Review Series "Heeramandi: The Diamond Bazaar"




Sutradara: Sanjay Leela Bhansali

Pemain: Manisha Koirala, Aditi Rao Hydari, Sonakshi Sinha, Richa Chadha, Sanjeeda Sheikh, Sharmin Segal, Taha Shah Badusha, Farida Jalal, Fardeen Khan

Tahun: 2024

Jumlah Episode: Delapan



"QUEENS DON'T REBEL. THEY WAGE WAR!"


Kutipan itu adalah kalimat pamungkas Mallikajaan (Manisha Koirala) di episode terakhir series ini. Kalimat itu mengena banget buat saya dan maknanya agung, tegas, indah dan powerful.

Ini adalah salah satu series terbaik yang saya tonton. Bener-bener bikin bengong di endingnya karena menurutku powerful banget. 

Heeramandi mengisahkan tentang kehidupan para tawaif (courtesan) atau wanita penghibur/PSK di Heeramandi, sebuah distrik red light di Lahore, zaman sebelum partisi India dan Pakistan.

Mallikajaan adalah ketua para tawaif, yang tinggal di Shahi Mahal. Dia penguasa di sana. Mallikajaan punya dua anak perempuan; Bibbojaan (Aditi Rao Hydari) dan Alamzeb (Sharmin Segal). Dia juga tinggal bersama adiknya, Waheeda (Sanjeeda Sheikh) dan anak angkatnya, Lajjo atau Lajwanti (Richa Chadha). Semuanya merupakan tawaif, kecuali si Alamzeb yang belum debut karena paling muda.

Mallikajaan adalah sosok yang sangat ditakuti karena dia bisa melakukan apapun untuk memenuhi keinginannya. Namun ternyata di balik sosoknya yang 'jahat' itu, dia menyimpan luka dan aib masa lalu yang pelan-pelan terbongkar dengan kedatangan kembali keponakannya, Fareedan (Sonakshi Sinha).

Fareedan adalah anak dari kakak Mallikajaan, Rehana yang juga diperankan Sonaksi. Dulu Rehana adalah ketua di Shahi Mahal. Fareedan datang untuk membalas dendam dan ingin mengambil alih Shahi Mahal dari tangan Mallikajaan.

Series ini juga berlatar belakang perjuangan kemerdekaan India melawan penjajah Inggris. Para nawab atau bangsawan atau pangeran banyak yang bersekutu dengan Inggris ketika itu. Para perempuan di Heeramandi punya andil dalam perjuangan kemerdekaan tersebut, berjuang diam-diam bersama para revolusioner walaupun kemudian harus ada nyawa yang dikorbankan.

Dalam series ini, penampilan Manisha Koirala yang sangat menakjubkan. Saya takjub banget sama aktingnya, setelah lama sekali enggak nonton film beliau yang lain. Menurutku sosok Mallikajaan ini juga cocok dibawakan Tabu. 

Yang paling saya gak suka adalah penampilan Sharmin Segal. Benar banget kata para netizen di media sosial yang mengkritik penampilannya, ekspresinya selalu datar dalam keadaan apapun mau jatuh cinta, sedih, ketika pertama kali ketemu Tajdar (Taha Shah Badusha), saat Tajdar mati. Semuanya sama, ekspresi datar wkwkwkwkw. 

Tiap dia muncul pengen gue getok aja nih layar buat nontonnya karena sekesal itu gue lihat si Sharmin Segal ini. wkwkwkw

Set film ini juga sangat megah, didominasi warna keemasan. Seperti biasa bagaimana setnya Sanjay Leela Bhansali; warm, glittery, lavish. Saya juga suka dengan kostum-kostum para pemainnya, so lovely and regal!

Dialog-dialognya juga sangat puitik. Indah pokoknya. 

Kudu nonton series ini, buruuuu! Saya juga mau nonton ulang episode terakhir karena suka banget.

Out of the topic, menonton ini mengingatkan aku akan Palestina. Kenapa? Karena series ini kan ada unsur perjuangannya. Nah aku jadi bertanya-tanya, mengapa banyak artis India bungkam soal genosida di Gaza. 

Seharusnya para pemain di series ini juga minimal speak up soal genosida di Gaza karena nilai-nilai yang mereka sampaikan dalam series ini juga sama-sama menentang dan melawan penjajahan. Rakyat yang melawan penjajah dicap teroris, sama seperti kelompok perlawanan Palestina di Gaza yang dianggap teroris sama Barat.

Setahuku yang sering speak up soal Gaza di platform media sosialnya adalah Richa Chadda, yang lain aku kurang tahu. Itu juga salah satu alasan aku nonton karena Richa Chadha.



"We are like the moon, which can be seen through windows, but it never enters someone's house. Us tawaifs are the queens of Lahore. Every nawab, every king salutes at our door." (Mallikajaan)

Pokoknya, menyala bu Mallika!!!!

Comments

Popular Posts