Resensi Buku "Drupadi; Perempuan Poliandris" Karya Seno Gumira Ajidarma


 

Penulis: Seno Gumira Ajidarma 

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 

Tahun: 2017


Sejak menamatkan serial Mahabharata setelah maraton dua bulanan, saya jatuh cinta dengan kisah pewayangan itu. Menonton Mahabharata membuatku memahami silsilah tokoh-tokohnya, yang sebelumnya cukup membingungkan karena terlalu banyak jumlah mereka 

Saya pun ingin tahu lebih banyak lagi tentang Mahabharata dan ingin membaca buku-buku berkenaan dengan itu. Salah satunya adalah buku Drupadi ini. Syukurnya buku ini tersedia di aplikasi iPusnas. 

Drupadi adalah salah satu tokoh dalam Mahabharata favoritku karena dia sosok perempuan terhormat dan tegas. Dalam buku ini, sosok Drupadi sama dengan yang digambarkan dalam serial Mahabharata, hanya ada beberapa perbedaan salah satunya soal asal usul Drupadi. 

Dalam buku ini, Drupadi lahir dari bunga teratai sementara di serial India, Drupadi lahir dari kobaran api. Drupadi adalah anak dari Raja Drupada, yang awalnya sangat ingin punya anak laki-laki sebagai pewaris takhta. Drupadi adalah adik Srikandi dan kakak dari Drestajumena atau Drestayumna. 


"Dewi Drupadi tidak pernah dilahirkan. Dia diciptakan dari bunga teratai yang sedang mekar." 


Susunan kalimat dalam buku ini sangat indah, dari awal pembuka sampai akhir. Begitu juga dengan penggambaran keelokan Drupadi. Kecantikan Drupadi disebut melebihi mimpi, melebihi ekspektasi dan definisi cantik itu sendiri.   

"Kecantikan apakah itu yang bisa melebihi kecantikan mimpi?" 

"Matanya berkilat-kilat melebihi segenap kilatan perhiasan di sekujur tubuhnya, dan ketika ia tersenyum para ksatria seketika itu bagaikan langsung terjerat hatinya, membuat mereka untuk sesaat menjadi lemas tanpa daya." 

"Dewi Drupadi adalah keindahan itu sendiri. Ia tidak pernah mengenakan perhiasan, namun dirinya sendiri adalah cahaya cemerlang." 


Buku ini hanya fokus membahas sosok Drupadi, yang dimulai dari proses sayembara atau pemilihan calon suaminya, pernikahannya dengan Pandawa lima, permainan judi yang meruntuhkan harga dirinya, keterlibatannya dalam perang Baratayudha sampai kematiannya di gunung Mahameru. 

Drupadi bagi saya adalah tokoh feminis klasik atau fiksional. Dia hidup di saat segala sesuatu itu berpusat pada laki-laki dan perempuan hanya dijadikan objek, dikawini hanya untuk produksi anak keturunan dan keputusan dalam hidupnya itu dikendalikan ayah atau suaminya. Drupadi, walaupun digambarkan sebagai seorang istri yang patuh pada suami-suaminya, tapi dia punya sikap tegas, berani bersuara lantang melawan pelecehan yang dialaminya, dan karena itulah dia sangat dihormati para suaminya. Drupadi adalah perempuan yang sangat memahami eksistensi kemanusiaannya. 

"Apakah perempuan diandaikan tidak punya kemauan? Tentu seorang perempuan memiliki kehendaknya sendiri." 


"Aku perempuan dan aku masih manusia, aku tidak akan membiarkan diriku dihina" (Drupadi) 


"Di dunia ini kaum lelaki selalu merasa dirinya paling menentukan. Cobalah kita perempuan mengambil tindakan, maka mereka akan kelimpungan" 

(Drupadi) 


Bagi yang tertarik soal isu feminisme, ini wajib dibaca dan saya sangat merekomendasikan buku ini. Benar-benar sangat nyastra, indah, dan puitis. So far, ini adalah buku bapak Seno Gumira Ajidarma favoritku. 

Buku ini juga banyak berisi pesan-pesan kehidupan khas pewayangan. Tapi ada satu hal yang membuat saya bingung, di serial Mahabharata, Sangkuni itu kakak dari Gandari, tapi di buku ini, Gandari digambarkan sebagai kakak Sangkuni, si manusia licik yang paling kubenci di serial Mahabharata. Apakah Mahabharata versi Jawa berbeda dari India? 

Ada salah satu percakapan antara Drupadi dan Kresna yang saya suka: 

Drupadi: Dunia ini penuh kekerasan, Kresna. Terutama aku, perempuan, yang selalu jadi korban. 

Kresna: Maka memang menjadi pilihan, Drupadi, kita akan menghindari atau menggunakan kekerasan. 


Buku ini bisa dipinjam di aplikasi iPusnas. Highly highly recommended. Selamat membaca! Jangan lupa baca buku!

Comments

Popular Posts