Review Film "Brahmastra Part I: Shiva"

 


Sutradara: Ayan Mukherjee 

Pemain: Ranbir Kapoor, Alia Bhatt, Amitabh Bachchan, Mouni Roy, Nargajuna Akkinenni 

Tahun: 2022 


Tak ada senjata yang lebih kuat daripada cinta 


Vibes menonton Brahmastra seperti menonton film-film superhero dari Marvel. Bisa dibilang ini juga semacam film superhero yang kisahnya diadaptasi dari mitologi Hindu. 

Brahmastra adalah film pertama pasangan suami istri Ranbir Kapoor dan Alia Bhatt. Produksi film ini jauh sebelum mereka menikah sebenarnya, tapi baru dirilis tahun ini. 

Premis film ini adalah: cahaya melawan kegelapan. Cahaya atau api diwakili oleh Shiva (Ranbir Kapoor) dan Junoon (Mouni Roy) adalah representasi dari kegelapan atau kekuatan jahat yang ingin menghancurkan dunia. Sebenarnya ada kekuatan yang jauh lebih besar dari Junoon, dan Junoon hanyalah subordinat dari kekuatan besar ini. 

Brahmastra adalah senjata paling mematikan dan menghancurkan. Akhirnya senjata ini dipecah tiga untuk mencegah efeknya yang mematikan. Jika serpihan ini disatukan, maka dunia bisa hancur. Tiga pecahan ini dipegang dan disimpan oleh tiga anggota kelompok Brahmast. Tiga keping Brahmastra ini benar-benar dijaga dan dirahasiakan siapa pemegangnya agar jangan sampai jatuh ke tangan orang jahat. Salah satu Brahmastra ini dipegang seorang seniman asal Varanasi, Anish Shetty (Nagarjuna Akkinenni). 

Inilah tujuan Junoon, merebut Brahmastra dan menyatukannya kembali. Junoon bekerja atas perintah Dev, sosok kuat yang wajahnya tidak pernah diperlihatkan. Junoon melakukan upaya pengejaran dibantu dua anak buahnya; Raftaar dan Zor. 

Shiva memiliki kekuatan aneh, tidak bisa terbakar api. Dia pun heran dengan kemampuannya ini. Dia juga bisa melihat sebuah peristiwa melalui mimpinya. Dari sanalah kemudian awal mula petualangannya dengan Isha (Alia Bhatt). Dalam mimpinya, Shiva melihat Junoon dan anak buahnya menyerang dan membunuh orang yang menyimpan kepingan Brahmastra. Sasaran berikutnya adalah Anish Shetty. Dia pun menuju Varanasi bersama Isha untuk menyelamatkan Anish Shetty. 

Shiva adalah seorang pemuda miskin, tinggal di panti asuhan, dan berprofesi sebagai DJ. Sementara Isha adalah putri orang kaya. Shiva pun tidak tahu asal usulnya dan orang tuanya. Dari perjalanan ke Varanasi, lalu berlanjut ke sebuah Ashram di Himachal Pradesh di kawasan Himalaya yang mempertemukannya dengan Guruji (Amitabh Bachchan), asal usul Shiva dan dari mana sumber kekuataannya yang tak bisa dilalap api itu terkuak. 

Ini sedikit spoiler, dalam film ini ada juga penampilan keren dari Shah Rukh Khan, dia berperan sebagai seorang ilmuwan bernama Mohan, yang juga dalam pengejaran Junoon. Walaupun dia hanya sebagai "special guest" atau cameo, tapi screen time-nya lumayan lama. Saya baca di Hindustan Times, sutradara Ayan Mukherjee sedang mempertimbangkan apakah akan membuat spin off untuk tokoh Mohan. Ditunggu banget. Hehe 

Kamu membawa kegelapan Junoon, tapi cahaya selalu datang. (Mohan)


Film ini juga rencananya akan ada tiga part yang menjadi bagian semesta sinematik Astraverse yang kisahnya diadaptasi dari mitologi Hindu tapi versi modern. Bagi penggemar film-film fantasi, science fiction, film ini bisa jadi alternatif tontonan. Konsep ceritanya bagus, eksekusinya juga tidak kalah keren. Teknologi atau efek yang digunakan dalam film ini juga gak kaleng-kaleng, seperti yang saya bilang di awal tulisan ini, sama seperti nonton film-film Marvel. Chemistry Alia dan Ranbir juga klop banget. 

Penampilan Amitabh Bachchan di sini mengingatkanku pada tokoh Narayan Shankar yang beliau perankan di Mohabbetein. Sosok dingin, tegas, dan powerful. Di usia yang tak lagi muda, tapi energi dan kemampuan aktingnya masih luar biasa hebat. 

Sangat disayangkan screen time Nagarjuna di sini cukup singkat. Saya suka dengan penampilan bapak itu. Semoga di part berikutnya bakal lebih lama lagi. 

Di akhir film, ada bocoran part dua nanti bakal fokus pada sosok Dev. Dan penasaran siapa yang bakal memerankan Dev. 

Oh iya mau cerita, saat nonton film ini, satu studio hampir penuh. Kursi kosong bisa dihitung jari. Saya juga heran, beberapa kali nonton film India di XXI Plaza Senayan, baru kali ini lihat seat penuh, bahkan sampai deretan paling depan atau paling bawah persis di depan latar itu ada yang duduk. Penontonnya sebagian besar orang India, dari anak-anak sampai lansia. Padahal saya ambil jadwal terakhir jam 8 malam tapi ramai pollll. Kata staf XXI di tempat pembelian tiket, dari hari pertama tayang juga ramai terus yang nonton Brahmastra. Bahkan saya pun terpaksa ambil jadwal malam karena seat siang itu full dan sisa kursi hanya beberapa dan itu pun di row paling bawah. Mungkin karena filmnya relate ke orang India yang mayoritas Hindu ya. 

Kalian ingat tokoh Bima dalam serial Mahabharata enggak? Bima juga ada di film ini, dia berperan sebagai anak buahnya Junoon. Kali ini dia jadi orang jahat. Haha. 


Jika kau lihat dengan hati suci, Cahaya ada di mana-mana. 


Malam gelap telah berakhir, cahaya telah ada di sini.

Comments

Popular Posts