Ternyata Synchronize Fest Seseru Itu....

 



Delapan tahun tinggal di Jakarta tapi baru tahu kalau festival musik tahunan Synchronize Fest ternyata sekeren dan seseru itu. Jujur kok nyesel ya baru pertama kali datang ke festival ini. Mungkin di tahun-tahun sebelumnya aku kurang tertarik datang ke festival ini karena lumayan jauh dari kos. Tapi sejak ada rute TransJakarta ke Ancol dan bisa turun di JIEXPO Kemayoran, jadi agak memudahkan aku commute ke sana. 

Dan tak tanggung-tanggung, aku datang di tiga hari berturut-turut karena musisi-musisi yang pengin aku lihat performancenya tampil di hari yang berbeda-beda. Ya udahlah ya, menghabiskan duit untuk membeli pengalaman daripada barang itu lebih long last hehe. Aku dapat tiket tiga hari itu seharga Rp600.000 dan belinya pun mepet menjelang beberapa hari dibukanya festival. Beli tiketnya sama orang yang kenal di Instagram lalu COD di venue di hari pertama.

Tadinya tuh aku pengin nonton cuma hari kedua dan ketiga karena di hari kedua ada Nasida Ria dan di hari ketiga ada Haddad Alwi yang pengin banget aku tonton langsung. Tapi setelah aku perhatikan lagi line up-nya, di hari pertama kok ada Letto, ya udah aku beli lagi dah tiket untuk hari pertama. Salah satu wishlistku adalah nonton live concernya Letto karena aku mengidolakan mas Sabrang, sang vokalis, sejak zaman aku kuliah. Alhamdulillah akhirnya Allah kabulkan wishlistku. Masyaallah tabarakallah. Allahummabaarik. Terima kasih 999 triliun kali yaa Allah yaa Rabb.


Outfit hari pertama





Di hari pertama, 3 Oktober 2025, aku berangkat dari kos itu sekitar jam 15.00-an mengejar Letto yang tampil abis magrib. Aku tentu berdiri paling depan karena ada idolaku dan biar bisa meneriakkan "I love you, mas Sabrang" haha. Letto tampil dengan mengajak kita tak lupa dengan tanah air yang kita pijak dengan membawakan lagu "Berkibarlah Benderaku". Suara mas Sabrang semakin matang dan tetap lembut. Letto membawaku kembali ke masa-masa kuliah dengan lagu-lagunya yang dibawakan hari itu seperti Ruang Rindu, Sandaran Hati, Sampai Nanti Sampai Mati, Permintaan Hati, dan tentu lagu yang bikin aku jatuh hati sama mas Sabrang, Sebelum Cahaya. Fun fact, ketika dulu aku kuliah di Jogja, Letto merilis album keduanya dengan hit Sebelum Cahaya. Pada suatu malam, aku tak sengaja mendengar wawancara Letto di sebuah radio di Jogja dan jatuh hati dengan pemikiran mas Sabrang. Waktu itu aku bilang, "Gilaaa, ini orang kok otaknya cemerlang banget". From that moment on, aku searching segala hal yang berkaitan dengan mas Sabrang dan obsessed with him wkwwkw. Waktu itu, tiap hari aku ke warnet dan stalking akun Friendsternya dan juga akun pacarnya yang saat ini jadi istrinya. Haha. Beruntungnya ya jadi istrinya.. xixixi

Menunggu mas Sabrang wkwk


































Setelah Letto, memori masa muda dulu kembali terbawa dengan tampilnya D'Massive. Walaupun aku gak ngefans dengan band ini, tapi aku familiar dengan lagu-lagunya. Ryan dkk tampil keren dan menghibur malam itu.































