Nanas Goreng dan Sore yang Syahdu di Tempasan

 


Menemukan lagi tempat favoritku di Lombok. Tempat nongkrong dan bookdate. Menurutku ini another heaven for introvert sih.

Aku sudah lama tahu tempat ini, bahkan sejak zaman pandemi. Tapi aku belum sempat ke sana. Dan akhirnya baru kesampaian ke sana tahun 2024 hehe.

Kalau aku tinggal di Lombok, aku bakal sering ke sini. Karena aku sering banget butuh waktu untuk sendiri, sekadar duduk baca buku sambil ngemil.

Karena berada di desa Tempasan, kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, nama tempat ini Aranka Tempasan. Lokasinya kek di countryside gitu lah hehe, berada di ujung jalan dan di bawahnya sungai. Dari jauh pun suara deras aliran air sungai bisa terdengar.




Aku ke sini sama temanku, Nida. Kami berangkat sekitar jam 16.30. Enggak terlalu jauh sih dari rumah. Jalannya lumayan bagus, walaupun ada juga beberapa bagian jalan yang rusak. 

Jalan ke tempat ini juga gak sepi-sepi banget karena kita melewati rumah-rumah penduduk. Kita juga akan melewati kebun nanas. 

Saat tiba, di sana cuma ada beberapa orang. Ada seorang bapak-bapak dan istrinya, dan ada dua mbak-mbak yang juga hari itu nongkrong di situ. Tempat favoritku banget yang enggak terlalu ramai begini, mungkin karena kami datangnya juga udah lumayan sore.

Sepi dan suasananya syahdu. Di depan kami terhampar persawahan yang luas. Jika tidak mendung, puncak Gunung Rinjani juga bisa terlihat dari tempat ini.

Di sini sebenarnya vila, ada beberapa unit vila dengan harga sewa sekitar Rp550.000 per malam. Vilanya dibangun dari bambu gitu. Tapi selain vila, di sini juga tempat nongkrong, semacam kafe outdoor gitu. Pilihan makanannya juga ada snack dan makanan berat.






Sore itu, aku dan Nida pesan makanan ringan. Surprisingly, aku menemukan menu nanas goreng. Gak salah sih ada menu ini karena di desa ini banyak kebun nanas. Aku menduga nanas ini hasil kebun petani setempat.

Aku pun pesan nanas goreng dan taco gitu. Nanas gorengnya enak, cuma enggak manis. Taco yang aku pesan juga enak, kerasa pedas ladanya. Harga makanannya juga standar, enggak terlalu mahal.



Dari tempat kami duduk, kita juga ditemani alunan suara air dari sungai di bawah. Ada juga warga sekitar sedang mandi di sungai ini. 

Kalau siang sepertinya di sini panas karena ruang terbuka. Sore menurutku waktu paling pas untuk ke sini atau bisa juga pagi.

Di sini juga dilengkapi musala dan peralatan salat. Tempatnya juga bersih. Rimbun. So serene and calming. I'll be back on my next homecoming for sure, InshaAllah.




Comments

Popular Posts