Resensi Buku "Utukki; Sayap Para Dewa"

 



Penulis: Clara Ng

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun: 2006


Mitologi 7000 tahun lalu yang dipadukan dengan latar kehidupan manusia modern. Begitulah inti kisah dari buku ini.

Tokoh-tokohnya terdiri dari dewa-dewi peradaban Mesopotamia, sekitar tahun 5000 SM.

Ada keterkaitan antara dewa-dewi tersebut dengan dua tokoh buku ini yang hidup di zaman modern di pusat kota Jakarta.

Celia dan Thomas adalah dua muda-mudi yang terjebak dalam karma masa lalunya. Celia di masa lalunya adalah Enka, anak manusia dari Mesopotamia yang jatuh cinta pada monster perempuan Utukki bernama Nannia. Thomas di masa lalunya adalah Nannia.

Delapan monster Utukki adalah anak dari Dewa Anu dan Dewi Antu. Anu adalah Dewa Langit atau Raja Dunia-Atas. Bangsa Sumeria memanggilnya Dewa An. Sementara Antu dikenal sebagai dewi Bumi, makhluk tembus pandang yang tak berwarna.

Celia dan Thomas adalah murid di sekolah Santo Francis, Jakarta. Keduanya saling jatuh cinta tapi kemudian Celia tiba-tiba menghilang, diculik Dewi Ishtar (Dewi Cinta, Kesuburan, dan Perang). Ishtar tidak rela keduanya menyatu karena di masa lalu dia pernah jatuh cinta sama Enka, yang sekarang hidup kembali menjadi Celia.

Thomas yang masih hidup di Bumi berusaha menemukan dan menyelematkan Celia. Namun kemudian banyak hal aneh menimpanya. Di dunia nyata dia ditemukan dengan fakta bahwa ternyata Celia itu tidak pernah ada. Tidak pernah ada di sekolahnya murid bernama Celia. Dia pun diduga mengalami halusinasi.

Jujur aja aku kurang suka sama eksekusi buku ini. Ceritanya lumayan bagus, tapi berbelit-belit dan ada bagian-bagian yang tidak dijelaskan dengan tuntas. Misalnya kenapa tidak dijelaskan kenapa Celia tiba-tiba terlupakan atau bahkan terhapus dari ingatan keluarganya. 

Thomas juga tiba-tiba berubah jadi kucing setelah dia diserang dengan tiba-tiba oleh kekuatan langit dan kembali lagi jadi manusia setelah beberapa lama. Aseeeeli kocak batssss wkwkwkw

Bagian Naeva dan Adam, dua mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika tidak terlalu signifikan atau relevan dengan tokoh utama buku ini. Sebenarnya bisa ditiadakan atau dibuat kisah sendiri karena saya lebih suka kisah mereka berdua sebenarnya, khususnya di bagian akhir.

Adam ini mahasiswa sejarah yang suka mitologi dan sejarah peradaban kuno, itu aja hubungannya. Selebihbya cuma memperpanjang cerita jadi berbelit-belit dan hanya intermezo saja.

Kalau tema ceritanya saya suka karena berkaitan dengan mitologi dan peradaban kuno. Soal eksekusi cerita kurang dan ada bagian-bagian yang menurut saya tuh lebay, pas bagian dialog Dewa Marduk dan Celia. Marduk adalah dewa setengah anjing setengah naga, salah satu dewa penting di Babylonia. Marduk diyakini sebagai pencipta Dunia-Atas dan Dunia-Makhluk-Hidup.

Untuk rate, saya kasih buku ini rate 5/10.

Jangan lupa baca buku! Xoxo

Comments

Popular Posts