Setelah D'Massive, aku geser ke panggung lain untuk dangdutan. Ada Juwita Bahar yang tampil duet dengan mamanya, Annisa Bahar, the one and only yang punya goyang patah-patah haha. Dan herannya, dari zaman aku kecil sampai sekarang, wajah dan body Annisa Bahar gak berubah. Aku juga baru tahu ternyata dia punya suami berondong yang juga diajak nyanyi di atas panggung. Ternyata aku jarang update kehidupan artis wkwkw. 




















Waktu sudah semakin malam, aku pindah panggung lagi dan kali ini menonton NDX AKA dan Tipe X. Mereka tampil di panggung yang sama. Ternyata lagu-lagu NDX AKA tuh asyik-asyik ya walaupun aku kurang familiar. Aku hanya tahu lagu Jaran Goyang karena viral di TikTok dan sering aku ulang-ulang wkwkw.

Salut juga sama performance Tipe-X. Walaupun personilnya udah gak muda lagi, tapi energinya tetap lincah dengan act stage yang keren. Lagu-lagu mereka juga mengingatkan aku dengan zaman sekolah dulu... time flies swiftly...














Band terakhir yang aku tonton malam itu adalah Vierratale. This is also brought me to old times, zaman kuliah dan saat kerja di Mataram. Tapi sekarang suara si Widi jauh lebih matang dan bagus daripada zaman dulu. Malam itu aku nonton Vierratale sambil lesehan dah menikmati sepotong pizza. Oh life is so beautiful... Malam itu aku sampai kos jam 2.30 karena harus transit TransJakarta beberapa kali. Dan masih harus hadir lagi di konser keesokan harinya....



Abis shalat isya di musala






Hari Kedua

Di hari kedua ini, aku bertekad hanya akan nonton dua musisi dan abis itu langsung pulang. Aku kasihan sama badanku kalau mesti pulang pagi lagi dua hari berturut-turut. 

The legend, the OG, one and only grup kasidah Nasida Ria lah salah satu pendorong aku memutuskan nonton Synchronize Fest 2025. Ini kali kedua aku nonton grup asal Semarang ini. Pertama sekitar 3 tahun lalu di acara Pasar Malam Narasi. 

Di Synchronize, Nasida Ria berkolaborasi dengan grup emak-emak, Mother Bank, yang aku juga baru tahu ada grup ini. Nasida Ria x Mother Bank tampil jam 5 sore dan aku takut banget telat karena lumayan macet di jalan. Akhirnya aku bisa sampai saat mereka sudah naik panggung di lagu pertama. Aku maju mencari tempat yang lebih dekat dengan panggung. 

Penonton kasidahan ini sangat ramai dan tentunya 99 persen tuh anak muda, anak-anak skena Jakarta dengan style yang keren-keren. Senang lihat mereka ternyata suka kasidahan. Karena mungkin lagu-lagu Nasida Ria tuh selalu relevan dengan tiap zaman walaupun diciptakan sudah sangat lama. 

Nasida Ria membawakan lagu Perdamaian, Bom Nuklir, Tahun 2000 dan Wajah Ayu Milik Siapa yang dihapal sama anak-anak skena ini. Saat membawakan lagu Perdamaian, Nasida Ria menyindir Perdana Menteri Pisgarel, Benjamin Setanyahu dan Presiden AS, Donald Trump dengan menampilkan karikatur mereka.. Lagu Perdamaian sangat relevan dengan kondisi saat ini dan Nasida Ria memanfaatkan panggung Synchronize untuk menyuarakan dukungannya kepada Palestina secara simbolik. 

Sayang sekali waktu tampilnya singkat. Maunya sih lebih lama ya hehe. Aku gak pernah bosan nonton Nasida Ria. Keren dah pokoknya...




On the way hari kedua











Nunggu isya di musala





Setelah Nasida Ria kelar tampil, kok lapar ya. Akhirnya aku beli bebek carok by Tretan Muslim untuk makan malam. Di sini banyak banget tenant-tenant makanan. Setelah makan, lanjut salat magrib. Aku diam di musala sekalian nunggu salat isya.

