp13.000-an.

Di sini juga banyak es krim Jepang. Aku gak beli karena takut meleleh di jalan, soalnya aku pulang naik TJ dan bawa belanjaan sayur dan buah juga. Aku suka belanja sayur di sini karena segar, kualitas bagus, dan murah. Ada juga sih sayur mahal di sini. Aku beli okra cuma Rp8 ribuan, beli selada sale beli 1 dapat 2 cuma Rp14.000.

Kapan-kapan deh aku balik lagi beli es krimnya.






Aku untuk ketiga kalinya ke tempat servis laptop. Kali ini untuk ambil laptop yang sudah selesai diservis atau ganti speaker. Boncos juga, bayarnya Rp953.000 wkwwkw. Biar gak stres ya makan obatnya.

Kali ini aku gak ke Warung Bu Kris, tapi melipir agak jauh ke dekat Stasiun MRT Fatmawati, ke Jalan Anuraga untuk nyobain tahu campur Pak Subari. Ini juga rekomendasi dari reels Instagram wkwk

Baru pertama kali nyobain makanan khas Jawa Timur ini dan aku suka. Aku pikir ada lontongnya ternyata gak ada hehe. Tapi buatku mengenyangkan sih.

Isiannya tuh mi kuning, selada, tahu, dan cingur sapi. Kuahnya manis, gurih dari kaldu sapinya. Gak pakai sambal juga enak. Ditambah sambal rasanya makin enak kalau suka pedas. Dapat sepiring kerupuk juga. Tahu campur seporsi cuma Rp25.000. Aku bayar total Rp29.000 plus es teh manis.







Di warung Pak Subari juga ada makanan Jawa Timur lain seperti rujak cingur, tahu telor, dan rawon. Aku pengen sih ke sini lagi nyobain rawonnya. Dari Stasiun MRT Fatmawati juga dekat, tinggal jalan kaki 5 menit. Lokasi ada di Gooogle Maps.

Begitulah petualangan kulinerku baru-baru. Next makan apalagi ya? Semoga aku diberikan rezeki berlimpah dan kesehatan biar bisa bertualang kuliner lagi. Aamiin.

Comments

Popular Posts