Resensi Buku "Tales From The Perilous Realm"
Judul: Tales From The Perilous Realm; Kisah-Kisah dari Negeri Penuh Bahaya
Penulis: J.R.R. Tolkien
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Ilustrasi: Alan Lee
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Membaca karya-karya Tolkien seakan memasuki dunia lain, dunia khayali yang indah dan penuh dengan makhluk-makhluk aneh. Buku ini merupakan perpaduan fantasi dan legenda.
Menurut saya, lima cerita dalam buku ini cocok dijadikan dongeng sebelum tidur untuk anak-anak. Seandainya punya anak, saya bakal bacakan kisah-kisah dalam buku ini sebagai pengantar tidurnya wkwkw.
Lima cerita dalam buku ini yaitu Roverandom, Petani Penakluk Naga, Petualangan Tom Bombadil, Pandai Besi dari Wootton Major, dan Daun Karya Niggle. Empat dari cerita ini sangat panjang, bukan semacam cerita pendek tapi bisa juga dikategorikan novela. Roverandom adalah cerita dengan durasi yang cukup panjang. Uniknya, Petualangan Tom Bombadil yang sangat seru itu berbentuk seperti puisi. Bukan puisi dengan bahasa-bahasa kiasan yang sulit diintepretasikan tapi dengan bahasa lugas tanpa kehilangan unsur puitiknya. Tom Bombadil merupakan tokoh yang juga diceritakan singkat di Lord of the Rings, di buku ini kita seakan diajak lebih mengenal sosoknya. Salah satu cerita favoritku. Petualangannya menyusuri sungai dengan naik sampan itu seru banget.
Roverandom, kisah anjing kecil bernama Roverandom yang ditenung menjadi boneka anjing. Anjing ini hilang dari rumah majikannya dan tiba-tiba berubah menjadi boneka yang dijual di toko barang bekas. Lalu anjing boneka ini kabur dari rumah pemiliknya dan berusaha menemui tukang sihir yang mengubahnya jadi boneka untuk diubah lagi menjadi anjing. Dia memang bisa berubah jadi anjing beneran tapi ukurannya sangat kecil. Rover ingin kembali menjadi anjing dengan ukuran seperti biasa dan bisa menyalak lebih nyaring.
Dia pun bertualang ke tepi bulan, ke dasar laut untuk bertemu penyihir bernama Artaxerxes, tukang tenung yang bisa mengembalikannya menjadi anjing seperti sediakala.
Kisahnya lucu, haru, penuh petualangan. Rover bertemu Lelaki di-Bulan yang mengajaknya bertualang ke tepi bulan. Lalu dia bertemu Mew, burung tukang pos yang membawanya kembali dari bulan untuk mencari Psamathos, seorang tukang sihir juga. Bersana Psamathos, Rover diajak ke dasar laut dengan masuk ke perut ikan paus untuk menuju istana kerajaan duyung di mana Artaxerxes tinggal setelah menikah dengan seorang putri duyung.
Seru banget. Bahkan di dalam laut Rover melakukan petualangan bersama anjing-duyung yang juga punya nama sama. Wkwkwk. Nama ikan-ikan yang di laut juga asing seperti manati dan bahala, baru banget gue dengar ada makhluk lauk bernama itu wkwkwk
Berhasilkan Rover kembali menjadi anjing?
Cerita Petani Penakluk Naga mengingatkan aku pada si Smaug, naga yang sembunyi di dalam gunung dengan timbunan emas di The Hobbit. Tapi di cerita ini nama naganya itu Chrysophylax Dives si Hartawan yang juga tinggal dalam perut gunung, memiliki harta berlimpah. Mengisahkan tentang petani bernama Ahenobarbus Julius Agricola de Hammo atau Ægidius de Hammo atau disebut Petani Giles yang tinggal di sebuah desa kecil bernama Ham di bagian paling tengah Pulau Britania. Desa terancam oleh serangan naga yang merusak lahan warga dan melahap hidup-hidup manusia. Warga desa menaruh harapan pada Petani Giles karena dia pernah punya riwayat berhasil mengusir raksasa yang mengganggu kehidupan warga. Bertualang lah kemudian Petani Giles mencari si naga sebelum si naga sampai di desa mereka. Dia berbekal pedang Tailbiter pemberian raja. Pedang ini memiliki kemampuan bisa lepas tiba-tiba dari sarungnya jika keberadaan naga terendus dari beberapa kilometer. Pedang ini juga ditakuti naga dan selalu siap menebas naga jika ditemukan. Kisah ini juga ada kaitannya dengan legenda asal usul Thames atau Sungai Thames di Inggris.
Sementara itu, cerita Pandai Besi dari Wootton Major membawa kita kembali ke Dunia Tengah, dunia peri, namun juga digabung dengan dunia manusia. Alf adalah raja peri yang menyamar menjadi manusia, menjadi asisten seorang koki ternama di desa Wootton Major. Dia memberi pelajaran kepada seorang master koki bernama Nokes yang cukup congkak, yang tidak percaya dengan dunia peri. Dia juga memilih siapa di antara penduduk desa yang layak diberikan bintang peri, yang bisa membuat orang tersebut bisa masuk ke dunia peri. Bintang itu akan dimasukkan ke sebuah kue yang dibagikan kepada anak-anak desa setiap belasan atau puluhan tahun sekali. Nanti bintang itu akan tertelan dan akan membuat bintang tersebut tertanam di dahi anak yang terpilih. Salah satu yang terpilih adalah Smith, anak seorang pandai besi. Bintang itu pun melekat pada Smith sampai dia dewasa.
Yang bikin saya bingung, kok cerita Daun Karya Niggle gak lengkap ya. Apakah memang cerita ini tidak diselesaikan sampai akhir oleh Tolkien? Bahkan di akhir cerita hanya ada kata "karena.." mestinya kan ada sambungannya, tapi gak ada.
Saya juga suka cerita ini, terlebih ketika di akhir ketika akhirnya Niggle bisa masuk ke dalam dunia lukisannya. Penggambaran latar tempatnya sangat indah.
Buku ini ditutup dengan esai Tolkien tentang dongeng peri, dimana dia menjelaskan secara ilmiah pandangannya tentang penciptaan dongeng peri, asal usulnya, kenapa kisah-kisah di luar nalar itu dinamakan fantasi. Esai ini cukup akademik dan lumayan panjang.
Comments
Post a Comment