Setelah ibadah selesai, aku jalan menuju panggung di mana band Wali akan tampil. Ternyata sudah ramai orang. Wali tampil pukul 20.00 di jadwal. Ini salah satu band yang aku tunggu-tunggu di hari kedua ini.

Baru pertama kali aku nonton Wali konser dan sekarang menurutku mereka semakin religius. Tak hanya nyanyi, tapi mereka juga mengajak kita salawatan dan doa bersama. Wali juga salah satu band yang mendukung Palestina. Di saat doa bersama yang durasinya sampai 5 menit, Wali tak lupa mendoakan saudara-saudara kita yang ada di Gaza, Palestina. 

Abis nyanyi bareng dan doa bersama, hati adem, pikiran adem. Beginilah harusnya hidup, seimbang dunia akhirat biar kita selamat.

Setelah habis suaraku teriak nyanyi bareng Wali, aku memutuskan segera pulang biar gak ketinggalan TransJakarta rute Blok M-Ancol. Malam itu aku sampai kos sekitar pukul 22.30. Alhamdulillah. Bisa istirahat lebih awal dan siapkan energi untuk ngonser lagi besoknya.



Outfit hari kedua


Hari Ketiga

Aku memutuskan datang lebih awal karena mau nonton Padi. Kembali lagi untuk mengenang zaman ABG dulu wkwkwk

Padi tuh tampil jam 15.00-an di hari ketiga, 5 Oktober 2025. Agak telat aku sampainya, tapi aku bisa nonton saat mereka bawakan lagu-lagu hits mereka seperti Begitu Indah, Kasih Tak Sampai, Sobat. Tak lupa juga Fadly Cs mengajak penonton meneriakkan Free Palestine. Keren yah musisi-musisi yang aware dengan apa yang sedang terjadi di Palestina dan tak segan-segan menyuarakan dukungannya. Free Palestine!




Otw hari ketiga

Outfit check




Pecel by the lake


Kelar nonton Padi, aku lapar sekali. Lanjut cari makan dulu. Tadinya mau beli nasi kulit Mak Igun tapi karena di area tengah tuh sulit sinyal, aku gak bisa bayar cashless. Akhirnya aku melipir ke agak pinggir dan memutuskan beli pecel. Pecelnya enak dan aku duduk menikmatinya di pinggir danau. Sungguh nikmat-Mu begitu besar Yaa Rabb. Alhamdulillah.

Kelar makan, foto-foto dulu di dekat pohon tabebuya dan lanjut duduk-duduk menikmati sore. Tak lama kemudian, aku menuju stand Dompet Dhuafa dan membeli syal motif keffiyeh yang hasilnya disumbangkan untuk warga Palestina di Gaza. Di sini, aku juga menulis pesan untuk rakyat Palestina di wall gitu dan menulis postcard yang akan dikirim ke pengungsi Palestina di Mesir dan Yordania. Aku juga diwawancara sebentar sama teman-teman dari Dompet Dhuafa mengenai mengapa kita tidak boleh berhenti menyuarakan dukungan untuk Palestina. That is the least I can do.. :( 

FREE PALESTINE










Di hari ketiga ini, yang sangat aku tunggu-tunggu adalah penampilan abi Haddad Alwi. Tapi tampilnya jam 8 malam gitu. Aku mendekati panggung setelah sebelumnya ke musala dulu untuk salat magrib. Antrean salat di musala sangat ramai, masyaallah. Musala cowok dan cewek dipisah. Tempat wudhunya proper juga dan banyak kerannya. 

Eh aku lupa, setelah salat magrib, aku nonton Kangen Band wkwkw. Seru banget juga yang ini, mengingatkanku akan zaman kuliah dulu. Ketika itu, Kangen Band baru muncul dan banyak dihujat. Tapi menurutku mereka tetap keren. Si Andika alias Babang Tamvan tampil dengan kaos hitam bertuliskan "We Should All Be Feminist" haha. Performative final boss..tapi ya semoga si Andika udah gak kawin cerai lagi ya.










