Review Film "Where the Crawdads Sing"

 



Sutradara: Olivia Newman

Pemain: Daisy Edgar-Jones, Taylor John Smith, Harris Dickinson, Michael Hyatt

Tahun: 2022


Saya nonton film ini karena penasaran setelah baca bukunya. Sebelumnya saya sempat menonton salah satu video review di YouTube dan berdasarkan komentar para netizen, mereka tidak puas dengan film ini. Ada yang bilang juga endingnya gak jelas.

Awalnya saya gak berekspektasi terlalu tinggi setelah membaca komentar tersebut. Saya berniat nonton cuma untuk melihat bagaimana penggambaran Tate, tokoh yang paling saya suka di buku. 

Dan setelah nonton saya pikir filmnya bagus-bagus aja, dan filmnya sama persis dengan bukunya, walaupun ada juga bagian-bagian dalam buku yang tidak diceritakan, tapi itu bisa ditolerir karena tidak menghilangkan esensi ceritanya.

Where the Crawdads Sing mengisahkan tentang si Gadis Rawa, Kya Clark (Daisy Edgar-Jones) yang hidup sebatang kara di tengah sebuah rawa dan dituduh membunuh mantan pacarnya, Chase Andrews (Harris Dickinson). Chase ditemukan tewas oleh dua bocah cilik yang bersepeda, jasadnya tertutup lumpur.

Awalnya tidak ada kecurigaan bahwa Chase dibunuh karena tidak ditemukan sidik jari di sekitar TKP. Polisi kemudian menyimpulkan Chase jatuh dari sebuah menara api dan kepala bagian belakangnya terbentur.

Namun kecurigaan muncul setelah di jaket Chase ditemukan sehelai benang merah, yang berbeda dengan warna baju yang sedang dipakainya saat kejadian. Apalagi orang tua Chase juga curiga anaknya tewas bukan karena kecelakaan, tapi dibunuh. Akhirnya polisi membuka penyelidikan.

Kecurigaan utama jatuh pada Kya karena sebelum menikah dengan perempuan lain, Chase pernah dekat dengan Kya. 

Kya kemudian ditangkap dan diadili. Dia dibantu seorang pengacara sepuh di Berkley Cove, Tom Milton (David Strathaim).

Alur film ini sama seperti bukunya, maju-mundur. Diawali dengan penemuan mayat Chase, drama ruang sidang (courtroom drama) kemudian ke masa kecil dan remaja Kya dan selang-seling antara kedua fase tersebut.

Walaupun buku dan filmnya persis sama, tapi di film saya chemistry antara Kate dan Kya itu kurang terbangun dengan baik. Padahal membaca bukunya saya sampai nangis kejer karena sedih banget. Begitu juga dengan penggambaran masa kecil Kya yang sangat sengsara dan hidup dengan seorang ayah yang abusive sebelum ditinggal sendiri oleh semua keluarganya.

Karakter Kya yang pemalu, pendiam, dan takut dunia luar juga kurang masuk dan kurang maksimal dibawakan Daisy, khususnya saat Kya beranjak remaja. 

Saya malah suka dengan penampilan Chase di sini. Menurutku Harris Dickinson bisa mewujudkan sosok Chase seperti yang ada dalam pikiranku, karakter cowok manipulatif, abusive, brengsek. 

Unsur thrillernya memang kurang terasa, karena tidak dijelaskan atau digambarkan bagaimana Chase mati. Begitu juga dalam bukunya, makanya saya pikir buku itu lebih cenderung ke genre romance.

Yang saya suka dari film ini adalah lokasi pengambilan gambarnya. Sangat indah, beserta binatang-binatang khasnya. Menurutku, lebih baik baca bukunya dulu sebelum menonton film ini.

By the way, ini adalah film pertama yang saya tonton di 2023 hehe.

Comments

Popular Posts