Resensi Buku "Gabriela, Cengkih, dan Kayu Manis"

 



Penulis: Jorge Amado

Penerjemah: Ingrid Nimpoeno

Penerbit: Serambi

Tahun: 2014


Buku ini selesai aku baca di penghujung 2023. Tapi baru sekarang aku bikin resensinya hehe.

Aku beli buku ini udah lama banget, dapat yang preloved-nya dari salah satu teman di Facebook. Tapi baru aku baca di 2023 😭😭

Salah satu buku paling tebal yang pernah aku baca, 659 halaman. 

Awalnya membosankan. Banyak sekali tokoh dalam buku ini. Alur ceritanya pun berliku-liku. Tapi di pertengahan baru aku mulai paham apa yang ingin disampaikan buku ini atau cerita intinya.

Walaupun membosankan, tapi aku suka sama terjemahannya. Emang sih Serambi terjemahannya selalu bagus.

Buku ini mengisahkan tentang kehidupan di sebuah kota kecil di Brasil, Ilheus. Ilheus adalah kota penghasil kakao ternama. Banyak orang dari daerah terpencil di Brasil merantau ke kota ini. Di sini juga banyak imigran dari Timur Tengah seperti Suriah dan Turki. Najib salah satunya, seorang pendatang dari Suriah.

Najib adalah salah satu tokoh utama dalam buku ini. Dia seorang pengusaha restoran di Ilheus. Dia kesulitan mencari tukang masak baru setelah tukang masak sebelumnya berhenti dan pulang kampung.

Sampai kemudian bertemulah dia dengan Gabriela. Yang pada akhirnya membuatnya jatuh cinta karena kecantikan dan wangi tubuhnya yang menguarkan bau hangat seperti cengkih.

Gabriela menjadi juru masak di restoran Najib. Gadis tersebut menjadi omongan di kota karena kecantikannya dan juga keahliannya di dapur. Najib sangat takut Gabriela jatuh ke pelukan laki-laki lain, dan akhirnya menikahi gadis dari pedalaman tersebut, walaupun tak disetujui keluarganya.

Tapi cerita dalam buku ini tidak berpusat hanya pada Najib dan Gabriela. Memanasnya suhu politik, persaingan antar calon pemimpin menjelang pemilihan umum juga menjadi bagian dalam cerita ini.

Masyarakat Ilheus juga digambarkan suka bergosip. Topik pergunjingan mereka tak lepas dari isu perselingkuhan warga dan juga politik.

Salah satu gosip hangat yang menjadi bahan pembicaraan seisi kota adalah pembunuhan yang dilakukan Kolonel Jesuino Mendonça. Kolonel ini menembak mati istrinya, Dona Sinhàzinha Guedes Mendonça dan selingkuhannya, dokter gigi Esmundo Pimentel yang masih muda dan tampan.

Salah satu tokoh yang saya suka dalam buku ini adalah Malvina. Seorang perempuan yang ingin bebas, mandiri, dan ingin merantau tapi terhalang izin dari bapaknya. Dia kemudian kabur dari Ilheus setelah dikhianati Romulo, yang memanfaatkannya.

Dia menyadari kesalahannya telah mempercayai Romulo yang berjanji akan mengajaknya pergi keluar kota tapi ternyata dia dibohongi. Dia pun memutuskan kabur sendiri. Dia sebelumnya ingin bunuh diri di laut, tapi kemudian dia sadar tidak boleh melakukannya hanya karena seorang laki-laki pengecut seperti Romulo.

"Kenapa membatasi diri dengan komitmen, dengan kewajiban besar? Kenapa tidak pergi dengan kedua kakinya sendiri, seorang diri? Itulah yang akan dilakukannya. Namun, bukan melalui pintu kematian. Dia ingin hidup dan hidup dengan bergairah, sebebas lautan yang tak terbatas. Dia memungut sepatunya, menuruni bebatuan, dan mulai menyusun rencana dalam benaknya. Dia merasa tubuhnya seringan udara. Bagian terbaik dari semuanya ini adalah ketidakdatangan Rômulo. Bagaimana mungkin dia bisa hidup dengan seorang pengecut?"

Buku ini membawa kita berjalan-jalan menelusuri sebuah kota kecil, melihat aktivitas dan kehidupan masyarakatnya, dinamika di dalamnya dan perkembangannya. Ada bagian-bagian yang diceritakan dengan muram, ada juga dengan humor.

Walaupun di awal agak membosankan, tapi makin ke tengah, semakin seru dan bikin penasaran.

Kalau boleh kasih rating, buku ini 7,5/10. 

Selamat membaca! Xoxo!

Comments

Popular Posts