Aku bertekad akan ada di paling depan saat nonton abi Haddad Alwi. Haha. Aku ke panggung saat Lomba Sihir masih tampil. Dan aku baru tahu ada band namanya Lomba Sihir dan lagu-lagu mereka asyik-asyik. 

Saat sebelum abi Haddad Alwi tampil, TWS-ku jatuh satu. Sedih juga karena baru seminggu aku beli. Ada aja ujian hidup tuh. Aku udah coba cari tapi gak ketemu. Akhirnya aku bilang ke diri sendiri, "Yaudahlah kalau emang masih rezeki pasti nanti ketemu". 

Aku gak mau hal itu mengurangi keseruanku menikmati konser. Konser dibuka dengan Opick membawakan lagu Assalamu'alaikum dan dilanjutkan dengan beberapa lagu salawatnya. Aku pun sedikit melupakan TWS-ku dan menikmati keseruan salawatan bareng ini tetapi sembari berdoa dalam hati semoga TWS-ku ketemu.

Aku semakin asyik dengan konser dan salawatan bareng abi Haddad Alwi dan mas Opick. Nangis terharu. Terasa banget rasa cinta dan kerinduan ini ke Rasulullah. Anak-anak muda salawatan bareng, nyanyi bareng, juga berdoa bareng. Merinding. Terima kasih yaa Allah, alhamdulillah 99 triliun kali aku bisa menonton konser Haddad Alwi x Opick. Ini pertama kali mereka duet dan merupakan sebuah sejarah.

Allah pun mengabulkan doaku. TWS-ku ketemu. Saat konser selesai, aku dicolek salah satu penonton yang ngasih itu TWS karena tadi ada orang yang nemuin. Masyaallah. Alhamdulillah. Semoga yang menemukan Allah limpahi hidupnya dengan kesehatan, kebaikan, kasih sayang, dan rezeki berlimpah. Aamiin.


Tak sabar mau salawatan










Malam ini adalah malam terakhir Synchronize Fest dan semakin malam suasananya semakin ramai. Aku pun pindah panggung untuk menonton umi Elvi Sukaesih. Ini juga salah satu performance yang aku tunggu-tunggu. Umi Elvi tampil kolaborasi dengan Tokyo Ska Paradise Orchestra, band musik ska asal Jepang. Sekitar 20 tahun lalu, mereka pernah tampil kolaborasi di Jepang dan tahun ini sejarah itu diulang. 

Ini salah satu kolaborasi yang tergong di Synchronize Fest 2025. Perpaduan musik dangdut dan ska orkestra, gilaaaaak. Super super super keren. Umi Elvi juga tampil bersama tiga anak perempuannya. Beliau emang legend. Di usia yang 70 tahunan, suara masih bagus buanget, energik, the real queen, the OG, the one and only ratu dangdut kita.






























Tadinya aku tuh mau pulang, tapi sayang juga karena udah tengah malam dan ini malam terakhir. Akhirnya aku lanjut nonton the Centil Era. Di sini tampil penyanyi-penyanyi perempuan era 2000-an. Ada Citra Scholastika, Aura Kasih, Shanty, girlband She, Sinta & Jojo, T2, Astrid, dan Pinkan Mambo. Gongnya sih Pinkan Mambo yang tampil dengan kegokilannya wkwkwkw. Tiba-tiba dia disamperin suaminya, si Arya ke atas panggung, yang membuat penonton heboh wkwkwkwk. 










Malam itu aku pulang lewat jam setengah satu. Karena mesti transit-transit naik TransJakarta, aku sampai kos hampir jam 3 pagi. Gilssss. Tapi seru, gak apa-apa sekali-sekali pulang pagi wkwkw

Thank you Synchronize Fest 2025. Aku sangat menikmati ngonser selama tiga hari berturut-turut. Semoga bisa ketemu lagi tahun depan.

Comments

Popular Posts