Review Film Terbaru Aamir Khan "Sitaare Zameen Par"





Judul: Sitaare Zameen Par

Sutradara: R.S. Prasanna

Tahun: 2025

Pemain: Aamir Khan, Genelia Desmukh, Simran Mangeshkar, Gopi Krishnan Varma, Rishi Shahani, Aroush Datta, Vedant Sharmaa, Naman Misra, Rishabh Jain, Ashish Pendse, Samvit Desai, Aayush Bhanshali


Akhirnya film ini rilis juga di Indonesia dan alhamdulillah bisa nonton. Saya nonton film ini di Plaza Senayan karena di Jakarta film ini hanya diputar di XXI Plaza Senayan dan salah satu mal di Kelapa Gading which is yang kedua ini sangat jauh dari kos.

Sitaare Zameen Par bukan kelanjutan dari film Taare Zameen Par ya. Storylinenya beda tapi masih sama-sama encouraging, heartwarming, dan mengharukan. Dan film ini juga lebih banyak unsur komedinya, banyak scene-scene lucu mengundang tawa, karena emang genrenya itu sports comedy drama.

Film ini mengisahkan tentang Gulshan Aurora (Aamir Khan), seorang pelatih basket yang mendapat hukuman sosial dari pengadilan karena kedapatan nyetir sambil mabuk. Gulshan dihukum melatih para pemuda dengan disabilitas atau disebut neurodiversity (down syndrome dan lain-lain) di sebuah tempat pelatihan khusus orang berkebutuhan khusus.

Dengan berat hati Gulshan menerima hukuman tersebut. Dia sebelumnya malas-malasan melatih 10 pemuda ini yang menurutnya itu gak ada gunanya. Dia di awal meremehkan mereka karena menurutnya percuma saja melatih mereka. 

Tim basket ini bernama Sitaare, terdiri dari Satbir (Aroush Datta), Guddu (Gopi Krishnan), Bantu (Verdant Sharmaa), Hargovind (Naman Misra), Sharmaji (Rishi Shahani), Raju (Rishabh Jain), Sunil Gupta (Ashish Pendse), Karim Qureshi (Samvit Desai), Golu Khan (Simran Mangeshkar), dan Lotus (Aayush Bhansali). Tim ini akan segera mengikuti pertandingan melawan tim pemuda berkebutuhan khusus lainnya.

Tentu tidak mudah melatih mereka dan benar-benar butuh kesabaran ekstra. Seiring waktu, Gulshan mulai memahami setiap anggota timnya setelah lebih mengenal latar belakang mereka yang dikisahkan oleh Kartar Paaji (Gurpal Singh), pengurus di tempat pelatihan anak-anak berkebutuhan khusus ini.

Karakter Aamir di sini beda jauh dengan di Taare Zameen Par, di mana dia menjadi sosok yang sangat bijak dan penyayang. Di sini dia adalah sosok yang agak egois dan sifatnya masih kekanak-kanakan karena berantem mulu sama istrinya, Sunita (Genelia Desmukh). Saya lebih suka karakter Aamir sebagai Ram Shankar Nikhumb di Taare Zameen Par. 

Alur film ini mudah ditebak, namun ada sedikit kejutan di akhir film. Film ini membuat saya tertawa di awal lalu kemudian menangis tanpa henti sampai akhir film. Bukan karena sedih tapi tersentuh dengan ketulusan tim Sitaare yang selalu memandang dunia dan orang-orang sekitarnya dengan positif walaupun terkadang masyarakat kerap meremehkan dan memandang rendah mereka.

Hats off untuk tim Sitaare dan hebatnya lagi, mereka adalah orang-orang yang benar-benar dengan neurodiversity seperti autisme, down syndrome, dan kondisi perkembangan syaraf lainnya. Aamir Khan mengaudisi sekitar 10.000 orang dengan neurodiversity untuk dilibatkan dalam film ini dan terpilihlah 10 orang tim Sitaare yang hebat dengan akting mereka yang natural tapi memberikan kesan mendalam bagi saya sebagai penonton.

Film ini mengajak kita untuk tidak pernah memandang kekurangan orang lain sebagai kelemahan, tapi memang Tuhan menciptakan manusia dengan segala keunikannya, kelebihan, dan kekurangannya. Setiap manusia adalah istimewa dan berharga.

Kalau teman-teman punya keluarga yang memiliki keistimewaan neurodiversity, bisa diajak nonton film ini untuk mengencourage dia bahwa dia pun bisa berprestasi, dia berharga, dan istimewa.

And at the end, film ini berhasil membuat mata saya bengkak keluar dari bioskop huhuhu.



Comments

Popular Posts