WFH Selesai, Kembali ke Jakarta

 

Hometown from above


Pandemi membuat perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan kita. Banyak hal berubah. Muncul normal-normal baru yang belum pernah atau jarang kita lakukan sebelumnya. Semakin ribet dengan berbagai aturan dan protokol yang harus kita ikuti, tapi tetap harus dilaksanakan demi keselamatan kita bersama. 


Tapi ada juga hal yang patut saya syukuri atau semacam blessing in disguise during this pandemic. Kerja dari rumah. Introvert pasti paham ini. Walaupun kadang kangen juga suasana kantor sebelum pandemi. Kerja dari rumah juga membuat pengeluaran berkurang, khususnya pos anggaran pengeluaran untuk transportasi.


Karena pandemi, saya juga bisa pulang kampung dan kerja dari kampung. Bisa lebih banyak waktu sama ibu. Lebih sering kumpul keluarga dan bertemu teman-teman. Saya berada di kampung itu 14,5 bulan. Sebagai anak yang sejak kuliah merantau dan jauh dari rumah, ini rekor terlama saya tinggal di rumah.


Berat sebenarnya meninggalkan ibu saya tapi bos udah minta semua karyawan stay di Jakarta karena akan mulai uji coba kerja dari kantor atau mengembalikan WFO. Ke kantornya pun cuma sekali seminggu, ya sudahlah ya, kita ikuti saja apa mau kantor.


Akhirnya saya kembali ke Jakarta Kamis, 14 Oktober 2021. Dulu pulang kampung ke Lomboknya 25 Juli 2020. Balik ke Jakarta kali ini ribet dan tekor karena mesti PCR, saya kena tarif Rp 625.000, lebih mahal dari rumah sakit umum karena saya PCR di klinik swasta. Waktu itu kuota di rumah sakit umum habis, ya udahlah terpaksa. Pas udah di Jakarta, baru deh harga PCR turun. Duuuh kesel. 


Syarat terbang selain tes negatif PCR, adalah membawa bukti vaksinasi minimal dosis satu. Waktu itu naik maskapai favorit saya, apalagi kalau bukan Garuda Indonesia. Semoga kuat ya Garuda, jangan sampai pailit. Kabarnya Garuda sedang di ujung tanduk. Jujur sedih ini. Semoga tetap beroperasi selamanya. Aamiin. 


Dari rumah untuk pertama kalinya naik Damri, karena gak mau nyusahin ibu dianter ke bandara, apalagi mobil di rumah rusak. Naik Damri juga asyik dan murah. Ibu, nenek, dan bibi nganter sampai di depan Masjid Jami Al Akbar Masbagik, karena nunggu Damrinya di depan Masjid Jami' Al Akbar Masbagik.


Kampung halaman. Masjid Jami' Al Akbar

Sedih. Aku nangis di dalam Damri. :(


Nenek, bibi, aku, ibu. Mengsedih :( Sehari sebelumnya juga udah ziarah n pamit ke makam bapak, kakek nenek dari bapak n kakek dari ibu


Sampai bandara sekitar 45 menit perjalanan dari Masbagik. Bandara sekarang mulai ramai. Kontras banget kalau dibandingkan dengan kondisi waktu pulang kampung Juli 2020. Bersyukur banget, karena orang-orang yang menggantungkan hidup atau bekerja di bandara seperti sopir taksi, porter, dan lainnya bisa semangat lagi cari duit.



See you soon, Lombok :(



Penerapan protokol kesehatan di dalam pesawat masih ketat, cuma jaga jarak sosial sudah tidak berlaku lagi. Satu deret kursi penumpang terisi semua, beda ketika naik pesawat tahun 2020, kursi tengah tak terisi karena penerapan jaga jarak sosial. Sekarang berbeda karena sudah ada vaksinasi dan tes negatif PCR. Jadi penularan virus kecil kemungkinan terjadi.





Waktu naik Garuda di Juli 2020, tak ada inflight meal, hanya saja penumpang dibagikan kotak snack. Alasannya untuk meminimalisir interaksi kru pesawat dengan penumpang. 


Tapi pas kemarin, sudah ada inflight mealnya. Yeaaay. Kemarin dapat menu semacam ayam kecap gitu dan enak. Jujur, ini baru pertama kali makan di atas pesawat dan habis. Ada dua kemungkinan; karena lapar dan karena emang makanannya enak. 



Nyammiii

Yeaaa abiiiis


Enyaaak sih


Sambil menatap awan-awan dan cakrawala, air mata menetes karena sedih inget ibu. Jadi journaling di pesawat sambil menunggu waktu landing. :(






Alhamdulillah mendarat dengan selamat di Soekarno-Hatta, nyari tumpangan gratis ke kos. Eh enggak gratis sih, cuma dapat potongan harga. Waktu beli tiket di Traveloka, bisa klaim gratis antar ke tujuan, tapi setelah dicek ternyata gak full gratis, yang gratis cuma dengan jarak tertentu jadi saya harus nambah harga. It's OK. Mobilnya bagus dan sopirnya ramah, baik, dan pelayanan mbak dari travel yang kerjasama dengan Traveloka itu juga jempolan deh. 


Sampai kos. Beres-beres kamar yang super berdebu setelah ditinggal setahun. Dan siap bekerja lagi demi cuan. Hehehehe


Kos termurah di Jaksel nih hehehe:






Comments

Post a Comment

Popular Posts