Review Film "Dune"

 


Sutradara: Denis Villeneuve 

Tahun: 2021 

Pemain: Timothee Chalamet, Rebecca Ferguson, Oscar Isaac, Josh Brolin, Stellan Skarsgard, Jason Momoa, Zendaya, Javier Bardem, Chang Chen 


"Dreams are messages from the deep" 


Mimpi-mimpi itu selalu datang setiap Paul Atreides (Timothee Chalamate) tertidur,  mimpi yang berusaha ia diterjemahkan maknanya. Apakah mimpi Paul ini ada kaitannya dengan keberlangsungan planet yang dia tempati? 

Film ini berlatar tahun 10191, di sebuah semesta yang ditinggali beragam Klan. Paul adalah putra penguasa di Planet Caladan, Duke Leto Atreides (Jason Isaac) dan Lady Jessica (Rebecca Ferguson) dan menjadi calon penerus ayahnya untuk memimpin Klan Atreides. 

Di semesta Dune, pemimpin tertinggi adalah Kaisar Padishah Shaddam IV dari Klan Corrino. Kaisar memerintahkan Atreides menaklukkan Arrakis yang selama ini dikuasai Klan Harkonnen yang dinilai sangat kejam. Harkonnen berasal dari Planet Giedi Prime, dipimpin Baron Vladimir Harkonnen (Stellan Skarsgard). 

Rempah-rempah adalah sumber daya penting di semesta tersebut dan Arrakis memiliki sumber daya rempah yang besar. Harkonnen selama ini mengendalikan produksi rempah dan mereka menjadi sangat kaya, lebih kaya dari Kaisar. 

Rempah-rempah ini merupakan komoditas sangat penting bagi Kekaisaran, yang dimanfaatkan oleh Navigator Spacing Guild untuk menemukan jalur aman di antara bintang. Tanpa rempah, perjalanan antar bintang menjadi hal mustahil dan itu menjadikannya bahan paling berharga di alam semesta. 



Paul berusaha menerjemahkan mimpinya


Atreides menerima perintah Kaisar dan menuju Arrakis, mengerahkan para pasukan terbaiknya, salah satunya Duncan Idaho (Jason Momoa). Selain menyelamatkan sumber daya rempah, tujuan Atreides ke Arrakis juga untuk menebarkan kedamaian di daerah tersebut. 

Di Arrakis juga tinggal orang-orang Fremen, suku di pedalaman Arrakis. Mereka berbagi tempat dengan cacing raksasa yang mereka sebut sebagai Shai-Hulud. Suku Fremen memiliki mata biru yang khas karena lama terpapar rempah yang disebut the Eyes of Ibad (Mata Ibad). Fremen dikenal berbahaya bagi Pemanen Rempah. Bagi orang Fremen, rempah merupakan halusinogen suci yang melestarikan kehidupan dan bermanfaat besar untuk kesehatan. 

Pesawat yang membawa pasukan Atreides menuju Arraki


Planet Caladan

Paul dan ayahnya

Arrakis adalah semesta gurun pasir yang sangat luas. Sumber air bersih di Arrakis ialah dengan memanfaatkan keringat dan air mata, didaur ulang menjadi air minum. 

Alur film ini cukup lambat. Adegan pertempuran antara pasukan Arrakis dan pasukan kekaisaran Salusa Secundus melawan Hakkonen menurut saya kurang seru dan menegangkan. 

Yang memukau adalah efek visual CGI untuk menggambarkan gurun atau Arrakis, sangat indah dengan warna dominan coklat. Sengatan panas gurun seolah-olah bisa tembus dari layar dan menyengat penonton. 






Saya juga suka dengan kostum para pemainnya, sangat futuristik. Zendaya yang berperan sebagai Chani tidak terlalu dominan dan signifikan, ia baru muncul cukup lama di akhir film. Chani adalah gadis suku Fremen yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi Paul. Mungkin sosok Chani akan cukup signifikan di Dune Part II yang rencana akan tayang tahun depan. 






Film ini adalah adaptasi novel fiksi ilmiah dengan judul yang sama karya Frank Herbert yang terbit pada 1984. Sepertinya saya tertarik untuk membaca novelnya biar lebih paham dengan semesta Dune. Saat menonton film ini, di awal cukup membingungkan karena banyaknya istilah-istilah asing seperti nama-nama planet fiksional dan para penghuninya. Mungkin itu salah satu alasan kenapa film ini dibuat lebih lambat agar penonton bisa lebih memahami nama-nama tokoh serta peran mereka dalam film ini. 

"Mimpi bisa jadi cerita bagus. Tapi segala hal penting terjadi saat kita terbangun. Karena saat itulah kita membuatnya terjadi."

(Duncan) 



"Ketakutan membunuh pikiran. Ketakutan itu kematian kecil yang membawa kehancuran. Akan kuhadapi ketakutanku dan kuizinkan itu melewatiku dan melaluiku." 

(Lady Jessica) 

"Misteri kehidupan bukan masalah untuk dipecahkan, tapi kenyataan untuk dijalani. Proses yang tak bisa dipahami dengan menghentikannya. Kita harus bergerak dengan arus proses. Kita harus menyatu. Kita harus mengapung dengan itu."

Comments

Popular Posts